"Selamat ya, Pak. Istri Anda sedang mengandung." ucapan selamat itu membuat buntu pikiran Tsabiya seketika. Di hadapannya, dokter dan Mikael sedang berjabat tangan. Dokter itu menoleh ke Tsabiya yang masih duduk di brankar setelah diperiksa tadi. Tak ada kata apapun dari Mikael. Ekspresinya terlalu datar. Entah apa yang laki-laki itu pikirkan.
Tatapan Tsabiya turun ke perutnya, tangannya menyentuh pelan. Saat melihat hasil test pack tadi pagi ia sudah sangat gugup. Kemudian saat ia memberi tau Mikael, Mikael langsung mengajaknya memastikan ke dokter setelah beberapa saat mereka selesai sarapan. Lalu sekarang, dokter benar-benar mengiyakan. Entah harus senang atau sedih, tapi di dalam dirinya sedang ada kehidupan lain, anak dari suami yang ia tau tak mencintainya. Laki-laki yang menikahinya dengan alasan tidak jelas dan bodohnya, Tsabiya mengiyakannya dulu.
"Bu, ayo. Sudah selesai pemeriksaannya."
Suara perawat yang menghampiri Tsabiya di tempat melamunnya akhirnya menyadarkan Tsabiya. Tak jauh dari meja dokter, Mikael berdiri melihat ke arahnya. Menunggunya turun dari brankar.Tsabiya segera turun. Mikael mengucap terimakasih kepada dokter, Tsabiya membalas dengan senyum. Setelah itu, keduanya segera keluar.
Sesampainya di parkir, Mikael segera masuk ke mobil tanpa membuka pintu untuk Tsabiya. Ya memang tidak pernah sejauh mereka menikah. Di dalam mobil, keduanya diam. Tsabiya melirik ke Mikael, laki-laki itu meletakkan kedua genggamannya di stir, lalu menghela napas panjang seperti orang yang mendapat masalah besar.
Tsabiya membuang pandangan keluar, mobil itu melaju pulang, hari ini Mikael harus merelakan jadwal kerjanya.
***
Sesampainya di rumah, Yumna langsung menodong keduanya dengan pertanyaan.
"Kalian dari mana?"
"Rumah sakit, Ma," jawab Tsabiya jujur.
"Tsabiya sedang hamil," lanjut Mikael pelan. Yumna yang tadi penasaran, kini sumringah.
"Kak Tsabiya hamil? Yes, bakal ada bayi di rumah ini!" Suara itu dari Mikaila yang sedang berdiri di tangga.
"El, kamu harus jaga Tsabiya baik-baik, demi anak kalian." Nasihat Yumna kemudian.
"Iya, Ma," balasnya cuek. Mikael langsung melenggang ke kamar tanpa memikirkan Tsabiya.
"Cie, berhasil ya Bang bikinnya," goda Mikaila saat mereka berpapasan di tangga.
"Kuliah," sahut Mikael dingin.
"Masuk siang wahai calon papa," ledek Mikaila menjulurkan lidahnya. Mikael tak menggubris lagi.
"Ya udah, masuk sana. Istirahat. Kalau ngidam mau sesuatu, bilang aja ke Mikael minta beliin atau bilang Mama ya? Mama bikinin sama si Mbok buat calon cucu Mama." Perempuan itu tersenyum tulus. Tangannya mengelus sayang bahu Tsabiya.
"Iya, Ma. Tsabiya ke kamar dulu," pamitnya. Perempuan itu mengangguk.
"Kak, doa netizen terkabul ya," cicit Mikaila kini saat Tsabiya melewatinya.
"Alhamdulillah," jawab Tsabiya sambil senyum.
"Kak, jaga baik-baik ya calon pengisi konten Instastory dan feed Mikaila yang di perut kakak. Siapa tau nanti bisa kayak Freya atau Xabiru, banyak fans." Tsabiya tertawa dengan bercandaan itu.
"Hahaha. Hati-hati didengar Bang El, nanti bisa tutup akun tuh."
"Eits jangan dong. Ini rahasia kita." Mikaila mengedipkan mata, Tsabiya lagi-lagi dibuat menggeleng, tak kuat melihat tingkah laku Mikaila.
"Ya udah, kakak masuk kamar ya?"
"Ok," sahut Mikaila kemudian berlalu.
***

KAMU SEDANG MEMBACA
Tsabiya [End]
RomanceApa yang terjadi ketika Tsabiya tiba-tiba dilamar oleh seorang laki-laki yang baru sekali ia temui di hari duka kematian ayahnya? Apakah mungkin ada pernikahan tanpa cinta? Apakah Tsabiya akan menerima atau tetap memilih hidup sebatang kara tanpa or...