8. Brian (2)

21 3 0
                                    

Hari ini matahari begitu terik, tapi hal itu tidak menyurutkan niat kami untuk bermain ke rumah Belia. Dia begitu antuias ketika aku bilang ingin cari suasana baru untuk belajar, dan dengan senang hati menawarkan diri untuk kerumahnya. Berangkatlah kami berlima dengan perjalanan yang cukup jauh sekitar 45 menit.

Rumah bergaya vintage ala Belanda dengan cat putih bersih serta halaman rumput yang ada di depan rumah membuat suasananya menjadi nyaman dan sejuk. Di sebelah kiri rumah tepat di depan pintu menuju area belakang, ada seorang anak remaja lelaki yang sedang berkutat dengan sepatunya.

Dia begitu mirip Belia, pasti itu adik lelakinya. Kami berlima berjalan ke arah rumah dan Belia memperkenalkan kami pada adiknya itu. "Halo kakak kakak, perkenalkan namaku Brian Darmawan adiknya kak Belia Darmawan".

Dia memperkenalkan diri seperti seorang pemain Opera yang akan memulai pertunjukan, hal itu membuat kami tertawa geli. "Kamu kelas berapa Brian?", tanya Erina. "Kelas 2 SMP kak, kenapa ?" muka Brian penuh tanda tanya tapi energik. "Emmm gak pp aku kira udah SMA, udah cocok soalnya". Dasar Erina, sifatnya itu membuat suasana jadi semakin hangat.

Kami semua di ajak masuk oleh Belia, tak terkecuali adiknya. Langkah kami di barengi dengan hujan yang mulai turun. Sebelum aku mengikuti langkah Belia, aku sedikit terlonjak ketika melihat Brian menatapku sambil tersenyum.

Ya, sekarang aku ingat nama itu, Brian Darmawan. Brian si adik sahabatku yang di kemudian hari akan membuat hidupku menjadi rumit.

Maaf ya kalo nunggunya lama.. Terimakasih sudah membaca, jangan lupa bintang nya yaa..
Scroll untuk bagian selanjutnya 😊

Syal Merah (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang