Chapter 11

7.9K 220 29
                                    

Warning!!! Typo berterbangan, maaf kalau cerita saya gaje karena saya baru membuat cerita.

Cuaca matahari pagi ini sangat panas, walaupun hari ini bukan hari senin tapi sekolah garuda tetap baris.

Saat ini murid sekolah Garuda mendengarkan arahan dari kepala sekolah, Sheila tak mendengarkan apa yang dikatakan kepala sekolah karena terik cuaca matahari menembus dirinya. Dia merasakan kepalanya yang begitu sakit, dia juga merasakan badannya hari ini tidak enak.

Angel melihat Sheila memegang kepalanya, dia langsung cemas dengan Sheila.

"Sheila lo nggak papa kan, kalau lo sakit lo ke uks gue cemas sama lo" bisik Angel begitu cemas

"Gue nggak papa, gue...gue hanya..."belum sempat ngomong Sheila pun pingsan.

"Sheila" teriak Angel

Mendengar suara teriakan tersebut, murid-murid langsung melihat sumber suara tersebut. Kini Angel melihat mereka menatap dirinya.

Fariz melihat Sheila pingsan pun langsung sigap membawa Sheila ke uks diikuti dengan Angel

"Baik anak-anak fokus ke saya," ucap kesek tersebut

Murid-murid tetsebut mengalihkan kembali perhatiannya ke kepsek tersebut.

****

"Sheila kenapa, mengapa dia pingsan" tanya Ryan

Ryan mengetahui Sheila pingsan, dia pun langsung ke uks melihat kondisi Sheila.

"Badan dia panas pak, Sheila sakit. Pasti dia kelelahan, kalau dia kelelahan pasti dia seperti ini. Sheila nggak boleh kecapean" jawab Fariz

"Darimana kamu tau? Mungkin itu akal-akal dia" Tanya Ryan tak percaya

"Bapak udah gila, dia itu beneran sakit, aku tau sekali dengan Sheila, aku udah mengenal Sheila dari kecil. Mana mungkin dia berbohong"

"Sheila kenapa sih bisa pingsan begini, pasti ini dia melalukan sesuatu tanpa ada istirahat" ujar Angel panik

Ryan mengingat kejadian semalam, dia sebenarnya udah mengatakan sebenarnya tapi dirinya masih aja maksa untuk melakukan fitting.

"Kalian kembali ke lapangan, biar saya yang jaga Sheila" ujar Ryan dingin

"Bapak udah gila, mana mungkin kami meninggalkan Sheila dalam keadaan seperti ini," bantah Fariz

"Saya bilang kalian pergi aja dari sini, biar saya yang jaga. Kalian mau dimarahi sama guru," perintah Ryan

"Riz yang dibilang pak Ryan bener, mending kita pergi dari sini. Lagian ada pak Ryan kok, nanti kita dimarahi sama guru," ujar Angel

"Yaudah pak kami pergi. Tolong jagain Sheila," nasihat Fariz

Fariz dan dan Angel pun keluar dari uks

****

Sheila membuka kan matanya, dia melihat pak Ryan disampingnya

"Aku dimana, Bapak sedang apa disini. Mengapa aku bisa disini?" tanya Sheila mencoba duduk

Ryan pun membantu Sheila untuk duduk.

"Maaf," ujar Ryan

Sheila tak menjawab

"Maaf," ujar Ryan kedua kali

Bukannya menjawab, Sheila turun dari tempatnya dan coba pergi. Namun gagal karena tangannya dicekal oleh Ryan.

Sheila melihat tangannya dipegang, dia menatap tak suka. Ryan pun melepaskan tangannya.

"Jangan pergi, kamu masih sakit. Istirahat lah dulu," nasihat Ryan

"Pak tolong jangan nganguin aku dulu satu hari ini aja. Aku mohon, aku capek pak"

"Maaf,"

"Maaf buat apa sih pak, aku capek pak. Saya mau istirahat, kalau bapak bahas tentang pernikahan besok aja"

"Maaf aku tak percaya sama kamu, maaf aku memaksamu semalam"

Sheila mengambil napasnya lalu membuangnya

"Udah pak, itu aja? Saya udah maafin bapak. Sekarang saya bisa pergi kan?"

"Jangan pergi"

"Maksud bapak?"

"Ma maksud saya kamu istirahat, jangan kemana-mana"

"Pak saya mau kekelas, saya harus mengikuti kegiatan pembelajaran. Kalau saya nggak masuk nanti saya kena marah dan saya juga ketinggalan pelajaran"

"Nanti saya ijinkan, sekarang kamu istirahat. Nanti pinjam buku temanmu si cewek dan si cowok yang sok tau segalanya. Siapa namanya"

"Angel dan Fariz?"

"Itu lah itu, sekarang kamu istirahat"

"Nggak pak, saya mau kekelas"

"Bergerak kamu saya cium"

"Bodo amat"

Sheila mencoba pergi lagi, namun gagal Ryan menahan tangannya. Tangannya tertarik dan jatuh diatas Ryan, bibir mereka saling menempel.

Cupp

Sheila memandangi mata Ryan, begitu juga sebaliknya. Hingga tak lama kemudian Sheila kembali berdiri.

"Bapak mesum"

"Siapa yang mesum? Coba kutanya siapa tadi yang diatas aku, kan kamu"

Pipi Sheila pun memerah seperti tomat. Dia sangat  malu sekarang. Oh tidak tolong sembunyikan pipi Sheila sekarang atau nggak tolong sembunyikan dia sekarang.

"Bapak pokonya mesum, bapak ngambil frist kiss saya"

Sheila tak menerima frist kissnya.

"Enak aja saya mesum, saya itu bukan mesum. Lagian siapa pula yang suka sama kamu, seperti tenggkorak. Saya nggak puas lagi nanti"

Sheila sekarang kesel, tolong ingatkan nanti Sheila untuk memasukkan dia kekandang buaya karena Ryan mengejeknya seperti tengkorak. Tapi sih emang iya.

"Enak aja kayak tenggkorak, gini-gini aku makan banyak. Aku bisa makan 3 kali. Lagian siapa juga  yang suka sama bapak, kecil dan lemes"

Sheila tak mau kalah dengan gurunya itu, dia membalas ucapan gurunya.

"Darimana kamu tau, sini mau kulihat dan kupraktekan biar kamu tau kalau ucapan mu salah"

Ryan pun mulai menggoda Sheila, Ryan juga memberikan mata genitnya. Sheila yang melihat mata genit itu dan mendengar ucapan gurunya pun bergidik ngeri. Dia menelan ludahnya.

Sheila melangkah kebelakang sambil menahan ludahnya.

"Tidaakkkkk"

Sheila pun berterika dan meninggalkan Ryan. Ryan yang melihatnya pun tertawa, bagaimana tidak? Sheila sungguh menggemaskan seperti itu.

Oh tidak? Apakah Ryan telah jatuh cinta kepada muridnya. Mungkin sepertinya iya. Ryan tertawa lalu tersenyum.

Hai-hai-hai makasih untuk kalian telah membaca cerita ini, gimana
ceritanya? Gaje kan😂😂😂

Salam author yang paling manis ( kok jijik ya), tetap vote ya guysss.

Maaf kan kalau typonya beterbangan.

WALI KELASKU ADALAH SUAMIKU.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang