Rania dan ketiga temannya telah berganti baju dan kini mereka berada di kasur masing-masing. Dua kasur dengan ranjang dan dua kasur yang lain ada di lantai. Mereka ada yang memainkan ponsel, ada yang tidur-tiduran, sedangkan Rania, tangannya sibuk menyisir rambutnya yang panjang tapi pikirannya gak fokus pada rambutnya.
"Rania jangan ngelamun." Nita memperingatkan.
"Rania kenapa sih ?" tanya Lia.
Rania meletakkan sisirnya lalu mengambil kertas oren di saku almamaternya. Kemudian kertas itu ia lempar ke lantai. "Tadi pas dari pantai ada yang ngasih aku gituan sama sekotak susu coklat. Tapi aku gak tau si R itu siapa ?"
Tanpa babibu Dinda langsung mengambil kertas itu dan membaca pesan yang tertulis disana. "Aku kayak pernah lihat tulisan ini."
Mendengar itu Rania langsung berubah ekspresinya seperti baru menemukan sesuatu. "Dimana Din ?"
"Kalau gak salah di bindermu."
Rania diam. Ia mencoba mengingat siapa saja yang pernah menulis di buku bindernya dengan nama inisial R. Tapi hanya ada satu nama yang muncul di ingatannya, yaitu Reza. Tiba-tiba Rania menjerit, "ENGGAKKK."
"Astagfirullah haladzim Rania udah malem ini. Jangan teriak-teriak" Lia memperingatkan.
"Hehehe maaf Li. Itu tadi reflek." Rania nyengir kuda lalu mengambil kertas dari tangan Dinda.
Kemudian Lia teringat akan sesuatu. "Eh iya Ran, kamu belum cerita soal yang tadi sore."
Rania mengambil sebotol air mineral yang berada tak jauh darinya lalu meminumnya. Setelah itu ia menceritakan kejadian tadi sore di depan pintu kamarnya, kejadian yang mampu membuat jantungnya berdegup kencang, kejadian yang sangat memalukan.
"Seriusan Reza ngelakuin itu ? Sweet banget Ran. Trus kamu gimana ? Deg-degan gak ?" Kata Dinda setelah mendengar cerita Rania.
Rania membuka mulut hendak menjawab tapi keburu ada suara pintu diketuk. "Biar aku yang bukain." kata Lia yang kemudian pergi membuka pintu.
Tak lama kemudian Lia kembali dengan membawa kantong kresek berwarna putih. Lalu ia memberikan kantong tersebut kepada Rania. Karena pada salah satu sisinya terdapat kertas berwarna oren yang bertuliskan
Untuk Rania
Rania segera membuka kantong tersebut. Didalamnya ada 1 bungkus snack keripik kentang dan sekotak susu coklat. Lagi-lagi ada kertas kecil berwarna oren pada bungkus keripik kentang yang bertuliskan
Biasanya saat kegiatan seperti ini seseorang akan sulit tidur di malam pertama. Kalau kamu gitu juga, semoga snack ini bisa menemani kamu.
Ah sial, kapan aku bisa jadi seperti snack ini dan ketua kelompokmu ?
- R
Sebuah senyuman muncul di wajah Rania. Meski ia masih penasaran siapa si R sebenarnya. Sontak hal ini membuat ketiga teman Rania ingin menggodanya.
"Cie si R lagi." kata Nita.
Tiba-tiba Rania berdiri dan menyambar kerudungnya lalu mengenakannya tanpa menyematkan jarum pentul dibawah dagunya sehingga hanya sekedar menutupi rambutnya. Lalu ia pergi keluar kamar. Tapi suasana diluar sangat sepi. Ia memutuskan untuk mengecek ke arah timur. Ia berharap dapat menemukan jejak si pengirim snack. Baru berjalan beberapa langkah ia merasakan ada seseorang dari arah barat. Hal ini membuat Rania balik badan menghadap barat. Ia melihat seseorang dengan jaket berwarna biru denim dan topi berwarna hitam berjalan menuju tangga. Rania mengikuti orang tersebut. Ia mempercepat langkahnya. Tapi sepertinya orang itu tahu jika ada yang mengikuti maka ia mempercepat langkahnya bahkan hampir berlari.
KAMU SEDANG MEMBACA
ARRA (END)
RomanceARRA Antara Reza, Rania, Arfi Sebuah kisah perjalanan Kuliah Kerja Lapangan (KKL) yang mana suka, duka, bimbang, ragu tercampur didalamnya. Ini bukanlah kisah cinta segitiga. Lantas apa yang terjadi antara Reza, Rania, dan Arfi ? Temukan jawabannya...