"Jal."
"Apa?"
"Tumben diem aja?"
"Biar ditanya."
Dih, mulai lagi anehnya.
"Ya udah. Nih ditanya, kenapa?"
"Kalo mau cari cowok tuh yang lebih bagusan gitu, Ta."
"Hah? Ngomong apa sih?"
"Barusan siapa, Ta?"
"Yang barusan gue dadahin?"
"Iya, yang sebelumnya juga ngobrol lama banget. Saya jadi nunggu lama di mobil."
Gue ketawa. "Temen doang, Jal. Cemburu lo ya?"
"Bukan gitu, Ta. Kan udah ada saya nih. Humoris dan penyayang banget."
"Dih?" Gue ketawa kenceng sekali lagi sambil noyor pundaknya.
Itu waktu awal-awal baru deket setelah kejadian di kereta ke Jogja. Tapi dia emang bukan tipikal cemburuan gitu sih. Kalo ada orangnya mungkin dipelototin doang sama dia HAHAHA. Kadang suka gue isengin juga, kayak nunjukkin chat dari layar HP gue.
"Jal, cemburu gak nih?"
Dia noleh bentar ke arah layar HP yang gue tunjukkin. "Ngapain banget?"
"Padahal chatnya banyak lho, Jal?"
"Ya, ngapain amat saya cemburu sama tukang servis laptop, Ta."
Setelahnya gue cuman cekikikan aja. Kalo udah sebahagia ini, gak perlu ada status juga, gue gapapa.

KAMU SEDANG MEMBACA
Escape Plans
Cerita PendekSeiring dalam perjalanan, tidak ada salahnya berbincang dengan orang asing yang duduk di sebelah saat di kereta. Rasanya nggak begitu buruk. Tapi kalau terlibat dalam alur hidup, apa rasanya masih nggak begitu buruk?