Happy reading
Hari ini Al kembali bersekolah seperti biasa, kali ini ia berangkat lebih pagi. Al begitu penasaran dengan apa yang diceritakan oleh sahabat-sahabatnya kemarin.
Sreeetttt!
Al merem motornya mendadak karena seekor kucing yang baru saja melintas tepat didepan motornya. Ia memegang dadanya karena terkejut luar biasa dan melihat kearah larinya kucing tersebut. Namun, bukan kucing itu yang menjadi perhatiannya tapi gerak-gerik seseorang diseberang jalan sana yang tampak sangat mencurigakan. Mobil hitam dengan kaca gelap yang sedikit diturunkan itu, seperti sedang mengawasi sesuatu. Dan orang didalamnya tepat memandang kearah Al. Bergegas Al menyingkir dan menjauh dari pandangan orang ada didalam mobil tersebut.
Namun rupanya bukan Al yang menjadi objek perhatiannya. Al kembali mengarahkan pandangannya pada objek yang menjadi perhatian orang tersebut. Tampak rumah sederhana dengan taman bunga yang ditata apik oleh pemiliknya. Rumah itu memberi kesan yang nyaman dan membuat betah pemiliknya bahkan sangat enak dipandang mata.
Disisi lain, mobil hitam itu adalah mobil Riyan yang sedang menunggu keluarnya Alis dari dalam rumahnya. Sudah beberapa hari sejak kejadian ditaman waktu itu, Riyan tidak pernah lagi memantau Alis. Bahkan selama 2 hari tersebut ia pergi ke Kalimantan karena ada beberapa proyek yang perlu ditinjaunya.
Sudah sejak 35 menit yang lalu ia berhenti disitu, bahkan fokusnya pun hanya pada pintu rumah Alis.
Tidak berapa lama, muncul Alis dari dalam rumahnya. Ia menenteng sebuah buku ditangan kanannya. Kali ini ia tidak menaiki sepedanya, karena sepedanya rusak total dan ia harus menggantinya dengan yang baru.
Alis berjalan menuju kearah halte yang tidak jauh dari rumahnya. Hanya memakan waktu 7 menit berjalan kaki untuk mencapai halte tersebut. Alis tidak memperhatikan suasana disekelilingnya, ia tidak tahu kalau sedang diawasi oleh dua pasang mata.
Tidak jauh dari Alis berada, Al tampak sangat terkejut. Bahkan matanya sampai membola ingin keluar. Ia tidak menyangka kalau ternyata rumah itu adalah rumah yang ditempati gadis aneh tersebut. Mata Al tampak bergantian menatap Alis dan seseorang didalam mobil hitam tersebut.
Al tampak geram dengan tingkah Alis yang tidak perduli dengan sekitarnya, bahkan sampai hal yang membahayakan nyawa seperti ini ia tidak tahu.
"Dasar! Gadis itu tidak peka kalau ia sedang dalam bahaya." Al tampak berdecak sambil tetap melihat kearah Alis yang memasuki bus.
Mobil Riyan pun berlalu setelah Alis menghilang dari pandangannya. Ia meneruskan perjalanannya menuju kekantornya.
Sedangkan Al kembali memacu motornya menuju kearah sekolahnya. Sepanjang perjalanan, ia hanya memikirkan tentang Alis dan sesuatu yang menurutnya sangat aneh.
Apa mungkin Alis sedang punya hutang pada renteiner sehingga ia terus diawasi agar tidak bisa kabur?
Pertanyaan terus bermunculan memenuhi benak Al. Ia begitu penasaran dengan sosok Alis. Alis itu seperti secuil debu, ia tidak terlihat kalau tidak peka.
Al menatap kearah sahabatnya. "Lebih baik kita kekelas saja sekarang. Nanti aku ceritakan tapi bukan disini."
Ketiga sahabatnya mengerutkan dahinya dan saling memandang. Namun mereka sangat tahu bahwa sesuatu yang akan disampaikan oleh Al adalah sesuatu yang sangat penting sehingga ia memilih tempat yang tepat untuk membicarakannya.
Mereka beriringan menuju kelas dengan pikiran masing-masing.
Jessica yang berada diparkiran tampak melongo melihat Al yang melewatinya begitu saja. Bahkan lelaki itu tidak menoleh sedikitpun padanya. Ia tampak geram dengan geng lelaki tampan tersebut, namun ia tersenyum miring setelahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Layangan Kertas ( Cinta Tak Biasa)
Teen FictionGadis dengan julukan 'Malaikat penjaga neraka' yang selalu menghindari keramaian juga senyuman. Dengan sisi keanehan. Jangan lupa vote and commentnya ya...