05

28 3 0
                                    


"Terkadang tertawa untuk menutupi kesedihan itu lebih dibutuhkan,, dari pada menangisi hal yg sudah terjadi.."

.......

Setelah semua temannya pulang, rey langsung membereskan beberapa tempat yg sempat menjadi kacau akibat ulah temannya itu.

Padahal dirumah kediaman syah tersebut ada seorang art yg membantu tugas rumah. Namun rey dan fanny sudah terbiasa mandiri. Lagi pula sang art baru bekerja beberapa hari saat orang tuanya tinggal disana.

Saat semua beres ia pun pergi menghampiri sang adik dikamarnya.

Tok tok tok

"Fan..."

"Masuk bg" sahut fanny dari dalam

Rey yg sudah mendapat izin pun langsung memasuki kamar sang adik.

"Fan besok ki-

"Ne" potong fanny kesel

"Lah nyamber ae kek gas,, eomma uda telpon lo??"

"Ne,," jawab fanny tak berekspresi

"Lemes amat lo,, emang mau kemana??"

"Tauk"

"Yo da elah kan bisa minggu depan perginya, besok ikut eomma aja"

"Ne... Uda sono gue mau tidur"

"Ngusir nih??

"Menurut lo??

"Ye.. Adek apaan lo, tau ah intinya besok jam 3 sore" jelas rey dan berlalu meninggalkan fanny yg masih dalam keadaan cemberut.

......

Minggu pagi rizal sudah dibuat repot oleh tamu tak diundang.

"Tasya ada gak bg??" tanya sang tamu

"Kagak" ketus sangat jawabnya, hehe

"Masak si bg, nih ya bg kan hari ini tuh weekend ya pasti tuh sitasya ada dirumah dong bg"

Jadi tasya sendiri itu adalah adik seorang rizal. Meskipun tasya terlihat cuek saat dengan kebanyakan orang. Namun tidak berlaku pada sang abang.

Tasya akan sangat manja jika berhadapan dengan sang abang. Begitu pun rizal, jika didepan teman-temannya rizal kerap terlihat enjoy dan friendly. Namun berbeda jika sudah berurusan dengan dunia sang adik.
Apalagi saat ini mereka hanya tinggal berdua diJakarta. Berhubung kedua orang tua mereka sedang bertugas keJepang.

Hal itu lah yg membuat rizal sangat protektif terhadap sang adik.
Baik kegiatan sehari-hari maupun teman-teman sang adik rizal harus tau.

Namun hal tersebut tak membuat tasya merasa dikekang. Justru menurutnya sang abang sangat lah perhatian padanya.

"Uda deh bocil mending lo balik, gue mau pergi" usir rizal

"Ya elah bg nama gue bukan bocil kale.. Kenalin nama gue Evan dian,, eh bukan pemain sepak bola lo yak dan juga huruf R diawal nama tidak berlaku" jelas evan panjang lebar

Ya dari tadi evan lah yg sudah mengganggu minggu tenang sang rizal dengan kebawelannya.

"Bodo, intinya lo balik gue mau pergi.. Bye" ucap rizal penuh penekanan

"Astoge bg gitu mamat dah,..
TASYA.. SYA..." teriak evan agar tasya mendengarnya

"Gak usa kek tarzan" ucap rizal sambil mendorong evan keluar dari rumahnya

Jebrettt

(Bukan main bola lo yak😅)

Setelah evan berhasil keluar. Rizal pun langsung bergegas menemui sang adik.

SiBangsat Berhati MalaikatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang