Sepuluh

9.1K 897 66
                                    

Kya... Siapa yang udah ga sabar mereka "ehem-ehem"...

Hahaha sayangnya belum ya. Masa main nyoblos aja... Ada prosesnya lah. Kita lihat mereka baper-baperan dulu ya...

Yang pada minta bg Aldi ikutan Baper sabar aja, pelan-pelan kalian bakal sampai pada bab dimana semuanya terpampang jelas.

Btw, aku idtah sampe Bab 15 loh cerita ini, nah kalo STOK cerita ini idah habis harap bersabar UPDATE tan rada macet yo...

Sekian deh cuap-cuap mak. Selamat baca.

------

Aldi membawa peralatan makan yang disediakan Kimi sebelumnya ke ruang santai, yaitu depan TV. Tapi Aldi dan Kimi kali ini duduk di atas karpet bukan di sofa.

Mereka makan dalam diam tanpa ada yang memulai obrolan terlebih dahulu, hanya TV yang menyala yang memecah keheningan keduanya. Aldi selesai makan lebih dahulu, dan Kimi tahu pria itu tengah memperhatikannya. Hingga akhirnya dering ponsel Aldi mengakhiri sesi kecanggungan mereka.

"Ya halo Sal..." Sapa Aldi.

"Tumben nggak manggil sayang? Sayang kamu lagi dimana?" Tanya suara diseberang.

"Kenapa memangnya?"

"Aku kangen mau Videocall..." Rengeknya manja.

Melihat Aldi ditelepon 'istrinya' selera makan Kimi hilang total. Dadanya sakit dan ulu hatinya perih seolah diremas-remas. Ia memilih bangkit dan membereskan piring kotor, namun belum sempat dia berdiri tangan kiri Aldi menahannya.

"Ehm, Salma aku nggak bisa videocall malam ini, aku sedang ada urusan dengan teman." Ucap Aldi dengan tangan yang masih menahan lengan Kimi dan menatapnya intens tanpa berniat melepas sedetikpun.

"Oke deh. I love you sayang..." Kata Salma diseberang.

"I love you..." Ucap Aldi dengan tatapan yang masih fokus ke Kimi seolah kalimat yang ia ucapkan barusan adalah untuk Kimi, tapi Kimi yakin kalimat itu untuk Salma, mana mungkin untuk dirinya kan?

Aldi mengakhiri panggilan telepon dan melepas cekalan tangannya pada Kimi lalu membereskan piring kotor di hadapan mereka lalu membawanya ke dapur.

Kimi membiarkan Aldi melakukannya. Ia memilih bangkit perlahan dan masuk ke kamarnya. Sementara Aldi, pria itu malah terdiam di depan wastafel cuci piring dengan keran air menyala.

Apa yang terjadi barusan dalam hidupnya terasa terlalu cepat.

Satu bulan lebih ia memilih menghindari Kimindra sejak kejadian Kimi demam, tidak menampakkan wajah sama sekali padanya meskipun sebenarnya dia setiap hari ada di sekitar Kimi, tanpa disadari Kimi tentunya.

Aldi merasa dia harus menjauhi Kimi, untuk alasan yang Aldi takutkan. Sangat.

Satu tahun dia berpacaran dengan Salma berawal dari perjodohan orang tua mereka, lalu menikahi perempuan itu karena cinta yang utuh, setelahnya melewati setiap hari penuh cinta dengan Salma tanpa mampu berpaling sedetikpun pada perempuan lain.

Tapi kehadiran Kimi seolah merubah semua prinsipnya.

Bukan sekali atau dua kali Salma cemburu dengan beberapa relasi bisnis wanita bahkan pada pegawai Aldi sendiri di Perusahaannya maupun di anak perusahaan karena kedekatannya dengan mereka, tapi Aldi nya sendiri tak pernah terpengaruh.

Tapi kenapa kali ini berbeda?

Aldi akui Kimindra itu cantik dan manis, memandanginya tak pernah membuat Aldi bosan, tapi jika fisik alasannya, Aldi setiap hari menemui banyak perempuan cantik dan seksi, mulai dari kalangan orang awam, anak konglomerat lainnya bahkan sampai dunia artis. Dan ia sama sekali tidak pernah gelisah karena mereka selama ini.

BABY MILIONER (Tersedia EBOOK Juga PDF)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang