Jalen bukan tipe orang yang asik diajak ngobrol di chat. Ngobrol langsung aja garing, di chat makin garing. Asli. Jadi lebih seringnya nelpon. Sebelum nelpon suka basa-basi garing dulu. Salah satunya kayak, "Ta, minta tolong dong. Nanti kalo ada telepon masuk, tolong dijawab."
Kebetulan setelah dia kirim chat kayak gitu, ada telpon masuk. Bukan dari dia kontaknya. Sesuai dengan yang dia bilang, gue jawab deh tuh. Setelah ngobrol sekitar hampir setengah jam ngomongin proker jurusan. Gak lama, kontak Jalen nelpon gue muncul di layar.
"Kok gak diangkat sih, Ta?"
"Diangkat kok."
"Barusan saya telpon kamu. Tapi sibuk katanya."
"Barusan juga temen gue nelpon gue. Berarti kan bener, gue angkat telpon masuk?"
"Hmm... ya juga sih, Ta."
"Terus jadinya gimana?"
"Apanya?"
"Telponnya mau udahan aja gitu?"
"Jangan, Ta."
"Terus kenapa nelpon?"
"Kali-kali saya mau ngikutin value hidup kamu. Suka-suka."
"Yeee. Nyebelin lu."
"Suka-suka saya suka kamu. Belom selesai ngomongnya."
MASNYA KALO NGOMONG GAK NGOTAK KALI YA.
"Gak nyambung lu."
KAMU SEDANG MEMBACA
Escape Plans
Short StorySeiring dalam perjalanan, tidak ada salahnya berbincang dengan orang asing yang duduk di sebelah saat di kereta. Rasanya nggak begitu buruk. Tapi kalau terlibat dalam alur hidup, apa rasanya masih nggak begitu buruk?
