Tubuhnya dihempaskan ke kursi.Akhirnya tugas tugasnya pun selesai.Pertama kali seorang Doni menyelesaikan tugasnya sendiri tanpa bantuan siapa pun.Suatu prestasi yang membanggakan untuknya."Udah selesai kan? Silahkan pintu keluarnya ada di sebelah sana" usir Vanya secara halus.Gadis itu tak terima laptopnya dijajah oleh sepupunya yang menyebalkan ini.
"Tega amat sih?"
"Harus dong"
"Lo jangan lupa ya,gue yang beliin laptop ini""Mohon maaf anda jangan mengaku ngaku akan sesuatu yang tidak pernah dilakukan"
"Oke,fine cewek selalu bener" Vanya mengacungkan dua jempolnya.Setuju dengan ucapan Doni.
"Abang lo dimana? Tumben sendirian lo?" dari tadi Dino sama sekali tak terlihat.Biasanya cowok itu slalu bersama dengan kembarannya ini."Dari dulu gue kan emang sendiri.Kalo si Dinosaurus sekarang lagi gombalin Bi Mir tuh di dapur"
"Lo curhat nih?"
"Iya gue curhat,kenapa sih gue sampek sekarang masih jomlo? Padahal kan gue itu anaknya baik,sholih,suka membantu,dan tidak boros"
"Terus kenapa lo tanya gue?"
"Karena nasib kita itu gak beda jauh" dahi Vanya berkerut-kerut."Sama apanya?"
"Sama sama jones!!" kemudian secepat kilat Doni melesat pergi dari paviliun.Gawat tetap berada di sana.Saat marah Vanya tak terkendali,buktinya dari belakang sebuah sapu dilempar ke arahnya.Hampir saja kena.
Namun,karma tetap berlaku,hal itu terjadi padanya.Saat kakinya memasuki pintu rumah tiba tiba dia tersandung karpet sampai tersungkur ke lantai."Ati-ati den" ucap Bi Mir sambil membantunya berdiri."Telat Bi Mir Doninya udah jatuh duluan" Bi Mir hanya terkekeh melihat wajah Doni yang merajuk.Bibirnya maju beberapa senti dengan kedua pipinya yang menggembung.Kemudian mendekati Dino yang duduk santai di meja makan."Kenapa tuh mulut? udah kayak Vanya aja kalo ngambek monyong mulutnya" ejek Dino seraya menarik mulut Doni dengan kejam."Aduh! sakit tau abang Dinosaurus yang ganteng,sholih,pinter,dan-"
"Galak" cicitnya."Apa?" tanya Dino penasaran."Bukan apa apa abang ku sayankk" jawabnya sambil menggeliat di lengan Dino dengan manjanya.Punggung tanggan Dino bergerak ke atas dahi Doni lalu beralih ke dahinya sendiri."Jomlo lo kayaknya tambah parah?"
"Terserah lo deh bang"
"Udah jangan berantem nih,Bibi buatin kue buat kalian semua" Bi Mir meletakkan roti cokelat hangat yang baru saja dikeluarkan dari oven.Lalu memotongnya menjadi beberapa bagian.Potongan pertama diberikan kepada Dino.Kemudian potongan kedua diberikan kepada Doni.Dengan gembira tangan Doni terulur menerima roti cokelat dari tersebut.Benar benar terlihat menggiurkan,perutnya pun tiba tiba juga meronta ronta untuk segera diisi.
Ternyata kesenangannya hanya sesaat.Roti yang diberikan kepadanya tiba tiba hilang dari hadapannya.Sesuatu dengan cepat mengambilnya.
"Anggep ini karena gue gak bisa bales omongan lo tadi!" sepotong roti itu pun dimakan oleh Vanya dengan lahapnya.Meninggalkan tatapan memelas dari pemiliknya."Nih" Bi Mir menyodorkan sepotong roti lagi kepada Doni."Terimakasih Bi Mir yang baik,gak kayak sepupu Doni yang tukang marah" ucapnya sambil melirik Vanya sinis."What ever"
"Tumben non calon pacarnya gak ke sini?" tanya Bi Mir seraya membereskan barang barang di dapur."Calon pacar siapa Bi?"
"Gak mungkin lo gak tau" Vanya menggelengkan kepalanya."Gue bener bener gak tau siapa sih?"
"Radit lah panda!" celetuk Doni berpura pura tak peduli."Kan kalian udah PDKT bentar lagi jadian mungkin" lanjutnya."Kalo udah jadian jangan lupa traktir kita kita ya Van" goda Dino menyenggol nyenggol lengan Vanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
STALLED
Teen Fiction"Jika ditakdirkan bersama kelak pasti akan bersama" Bukankah begitu? Meskipun bersembunyi di daerah kutub utara yang tak berhuni sekali pun,jika memang ditakdirkan bersama pasti dapat ditemukan juga oleh pasangannya.Karena takdir,tak ada yang bisa...