⚠one take without editing⚠
Sooyoung terlonjak nyaris melempar cangkir di tangannya saat mendengar pintu kaca cafè-nya yang di buka secara brutal. Ya ampun, itu kaca loh! Kalau pecah memangnya mau ganti?
Begitu pikir Sooyoung sebelum tahu siapa pelaku bar-bar yang masuk café seenak neo coffe moccachino cobain kuy! Tapi begitu tahu si pelaku. Paniknya berubah. Makin histeris dan langsung menjerit tidak ingat waktu dan tempat. Membuat pengunjung yang tadi ikut kaget begitu pintu di buka bar-bar, makin kaget dengan jeritan Sooyoung.
"Renjun! Kalau masuk hati-hati! Nanti kalau kacanya pecah gimana?! Kalau pecahannya kena kamu gimana?! Masuk Rumah Sakit mau kamu hah?! Di jahit lima puluh kali pakai jarum kebo, mau kamu?! Mau?!"
Pengunjung lain mengkerut takut, yang di bentak malah takut sama yang dari tadi mengikutinya. Dengan panik dan tidak menggubris Sooyoung sama sekali, justru masuk ke dalam area kasir. Berjongkok di bawah kaki Sooyoung dengan nafas terengah. Baru setelahnya berbisik pada Sooyoung sambil menempelkan telunjuk di bibir.
"Mbak diem, nanti kalau ada yang nyari aku. Bilang aja nggak tahu. Atau apa kek, usir aja kalau perlu." Begitu katanya.
Tubuh Renjun makin masuk ke dalam celah kolong meja yang memang tidak akan nampak dari luar. Meringkuk disana sambil memeluk lutut. "Emang siapa yang nyari? Pede amat."
"Permisi...."
Baru selesai bicara, suara lembut khas wanita langsung menyapa indera pendengar Sooyoung. Begitu juga Renjun di bawah sana yang tubuhnya langsung menegang. Membuat Sooyoung mati-matian menahan tawa.
Sooyoung lantas mendongak, mematri senyum manis sambil menyahut. "Ya? Mau pesan apa?"
Gadis di depan Sooyoung terkekeh pelan sambil menggaruk tengkuk, "anu kak, saya nggak mau pesan. Mau cari orang hehe..."
Oh ini....
Gadis ini cantik, suaranya lembut, dan ramah. Sepertinya anak baik, minus tampangnya sih ya.... maksud Sooyoung, dia cantik tapi tampangnya galak. Tapi senyum dan suaranya mencerminkan betapa baiknya anak ini.
Lalu kenapa Renjun takut?
Jahat sekali anak itu kalau menilai gadis ini cuma dari tampang galaknya. Huh! Sooyoung tarik nanti kupingnya kalau dugaannya benar.
"Emangnya cari siapa?"
Gadis di depan Sooyoung kembali menggaruk tengkuk, agak ragu menyampaikan apa yang di lihatnya. Memangnya apa yang bisa di andalkan dari penglihatan jarak jauhnya yang sangat payah. Lagipula bisa saja yang tadi di lihatnya bukan Renjun. Kalau Renjunnya masuk kesini, sudah pasti dia bisa menemukannya dengan mudah.
Senada dengan pikirannya, gadis itu akhirnya menyerah. "Nggak jadi deh Kak, maaf mengganggu. Saya permisi."
Sooyoung menatap gadis dengan rambut hitam panjang yang di kucir tinggi itu dengan iba. Langkah gadis cantik itu terseok keluar dari café-nya membuat Sooyoung makin tidak tega. Apalagi setelah melihat tiga cecunguk lain yang malah mengulum bibir menahan tawa saat melihat gadis itu keluar barusan.
Kesal, Sooyoung melampiaskannya pada yang paling terjangkau. "Keluar nggak!?"
"ADUH SAKIT MBAK! ARGH!!! MALAH KEJEDOT SEGALA!"
Renjun meringis, mengelus jidat dan pucuk kepalanya. Tabokkan Sooyoung dan di tambah terbenturnya kepala itu membuatnya menjerit keras protes pada dua-duanya.
"Kalian juga! Ngapain ketawa-ketawa kayak idiot? Bangga banget ya udah ngerjain anak cewek?!"
Tiga pemuda yang baru menuju kedewasaan itu tersentak. Kompak mengangkat kedua tangan masing-masing dan menggeleng keras dengan raut polos. Apasih kakak cantik mereka ini, baru juga masuk. Sudah di todong aja.