Saya suka banget tiap liat wajah kagetnya Neta kalo saya isengin. Karena tiap kali dia diem itu rasanya aneh, kadang suka saya kagetin. Terus dia langsung nge-rap, segala omongan kasar langsung keluar. Hiburan banget.
"Capek, Jal, ih. Jangan ngagetiiin! Cari kerjaan kek lo. Jangan ganggu."
"Ini saya lagi ngerjain kamu, Ta."
"Namanya ganggu gue ini mah, elah."
"Ta."
"Apa sih?"
"Kata temen saya, kamu cantik."
"Kok temen lo tau gue?"
"Saya pamerin ke dia, udah punya pacar."
"Belagu amat lo. Itu kan kata temen lo. Kata lonya gimana? Gue cantik gak?"
"Kalo saya bilang iya, saya dapet apa?"
"Gengsi amat sih. Emang kemaren pamer ke temen lonya gimana?"
"Kepo kamu, Ta. Kamu pamer juga gak?"
"Enggak."
"Gak punya temen ya kamu?"
"Sembarangan lo kalo ngomong."
Saya ketawa pelan.
"Ta."
"Berisik banget sih lo. Kenapa lagi?"
"Jangan serius-serius nugasnya."
"Kan biar cepet kelar, Jal."
"Seriusnya sama saya aja."
"Serah lo, setan."
Abis itu Neta berusaha buat nutupin mukanya pake layar laptop. Pacar saya lucu banget. Cie, pacar saya itu.
![](https://img.wattpad.com/cover/118567585-288-k183022.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Escape Plans
Short StorySeiring dalam perjalanan, tidak ada salahnya berbincang dengan orang asing yang duduk di sebelah saat di kereta. Rasanya nggak begitu buruk. Tapi kalau terlibat dalam alur hidup, apa rasanya masih nggak begitu buruk?