14.Hadiah

220 18 9
                                    

"Ima...ima gue minta maaf,kemarin tuh diluar dugaan tiba tiba si donang jatuh terus dia--"Witan terus memberikan pengertian pada Risma supaya tidak marah kepadanya.

"Witan ima ngerti ko,udah ya jangan ngomong lagi,ima laper mau makan."
jawab Risma

"Seriusan?sebagai permintaan maaf ima gue traktir deh sepuasnya."

"Beneran?asik."jawab Risma senang

Wirda dan Adiba yang duduk dibelakang meja Witan dan Risma pun saling berpandangan.

"Sakit tak berdarah."gumam Adiba sedih

Wirda merasa iba melihat Adiba.
"udahlah,lu harus lupain Witan mending sama Egy."

"Lu ngomong gini biar bisa deketin Witan kan da."

"What?ngapain juga gue deketin dia."

"Gue juga punya niat gitu ko,lagian ngapain juga berharap sama Witan."

"Betul tuh,mending sama Egy yang jelas jelas sering care sama lu."

"Tapi da,abang gue ga suka kalo Egy deket deket sama gue gimana dong?"

"Bang gara?"

"Iya,dia pasti ngomel dan bakal ngaduin ini ke bunda."

"Emangnya kenapa"

"Ggue ga tau."

"Coba deh gue tanya ke bang zai,
mudah mudahan dia tau alasan bang gara ga suka liat lu sama Egy."ucap Wirda memberikan solusi

"Makasih ya da."

Wirda tersenyum."sekarang kita makan."ucap Wirda mengaduk bakso yang baru saja diberikan  mba Dian penjual bakso disekolah mereka

"Makasih ya mba."ucap Adiba tersenyum

"Di habisin saya ga mau liat sisa."ucap mba Dian dengan logat jawa yang kental

"Siap mba."ucap Wirda mengacungkan jempolnya

Mba Dian tersenyum lalu pergi melayani para siswa lainnya.

"Btw kaki lu kenapa da?lu belum cerita ke gue juga."tanya Adiba

"Gapapa kesleo dikit,Wirda kan strong jadi ga kerasa sakitnya."

Adiba melirik sinis."sesungguhnya Allah tidak menyukai sifat sombong karna itu sifat setan."

"Asstagfirullah diba,Wirda khilap."
ucap Wirda tertawa.

⚽🎧

"Bang zai tungguin ya ampun cepet bangat nih bocah jalannya,udah tau kaki adeknya lagi kurang sehat."
gerutu Wirda

"Wirda jalannya cepetan dikit,gue mau pulang udah laper."teriak Firza menengok kebelakang

"Ayo gue bantu."ucap Rafli memapah Wirda.

Wirda mengangguk tersenyum.

"Makasih ya mpi."

"Seneng kan lu di tolongin sama Rafli."ucap Firza menatap sinis Wirda

"Jelas dong,Rafli lebih pengertian dibanding lu abang gue."

"Lu berat da."ucap Firza ngeles

"Badan kecil gini dibilang berat.udah deh mpi gue jalan sendiri ajah."

"Beneran nih?"

               2W                                               (Witan Sulaiman)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang