Gadis tinggi itu tersentak kecil. Namun, di detik berikutnya jadi mengernyit dalam dan kebingungan. Menatap bergantian dua benda berbeda jenis di genggaman, juga seorang pemuda si pemilik dua benda tersebut, yang sekarang berdiri menjulang di depannya.Menatapnya dengan harapan penuh.
Tak berselang lama, pemuda itu berdehem. Melipat bibir menahan senyum saat pandangan si gadis terpaku lama pada bunga juga sebatang cokelat di tangannya.
"Soo?" panggilnya. Meneguk ludah salah tingkah saat mata bulat itu menatapnya penuh tanya, ".....jadi?"
Sooyoung mengerjap, masih bingung. Sampai saat dua benda yang terjulur di depannya bergerak pelan (lebih tepatnya di gerakkan si pemegang). "Ah.... Ok!" Sahut Sooyoung meraih kedua benda itu.
Mereka terdiam lama, larut dalam pikiran masing-masing. Sooyoung dengan raut datarnya, sementara si pemuda tinggi dengan mata monolid yang terus menggigiti bibirnya. Pertanda kegusaran yang amat kentara. Apalagi dengan gerakan pelan tapi terus menerus telapak kakinya yang tertutup sneakers.
Sooyoung akhirnya mengalah, menghela nafasnya pelan dan akhirnya bersuara masih dengan raut dan intonasi yang sama, "udah kan?"
Gigitan serta gerakan kaki yang suaranya amat mengganggu itu terhenti. Terganti dengan raut bingung dan tidak percaya dari wajah bergaris tegas miliknya.
Sooyoung berdehem pelan, "kalau udah aku masuk ya, Woo. Besok dinas pagi." Tangan kanan Sooyoung memindah cokelat ke tangan kirinya. Lalu tangan kanan itu terjulur menepuk pundak Wonwoo dua kali. "Ada operasi zebra besok. Kalau mau berangkat, jangan lupa surat-suratnya ya."
Wonwoo makin terpaku. Melihat Sooyoung yang justru tersenyum lebar dengan raut muka santai yang mulai berbalik. Berjalan masuk ke rumahnya.
Jantungnya sudah tidak karuan tapi sikap Sooyoung malah begitu?!
"Soo!" Panggilnya serak. Dan langsung membasahi bibir begitu Sooyoung menoleh, "ya, Woo?"
Wonwoo mendekat. Kembali berdiri tepat di depan Sooyoung menatap serius tepat di mata gadis itu, "gue suka sama lo!"
Sooyoung membelalak, tapi langsung mengubahnya dengan senyuman kecil yang Wonwoo tidak sukai. Senyum Sooyoung itu tidak bisa di tebak. "Sama. Aku juga suka kamu Woo. Bukannya aku udah sering bilang gitu?"
Tuh kan!
"Iya tapi kan bukan suka yang begitu, Sooyoung......"
"Terus?"
Mulut Wonwoo secara otomatis terbuka lebar. Menganga tidak percaya dengan pertanyaan yang terlontar dari gadis di depannya. Namun detik selanjutnya pemuda itu melengos. Mendecih pelan sebelum kembali menatap Sooyoung.
"Nggak usah naif, Soo. Gue tahu lo ngerti apa maksud gue." Wonwoo mendekat menatap Sooyoung serius tepat di matanya, "gue suka elo, Sooyoung. Gue cinta sama elo. Sekarang lo paham?"
Sooyoung tersentak kecil. Matanya melebar mengajak serta jantungnya yang juga mendadak ikut berdetak kencang. Bibirnya mendadak kelu dan tubuhnya ikut bergetar kecil.
Sementara Wonwoo meneguk ludah dan membasahi bibir bawah, "jadi?" tanyanya lagi. Ingin memastikan.
Mata Sooyoung mengerjap pelan. Mencoba mengumpulkan kembali nyawanya yang separuh hilang. "Aku....." Gumam Sooyoung pelan sebelum akhirnya menunduk.
Gadis berambut pendek itu mendesah. Sebelum kembali menatap Wonwoo yang berdiri tegak menatapnya menunggu jawaban.
"Wonwoo, aku paham maksud kamu. Tapi serius....." Sooyoung menarik nafas. Sebelum menggeleng dan melanjutkan ucapannya dengan pelan, "aku nggak tahu aku harus gimana, Jeon."
belum selesai ya koncos!
dilanjut nanti, jadi kayak series gitu, ok?
