9. Hujan dan Senyum

19 3 0
                                    

"Erin, aku ingat. Laki-laki yang kemarin di kampus itu, dia adiknya ...," belum selesai aku berbicara ponsel Erina berdering. "Duh Tan, aku harus buru-buru nih temenku telfon katanya kelas udah mau mulai."

"Emm ya udah sana hati-hati" jawabku sambil melihat Erina berlari kecil menuju kelasnya. Aku bergumam di dalam hati kiranya apakah Erina sadar bahwa lelaki yang kita temui waktu itu adalah Brian adik Belia.

Tapi wajar saja kalau seandainya Erina lupa, Brian benar-benar berubah dari yang terakhir kali aku lihat. Tinggi badan yang semakin menjulang, rambut gondrongnya yang terbengkalai serta kumis tipis yang menghiasi wajah sawo matang itu.

Ah, kami di buat pangling olehnya. Dari lamunanku sedari tadi aku baru tersadar, kalau langkahku berhenti di tempat yang sama sekali bukan tujuanku.

Entah dorongan darimana langkah kaki membawaku ke fakultas tempat Brian berada. Dari kejauhan bisa kulihat tubuh itu, sedang duduk sendiri di tepian tangga sambil memperhatikan ponselnya. Tapi beberapa detik kemudian dia tau akan kedatanganku, tangannya melambai dan aku berjalan mendekat.

"Bolos?" tanyanya singkat sambil memperbaiki posisi duduknya. Aku hanya diam sambil menghela nafas kemudian duduk.

"Pengen cari udara segar, biarin deh ketinggalan satu kelas," jawabku sambil memperhatikan langit yang sepertinya akan hujan. Hmm, hal yang aku tidak suka. Hujan di pagi hari.

Brian mengikat rambutnya dengan asal, tapi itu sedikit emmm yeahhh bisa di bilang keren. "Lagian kamu juga bolos kan?" tanyaku. "Pengen cari udara segar, biarin aja ketinggalan satu kelas," jawabnya sambil menahan senyum karena sukses menirukanku.

"Brian, kamu Brian adiknya Belia kan?" tanyaku tiba-tiba tapi pelan. "Kamu ingat kan waktu aku, kakakmu dan teman teman yang lain main ke rumah kamu?" tanyaku sekali lagi.

Brian terdiam, pandangannya jauh menatap langit yang perlahan lahan menumpahkan hujan. Kemudian memandangku sambil tersenyum, persis seperti waktu itu.

Sekian untuk bagian ini. Terimakasih sudah membaca 😊, jangan lupa bintang dan komentarnya yaa..
Langsung scroll untuk bagian selanjutnya yaa.. ❤️

Syal Merah (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang