"Katanya kamu lagi sakit ya, Ta?"
"Kata siapa?"
"Kata Alfa."
"Enggak ah. Ini gue di depan lo."
"Maksudnya?"
"Kalo sakit mah di rumah sakit, Jal. Hehehe."
Jalen cuman ngegeleng kepalanya doang.
"Lo juga keliatan sehat, Jal."
"Saya emang sehat."
"Bukan. Soalnya lo lagi gak di rumah sakit sekarang. Hehehe."
"Yang di rumah sakit bukan orang sakit juga kali, Ta."
Gue manggut-,manggut. "Bener juga, Jal. Orang mati juga ya."
"Ta..."
Gue ketawa.
"Lagi apa, Ta?"
"Nugas, Jal. Lo kan punya mata, masa gak keliatan."
"Ya siapa tau lagi main The Sims, Ta. Kan saya duduknya di depan kamu, bukan di samping kamu."
"Iyaaa, Jal, iyaaa. Udah gue jawab tuh. Gak lanjut ngerjain skripsinya?"
"Ntar aja."
"Kenapa?"
"Ada kamu."
"Lah, emang kalo ada gue kenapa?"
"Soalnya saya cuman pengen ngeliatin kamu nugas aja, bukan ngerjain skripsi."
"Ya udah, gue nugas di kosan aja deh."
"Jangan, Ta."
"Kenapa lagi?"
"Nanti saya gak bisa liat kamu."
Gue cuman menghela napas panjang aja. Mendingan ngelanjut nugas daripada ngeladenin bacotan dia. Makin gila gue.
"Ta. Kok nugas mulu sih?"
"Ya teruuus? Kan dikasih tugas? Gue kerjainlah. Emang harus ngapain lagi?"
"Ngapain gitu. Pacaran kek. Mumpung sekarang lagi weekend, Ta."
"Lah, kalo sekarang weekend harus pacaran gitu? Lagian gak ada cowoknya juga."
"Saya bukan cowok emangnya?"
DIH. DIH. MAKSUDNYA APA NIH.

KAMU SEDANG MEMBACA
Escape Plans
NouvellesSeiring dalam perjalanan, tidak ada salahnya berbincang dengan orang asing yang duduk di sebelah saat di kereta. Rasanya nggak begitu buruk. Tapi kalau terlibat dalam alur hidup, apa rasanya masih nggak begitu buruk?