BBS ( 1 ) - We Are Bangsat Boys [ ✔ ]

Hallo, Mr. Ravandra

Sosok gadis di hadapannya mendecak kesal. Tak dapat dipungkiri, ada kekesalan di raut wajahnya begitu melihat respon dari Alvin Rafandra yang tidak sesuai dengan bayangannya. Gadis itu melipat kedua tangannya, lantas menyandarkan punggung pada sandaran kursi caffe.

Hujan rintik diluar sana dan udara dingin yang menyeruak masuk tak mengganggu keduanya sama sekali. Gadis itu dan Alvin masih tetap memasang wajah datar nan dingin khas mereka.

Sang gadis mendecak sekali lagi. Jemari lentiknya mengambil cokelat hangat di atas meja yang kini tak lagi mengeluarkan asap, dan meminumnya kemudian.

Seharusnya hari ini merupakan hari sedih mereka karena sang gadis harus pindah ke Jepang untuk melanjutkan
Study SMP-nya di sana, namun Alvin sendiri bahkan tak memberikan respon lebih. Pemuda itu hanya mengangguk, meminta agar sang gadis menjaga dirinya di sana, dan mengucapkan salam perpisahan dengan ekspresi dingin yang bahkan tak pernah hilang dari wajah tampan itu.

Bukan salah Alvin pula sebenarnya. Dan gadis itu pun tak menaruh ekspektasi tinggi terhadap respon yang akan ditunjukkan. Mengenal Alvin selama kurang lebih tiga belas tahun lamanya sudah cukup membuat si gadis paham betul bagaimana sikap Alvin.

Karena pada dasarnya, keduanya sama.

Sama-sama terlahir dengan garis muka dingin dan tak mampu menunjukkan ekspresi lain selain datar dan kekesalan.

"Kalau gitu, gue pergi sekarang. Sore ini gue harus ke bandara. Jaga diri baik-baik di sini." Sang gadis mengambil tas nya dan menyampirkan pada pundak. "Gue harap, kita bisa ketemu lagi."

Alvin menganggukkan kepala. Ia tetap tak berdiri dari duduknya kala sang gadis mulai berjalan pergi meninggalkannya di sana bersama dengan keheningan yang kerapkali datang menyerbu keseharian si pemuda.

Walaupun sebenarnya, hati pemuda tersebut menjerit meminta agar sang gadis untuk tetap berada di sisinya, menemani hari-hari pemuda itu.

:::