3 tahun kemudian...
Kehidupan seseorang tidak selamanya berjalan mulus. Pasti ada halangan dan rintangan yang menghadang. Begitu juga dengan kehidupan Rania. Ketika ia lulus kuliah, ia mendapat amanat dari papanya untuk mengelola satu dari dua bisnis keluarganya, yaitu cafe. Walau sebenarnya Rania ingin melanjutkan kuliah dan meraih gelar Magister. Tapi Rania merasa tidak enak. Mungkin inilah saatnya untuk mengikuti kemauan papanya. Mengingat sejak kecil papanya selalu menuruti keinginannya perihal pendidikan.
Ketika jam makan siang Mico Cafe ramai pengunjung bahkan hingga malam hari. Mico Cafe adalah bisnis yang dikelola Rania. Tak jarang Rania membantu melayani pelanggan meski sudah ada beberapa pegawai disana. Berhubung ia tidak ada kesibukan yang lain jadi ia banyak menghabiskan waktu di cafe.
"Menu spesial minggu depan apa nih Mas Ben ?" tanya Rania pada salah satu pegawai bagian dapur. Setiap minggu Mico Cafe selalu memiliki menu spesial yang berbeda dan hanya tersedia selama satu minggu tersebut. Hal ini dilakukan Rania agar pengunjung Mico Cafe tidak bosan dengan variant menu yang ada, juga menjadi daya tarik bagi konsumen.
"Gimana kalau PRT mbak ? Pizza Roll Tuna." Jawab Mas Ben. Ia adalah pegawai senior bagian dapur. Ia juga menjadi orang kepercayaan Rania dalam menyusun menu spesial mingguan.
Rania belum memberikan tanggapan. Ia masih memikirkan usulan Mas Ben. Lalu Mas ben berkata lagi, "Rencananya nanti sore aku mau coba bikin sama Ruli."
Akhirnya Rania menanggapi, "Hmm... oke. Tapi bisa kan dijual dengan harga yang gak lebih dari 50.000 ? ingat loh batas harga menu spesial kita gak lebih dari 50.000."
"Inshaallah bisa mbak." Jawab Mas Ben.
Rania mengacungkan jempolnya. "Oke mantap, aku tunggu hasil percobaannya nanti sore."
"Oke siap mbak." Kata Mas Ben. Lalu Rania pergi ke ruangannya yang berada di lantai dua cafe.
***
Sementara itu, Reza bekerja di salah satu perusahaan swasta sebagai desain grafis setelah lulus kuliah. Tidak sejalan memang dengan jurusan kuliahnya dulu. Tapi itu tidak masalah baginya karena ia memiliki kemampuan dibidang desain grafis. Selain itu, selama pekerjaannya itu baik dan halal maka tidak ada masalah baginya.
Reza masih sibuk di depan komputer. Tangan kananya lihai menggerakkan mouse kesana kemari. "Itu desain buat produk baru ?" kata seorang teman Reza yang tiba-tiba datang.
Sontak reza terkejut. "Eh Vito. Iya nih, tapi belum selesai. Bingung aku." Kata reza.
"Mendingan istirahat aja dulu. Udah jam 12 nih. Yuk sholat dhuhur sekalian cari makan." Kata Vito.
"Ya udah deh, tapi aku beresin ini dulu ya." Jawab Reza seraya menunjuk ke komputernya.
"Yoi bro. Aku tunggu di bawah ya." Kata Vito yang kemudian melenggang pergi dari ruangan Reza.
Sementara itu Reza mengimpan file-file pekerjaannya, juga merapikan meja kerjanya. Tak lupa ia mematikan komputer sebelum menyusul Vito. Selang beberapa menit kemudian mereka bertemu di lantai dasar. Pertama mereka pergi ke musholla yang ada disana. Setelah melaksanakan sholat dhuhur mereka pergi makan siang di suatu tempat.
Sambil menunggu pesanannya datang, Reza membalas beberapa pesan dari teman-teman kuliahnya. Meski sudah tidak lagi bersama tapi ia masih menjaga komunikasi dengan teman-teman kuliahnya. Termasuk pada 'seseorang'.
***
"Permisi pak, ini tugas makalah kelas 10 IPS-2." Ucap seorang siswa yang kemudian meletakkan tumpukan makalah yang dibawanya ke meja gurunya.
"Oh iya, terima kasih ya." Ucap pak guru pemilik meja.
"Sama-sama pak, permisi." Ucap siswa tersebut lalu mencium tangan gurunya sebelum pergi.
Setelah siswanya pergi, pak guru itu menghela nafas melihat tumpukan makalah yang ada di mejanya. "Koreksi besok aja lah itu. Nanti koreksi ulangan harian kelas 11 di rumah." Gumam pak guru itu. Lalu ia merapikan mejanya karena sudah tidak ada jam mengajar lagi.
Salah seorang Pak guru melewati depan mejanya dan menyapa, "Pak Arfi, saya duluan ya."
"Oh iya pak." Balas pak guru yang bernama Arfi seraya tersenyum.
Ya, Arfi kini menjadi seorang guru di salah satu SMA swasta yang ada di kota kelahirannya, Bojonegoro. Menjadi tenaga pendidik sebenarnya bukan cita-cita Arfi. Tapi gelar sarjana pendidikan yang ia raih sepertinya akan sia-sia jika tidak dimanfaatkan. Bukan hanya gelar tersebut, tapi juga ilmu-ilmu yang sudah ia dapat selama di bangku perkuliahan. Maka, ketika ada lowongan mengajar geografi di salah satu SMA swasta ia mencoba untuk melamar dan hasilnya ia diterima. Jadilah ia seorang guru geografi di SMA swasta tersebut.
Sebenarnya Arfi ingin berbisnis. Tapi karena keterbatasan modal membuat Arfi tidak bisa mewujudkan keinginannya itu. Hal itu tidak menjadi penghalang bagi Arfi untuk menjemput rezeki dari Yang Maha Kuasa. Ia mencari informasi sebanyak-banyaknya mengenai lowongan pekerjaan. Meski tidak mudah mencari lowongan pekerjaan yang kriterianya sesuai dengan dirinya, tapi Arfi tidak patah semangat.
***
To be continue...
Hai hai readers apa kabarnya nih ? Udah ada yang mulai aktifitas normal atau masih di rumah aja nih ? Kabarnya kan akan diterapkan New Normal. Saranku sih jangan keluar rumah kalau gak terlalu penting. Kalaupun keluar rumah pakai maskernya dan bawa handsanitizer karena keduanya menjadi alat perlindungan diri dari virus covid 19. Stay safe semuaaa
Author kangen nih sama kalian hehehe...
Minggu ini satu part aja ya updatenya hehe karena minggu lalu kan udah 2 part. Ga ding, sebenarnya minggu ini aku pingin dua part juga tapi part yang setelah ini mau aku tambahin sesuatu. Berhubung sesuatunya itu belum siap jadi mau aku up minggu depan aja. Harap bersabar ya readers Arra kesayangan author.
Oke segitu aja update cerita hari ini. kalau kalian suka sama ceritanya jangan lupa vote, coment, and share cerita ini ke teman-teman kalian.
See you next part...
KAMU SEDANG MEMBACA
ARRA (END)
RomanceARRA Antara Reza, Rania, Arfi Sebuah kisah perjalanan Kuliah Kerja Lapangan (KKL) yang mana suka, duka, bimbang, ragu tercampur didalamnya. Ini bukanlah kisah cinta segitiga. Lantas apa yang terjadi antara Reza, Rania, dan Arfi ? Temukan jawabannya...