Chapter 9

7.3K 189 0
                                    


Ada alasan mengapa orang tua kita menjodohka kita, alasan itu pasti yang terbaik untuk mu.

"Abang bangun!!!!" Teriak Sheila dikuping Alex yang hendak mau membangunkan Alex

"Berisik goblok. Gw nggak mau,"ujar Alex menutup kupingnya dengan bantal

"Yakin nggak mau bangun,"tersenyum licik

"Hmmm,"

Sheila pun pergi menuju ke meja Alex lalu mengambil pot bunga yang berisi bunga mawar.

"Mawarnya bagus juga, enaknya potnya dihancurkan dan bunganya enaknya dipotong," ucap Sheila meraba pot bunga

Alex pun bangun mendengar ucapan Sheila lalu mengambilnya

"Lo mau apa, sama bunga gue," was -was Alex

"Niatnya sih gue mau hancurin bunga lo dan mengunting bunganya karena lo nggak mau bangun, tapi nggak jadi karena lo udah bangun, yaudah yok bang berangkat. Aku udah telat ini"

"Nggak mau aku"

"Abang yakin nggak mau, yaudah aku hancurin. 1, 2...., "hitung Sheila terhenti

"Iya iya, yaudah ayok berangkat"

Sheila pun meletakkan bunganya di meja tadi.

"Nah gitu dong," ujar Sheila senyum kemenangan

****

"Sheila, lo ada pulpen dua nggak. Gue pinjam satu dong," tanya Firzha

"Lah biasanya banyak, kok sekarang mintanya sama gue"

"Pulpennya udah pada habis lah, pulpen gue aja juga ada sama lo sampai sekarang belom lo balekkan"

"Hehehehh, it itu pulpennya anu hmm hilang, yaudah gue ganti"ujar Sheila cegegesan

Sheila pun memberikan pulpen lainnya kepada Fariz.

"Ok, ini berati untuk gue karena pulpen gua hilang"

"Terserah"

Fariz pun meninggalkan bangku Sheila, Angel melihat sahabatnya itu menggeleng-ngelekkan kepalanya.

"Oh ya Ngel, gue ada rencana ini. Gimana kita mengerjai pak ryan"

"Jangan gila deh lo, lo mau mati"

"Gue bosan nih, oh iya kebetulan gue punya permen karet"

"Udah Sheil, jangan lakukan itu. Ingat kita udah kelas 12. Nilai kita juga tergantung dengan pak ryan," tegur Angel

"Yaudah deh"

"Woi, woi bapak datang guys," teriak salah satu teman Sheila

Mereka semua pun berhamburan kembali ketempat duduk.

"Pagi," sapa pak Ryan

"Pagi juga pak," ucap murid-murid

*****

"Sheila, cepat nak. Nanti keburu malam kali," teriak mama

"Ya ma,"

Sheila pun keluar dari kamarnya. Dia memakai baju dress semata kaki, rambut dicepol dan memakai make up tipis

"Ternyata cantik juga lo kalau didandan,"ujar abang Sheila

"Emang dari dulu gue cantik,"

"Ckk nyesel gue bilangin lo cantik,"

"Udah-udah jangan ribut, ayok naik ke mobil,"

"Ya ma," ucap mereka kompak

****

"Mahesa akhirnya kalian datang, silahkan duduk," sambut seorang pria paruh baya

"Iya surya," ucap papa Sheila

"Cantiknya anak kamu Mahesa, kalau om boleh tau nama kamu siapa neng gelis," tanya Surya

"Om bisa aja, nama saya Sheila om," jawab Sheila tersipu malu

"Nama yang bagus, seperti orangnya," puji Surya

"Ah om bisa aja," ujar Sheila tersipu malu

"Oh ya anak kamu ada dimana Surya," tanya papa Sheila

"Sebentar lagi juga akan datang kok Mahesa"

"Maaf kan aku semuanya," ujar seorang pria

Sheila yang sedang duduk sambil memainkan gadgetnya pun berhenti ketika mendengar suara pria.

"It itu kan...," ujar Sheila dalam hati sambil berpikir

"Anak saya itu sudah datang"

Sheila pun berdiri dan membalekkan badannya, betapa terkejutnya dia melihat pria itu.

"Pak pak Ryan, bapak sedang apa disini," tanya Sheila dengan terkejut

"Kamu juga sedang apa disini, apa jangan-jangan yang mau dijodohkan dengan saya itu kamu"

"Jadi kalian sudah saling mengenal," tanya Papa Ryan

"Ya om, dia guru saya," ujar Sheila

"Bagus lah kalau kalian sudah saling benar, bukan kah begitu Mahesa"

"Ya Surya, kamu benar"

"Jadi kita tentukan tanggal berapa yang cocok mereka untuk menikah," tanya papa Ryan

"Kalau menurut aku ya Pa, gimana tunangannya 3 hari dimulai dari besok dan pernikahannya 4 hari kemudian," ujar Mama Sheila memberikan solusi

"Ide bagus," ujar papa Sheila

"Bagus juga, yaudah tanggal itu sudah cocok"

"What, nggak salah itu om, apa nggak kecepatan," tanya Sheila

"Nggak salah sih, emangnya kamu mau tunangannya besok dan nikahnya 3 hari kemudian"

"Nggak om," ujar sheila

Dia duduk kembali, dia membayangkan gimana hari-harinya setelah menikah. Siapa pun tolong Sheila.

Hufft akhirnya selesai juga bab ini. Setelah sekian lama menunda-nunda.

Jangan lupa vote ya. Salam dari Author yang cetar membahana😙😙😙😙😙

Makasih juga buat kalian tetap setia membaca cerita author yang begitu gaje

WALI KELASKU ADALAH SUAMIKU.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang