Terdiam

25 2 2
                                    

"Date Party?"

Vanya mendegus ketika mendengarnya.Itu adalah sebuah peraturan aneh yang ada di sekolahnya.Perlu diketahui peraturan ini bukan termasuk peraturan yang dibuat oleh para guru guru untuk menertibkan murid muridnya.Melainkan peraturan yang dibuat oleh para OSIS yang hanya berlaku sekali dalam setahun.

Singkatnya,Date Party adalah pesta yang diadakan dalam rangka ulang tahun sekolah.Memang wajar sih.Namun,yang membuatnya aneh.Setiap siswa diwajibkan harus datang bersama dengan pasangannya.Entah mereka punya pasangan ataupun jomlo.Dan jika ada yang hadir tanpa pasangannya maka,ia akan mendapat sanksi.

Faishal menganggukkan kepalanya.Menjelaskan kepada Radit semua mengenai Date Party tersebut.Radit nampak mendengarkan dengan baik setiap penjelasan dari Faishal.Bahkan,sesekali cowok itu mengangguk anggukkan kepalanya memahami apa yang dijelaskan Faishal.

"Eh,lo mau ke mana!?" sergah Faishal mendapati Vanya yang hendak keluar saat jam pelajaran masih berlangsung."Gue,mau ke perpus"

"Neng,inget sekarang masih jam berapa?" sindir Rendi melihat jam yang melingkar di pergelangan tangannya."Udah tau akang!"

"Halah! Paling berusaha kabur biar gak bahas masalah Date Party"

"Lagian Vanya gak punya pacar kan?" Vanya tak peduli,ia tetap melangkah pergi menuju perpustakaan.Apa yang dikatakan Rendi benar benar menyebalkan.Akan tetapi,semua itu memang ada benarnya.

***

Suara denting jam menggema di mana mana.Terkesan menakutkan.Jam menunjukkan pukul 12 malam tepat.Namun,tak membuatnya takut berjalan melewati koridor ruangan yang gelap.

Sebelah tangannya membawa sebuah senter yang digunakannya untuk menerangi jalannya.Matanya bergerak ke sana ke mari mengamati sekitarnya.Walau sudah terlalu sering melakukannya,ia sama sekali tak merasa bosan.

Langkahnya membawanya sampai di taman halaman belakang.Sesaat ia terdiam di sana,menyoroti beberapa semak semak dan dahan dahan pohon menggunakan senter.Lalu ia melanjutkan perjalanannya.Terus seperti itu,seluruh rumah ia kelilingi di tengah tengah malam yang sunyi.Tujuannya sama sekali tak jelas.Tapi,penyebabnya jelas.

Alasannya hanya karena ia tidak bisa tidur dengan tenang.Pikirannya gelisah.Terakhir,ia masuk ke sebuah kamar.Tubuhnya ia hempaskan di atas tempat tidur.Matanya yang dari tadi terbuka lebar,sekarang enggan untuk terus terjaga.

***

Pelan pelan.Berjalan mengendap-endap seperti maling,di rumahnya sendiri.Dengan hati hati ia membuka pintu belakang.Dan segera keluar dari rumah.Entah kenapa tiba tiba ia terbangun di tengah malam seperti ini.

Engsel pintu ia tarik ke bawah,membuat pintunya terbuka.Kakinya melangkah pelan memasuki ruangan itu.Tak ada yang berbeda,semua tetap sama seperti biasanya.Tangannya membelai mesin ketik yang berada di atas meja.Wajahnya yang terkena cahaya bulan,terlihat sangat cantik.

Ia tersenyum memandangi bulan di atas langit.Kemudian perhatiannya teralihkan dengan mesin ketik.Jari jemarinya terasa gemas untuk menekan setiap tombol di mesin itu.Satu demi satu tombol itu ia tekan,ada yang unik dari hal itu.

Suara mesin ketik tadi terdengar seperti sebuah alunan nada yang indah.Ia benar benar menikmatinya.Seakan akan sedang memainkan sebuah piano dengan lihai.

Di tengah tengah nada,tiba tiba ia berhenti,menoleh ke belakang.Ia merasa ada sesuatu yang akan datang.Rasanya aneh.Hantu? Bukan,bukan hantu melainkan seseorang.

Kedua alisnya saling beradu,matanya terus menatap ke arah pintu,penasaran siapa yang akan datang.Ia beranjak dari duduknya,melangkah pelan menuju pintu.Hingga jaraknya sangat dekat.

STALLEDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang