Day Two (2)

48 13 1
                                    


Suara musik memenuhi ruang bis. Terlihat wajah-wajah lelah pada beberapa peserta dan panitia KKL. Beberapa ada yang sudah terlelap dan ada juga yang matanya masih terjaga.

"Rania makasih ya." Ucap Arfi sambil mengulurkan buku catatan kecil milik Rania.

Rania menerima buku tersebut. "Oh iya sama-sama Fi." Lalu ia memasukkan buku tersebut ke dalam tas selempangnya. Tak lama kemudian ponselnya berbunyi dan muncul sebuah notifikasi pada layarnya. Rupanya ada pesan masuk. Rania pun membukanya.

Dari : +62xxxxxxxxxxx

Begitu turun dari bus temui aku di sekitar halte yang dekat dengan parkiran bus. Aku pakai celana jeans dan kaos polo berwarna hitam. Ada yang harus dibicarakan. Penting. -R

Ha ? Apa-apan sih orang ini, kenal aja enggak, batin Rania.

Kemudian Rania membalas pesan tersebut.

Untuk : +62xxxxxxxxxxx

Kenapa gak sekarang aja ngomongnya ?

Satu menit kemudian muncul balasan.

Dari : +62xxxxxxxxxxx

Enakan ngomong langsung

Kali ini Rania tidak membalas. Tunggu... celana jeans dan kaos polo warna hitam. Reflek Rania menoleh ke kiri. Pakaian Arfi hari ini persis dengan yang disebutkan Si R misterius. Jangan-jangan...

***

Setelah menempuh sekitar 2 jam perjalanan akhirnya kedua bis tiba di malioboro. Para mahasiswa turun satu-persatu. "Rania mau beli apa disini ?" tanya Rizki ketika sudah turun dari bis.

"Gak tau. Tapi kayaknya aku gak bisa bareng kalian deh. Soalnya aku ada janji sama orang lain." jawab Rania.

"Hayoo siapa Ran ?" goda Lia.

"Teman." Jawab Rania.

"Ya udah kalau gitu kita jalan duluan ya." Pamit Nita.

"Oh iya iya." Kata Rania. Kemudian Nita, Lia, Rizki, Dinda, dan Tika pergi meninggalkan Rania.

Setelah dirasa teman-temannya sudah pergi jauh, Rania mulai mencari keberadaan Si R. "Mana sih dia ?" Rania pergi ke halte yang dimaksud Si R. Disana ia mendapati dua orang laki-laki dengan outfit yang sama yakni celana jeans dan kaos polo warna hitam tengah mengobrol.

"Sore." Sapa Rania dan membuat kedua orang itu menoleh ke arah Rania. Betapa terkejutnya Rania saat melihat wajah kedua orang tersebut.

"Loh Rania." Kata salah seorang yang ternyata Arfi.

"Ka... kalian ? Ngapain disini ?" Rania kebingungan. Ia tak harus bagaimana sekarang. Tetap mengikuti permainan Si R atau mengabaikannya. Ia yakin salah satu dari mereka pastilah Si R.

"Aku gak ngapa-ngapain. Tapi kalau Reza katanya nunggu teman. Iya kan Za ?" ucap Arfi yang diakhiri dengan menatap Reza.

"Iya benar. Kamu sendiri ?" kata Reza mencoba bersikap sebiasa mungkin guna menyembunyikan rencananya agar tidak diketahui Arfi.

"Tadinya aku pikir kalian teman lamaku. Ternyata bukan. Kalau gitu aku jalan-jalan dulu ya." Ucap Rania lalu balik badan dan melangkah meninggalkan mereka.

Baru dua langkah, Arfi memanggil Rania dan membuat Rania berhenti lalu menoleh ke arah Arfi. "Kenapa ?"

"Boleh aku temani ?" tanya Arfi. Sedangkan Rania tidak menjawab. Ia melihat ekspresi Reza. Ada bagian kecil dari hatinya yang berharap bahwa Reza akan ikut. Melihat ekspresi Reza yang biasa saja membuat Rania harus mengubur harapan itu.

ARRA (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang