Jendela sebuah kelas tidak sengaja terbuka saat Mel datang. Namun sengaja dibiarkan tetap terbuka oleh mahasiswi yang hampir setiap hari datang paling pertama itu. Padahal AC sudah menyala dengan normal.
Mel menaruh tasnya di salah satu kursi yang ada di barisan ketiga dari depan. Lalu ia menarik sebuah kursi untuk menaruhnya tepat di dekat jendela dan mendudukinya. Dagunya tertumpu pada kedua tangannya yang terlipat di atas jendela. Senyum tipisnya kini mulai merekah.
Ada sebuah objek yang membuat pemandangan pagi itu nampak indah. Sebuah sosok yang seolah mampu mengalahkan cerahnya cuaca di pagi itu.
"Mel!! Kok jendelanya dibuka! Nanti AC nya nggak dingin loh!" tegur Rena yang baru saja datang dan duduk di samping Mel.
"Nggak apa-apa AC nya nggak dingin. Toh sambil memandangi dia pun gue nggak akan merasa gerah kok." Jawab Mel santai dengan senyum yang belum pudar.
Rena yang penasaran melirik ke luar jendela. Dengan waktu yang sangat sebentar ia langsung menemukan seorang laki-laki sedang duduk sambil membaca buku di sudut halaman yang tak jauh dari kelas mereka.
Tahu siapa yang sedang diperhatikan oleh sahabatnya itu, Rena menggelengkan kepala. "Yaampun Mel!! Masih aja sih! Dia kan udah punya pacar." Tukas Rena sambil menaruh tas di atas kursi yang ada di samping kursi Mel. "Cari yang masih sendiri dong!"
"Rena, cowok yang masih sendiri itu saingannya banyak. Nah, kalo cowok yang udah punya pacar kan saingannya cuma satu."
Dua kalimat itu bagai air es yang mengguyur Rena di pagi itu. Matanya terbelalak lebar saking kagetnya. Gelengan kepala Rena menjadi penutup obrolan mereka pagi itu. Malas menanggapi sahabatnya yang terkadang tidak waras hanya karena cinta itu.