Halo,semua ini cerita pertamaku di dunia orange!
Semoga kalian suka!
Nanti kasih saran di sini biar bisa lebih baik ke depannya ;)
Happy reading :)
"Panda!!!"
Langkahnya terhenti,Vanya tak mengenal suara siapa ini.Ini bukan suara si kembar,Dino dan Doni.Rendi? Kevin? Atau Faishal? Bukan,bukan Vanya yakin ini bukan suara mereka semua.Lalu siapa yang memanggilnya?
"Vanya!!!!" mendengarnya membuat jantungnya berdegup kencang.Kalau yang satu ini Vanya mengenalnya.Apa yang harus ia lakukan? Tidak mungkin ia berlari.Dia sudah ketahuan.
Sesuatu mencengkram tangannya dengan erat.Tidak ada harapan lagi.Vanya harus menerimanya.
"Ikut bapak!!" bentak Pak Agus sambil menyeretnya bagai seorang maling yang tertangkap basah sedang mencuri apel di pohon tetangga.Konyol.Vanya hanya bisa meringis kesakitan dan berharap agar semua segera berlalu.
Setelah puas menyeretnya,Pak Agus menghempaskan tubuhnya pelan."Karena telat kamu bapak hukum berdiri di lapangan sampai satu jam pelajaran selesai!"
"Hah? Beneran pak?"
"Kenapa?! Mau bapak tambahin sampai jam istirahat?"Dengan cepat Vanya menggeleng.Apa jadinya jika ia berdiri di lapangan sampai jam istirahat.Ditambah cahaya matahari akan sangat terik.Bisa bisa Vanya pingsan.Selain itu,pasti tidak akan ada satu pun yang menolongnya.
Pak Agus pun pergi meninggalkannya sendirian di lapangan.Perkenalan,Pak Agus bisa dikatakan termasuk daftar guru killer di SMA Angkasa.Sebenarnya tidak terlalu parah.Hanya saja Pak Agus akan berubah menjadi manusia buas jika mengetahui ada muridnya yang terlambat.Menyeramkan.
Matanya terus bergerak mengamati sekitarnya.Yang bisa dilakukan sekarang hanya berdiri sampai satu jam pelajaran selesai.
Kejadian tadi terlintas di pikirannya.Siapa sebenarnya yang memanggilnya tadi? Vanya tak mengenal suara itu.Tapi,bagaimana ia bisa tau sebutan itu?
Gara gara suara itu.Vanya ketahuan Pak Agus.Jika saja tadi dirinya tidak berhenti mungkin Vanya bisa selamat dan mengikuti pelajaran.Menyebalkan.
Satu jam telah berlalu.Vanya langsung berlari ke kelas.Dengan pelan Vanya berjalan menuju pintu.Memastikan Bu Indah sudah meninggalkan kelas.Dan sepertinya untuk kali ini keadaan berpihak padanya.
Secepat mungkin Vanya berlari ke bangkunya dan berpura pura tidak terjadi apa apa.
"Eh,eh selamat pagi bu ketu!!"
Vanya mendengus mendengarnya.Doni menyadari kedatangannya."Gimana? Dikasih hukuman apa sama Pak Agus?"
"Diem! Gue pukul kalo lo bawel lagi!!" ancam Vanya siap dengan tangannya yang mengepal.
"Hai,Panda!" Vanya tersentak,suara itu—tanpa membuang waktu Vanya langsung melihat orang yang menyapanya.
Cowok,tinggi rata rata,berkulit sawo matang,manik matanya berwarna cokelat,badannya tegap,dan—senyumannya itu loh—manis.
Vanya mengerutkan dahinya,ia tak mengenalnya.Sepertinya ini murid baru.Dilihat dari seragam yang ia gunakan sangat berbeda dengan seragam yang Vanya gunakan sekarang.
"Jangan diem mulu! Kenalin ini namanya Radit Pratama,panggil aja Radit! Dia murid pi—"
"Berisik!" belum selesai menjelaskan secara detail.Ucapan Doni sudah dipotong dengan kejamnya oleh Vanya.Vanya mengamati Radit dengan tatapan kesal.Bagaimana tidak? Jangan lupa karena Radit lah Vanya dihukum Pak Agus,berdiri selama satu jam di lapangan.Untuk pertama kalinya seorang Vanya Aurelia Gibrano terlambat sekolah.Itu karena Radit! Baru pertama kali bertemu saja seperti ini.Bagaimana kedepannya?
KAMU SEDANG MEMBACA
STALLED
Teen Fiction"Jika ditakdirkan bersama kelak pasti akan bersama" Bukankah begitu? Meskipun bersembunyi di daerah kutub utara yang tak berhuni sekali pun,jika memang ditakdirkan bersama pasti dapat ditemukan juga oleh pasangannya.Karena takdir,tak ada yang bisa...