Malam yang sunyi. Sama hal nya seperti hati Huang Renjun yang kerapkali terasa sepi. Hari ini adalah hari ulang tahunnya yang ke empat belas, tetapi tak ada sepatah kata ucapan apapun dari teman, bahkan dari keluarganya sekalipun. Sudah hal biasa bagi Renjun menjalani kesehariannya bersama dengan sang sepi yang selalu datang untuk menemani. Ia anak satu-satunya di keluarga, dan ayah serta ibunya terlalu sibuk dengan pekerjaan. Mereka enggan untuk meluangkan waktu bahkan untuk anak semata wayangnya.
Renjun menggosokkan kedua telapak tangannya guna mengusir rasa dingin yang menerpa permukaan kulit. Udara caffe yang dingin disertai dengan cuaca tidak mendukung di luar sana semakin mengurangi suhu panas di dalam tubuhnya. Terutama pemuda itu lupa mengenakan jaket.
Tuk Tuk
Ketukan dua kali pada permukaan meja membuat atensi Renjun teralihkan. Sorot mata dinginnya sama sekali tak berubah kala matanya bertatapan dengan manik mata indah itu.
"Mau cake?" tawar orang tersebut, memberikan sepiring cheese cake dengan krim vanilla dan potongan strawberry di atasnya. Senyum lembut ia berikan seiring dirinya duduk di hadapan si pemuda.
Renjun tertegun. Kepalanya menunduk menatap sepotong cake yang baru saja gadis itu berikan. Dan air mata mulai jatuh dari pelupuk matanya.
Usapan pada puncak kepala Renjun rasakan. Begitu lembut dan nyaman diwaktu yang bersamaan. Hal tersebut tentu semakin membuat hatinya terasa sakit. Bahkan air mata yang sedaritadi turun, malah semakin turun membasahi kedua pipi putih itu dengan tidak tahu dirinya.
"Kamu kuat."
:::
KAMU SEDANG MEMBACA
BBS ( 1 ) - We Are Bangsat Boys [ ✔ ]
Fiksi PenggemarBook One of Bangsat Boys Series We are Bangsat Boys We are fams. The real fams. And we protect each other.