Lima

5.8K 723 36
                                    

Kimindra sudah kembali pada aktifitasnya. Dia sudah kembali bekerja di rumah sakit seperti biasanya. Dan sejak kembali ke Indonesia, dia tidak mendengar bahkan bertemu lagi dengan pemilik sperma yang sedang bersemayam di rahimnya. Entah sperma-sperma tersebut akhirnya bisa bertemu dengan indung telurnya atau tidak.

Jika tidak, artinya Kimi harus melewati penderitaan seperti beberapa minggu lalu kembali bulan selanjutnya. Kimi tak suka.

"Satu.dua.tiga..." ucap Kimi memberi arahan saat ia membantu perawat memindahkan pasien dari brankat ambulan ke ranjang pemeriksaan.

"Intubasi." Perintahnya sambil ia memakai sarung tangan. Dengan cekatan dan penuh energik Kimi menolong pasien yang mengalami kecelakaan lalu lintas tersebut.

Proses demi proses hingga akhirnya pasien dinyatakan dalam kondisi stabil dan dirawat lanjutan

"Hah..." Kimi bersandar di dinding sambil berselonjor kaki di lantai. Ia mengusap peluh di keningnya.

Seseorang menghampirinya lalu menyodorkan sebotol air mineral sambil berjongkok agar posisinya sejajar dengan Kimi.

Kimi menatap pada botol air mineral lalu pada orang yang menyodorkan minuman. Kimi menerimanya dan menenggak isinya hingga tandas setengah.

"Aku minta maaf."

"Nggak ada yang perlu dimaafkan." Jawab Kimi.

"Kimi... Kita sering bertengkar, berbeda pendapat... Dan aku kadang melakukan hal yang menyakiti hati kamu, tapi kamu tahu, aku tidak bisa kemanapun selain kembali ke tempat kamu berada. Kimi... Kamu alamatku... Tujuan pulangku..."

"Tapi sekarang alamat itu udah hilang. Anggap aja alamat palsu Hen... Kamu bisa kesana-kemari, nyasar kalo kamu jadikan aku alamat kamu, tujuan pulangmu. Cari perempuan lain. Kita sekarang bagaikan dua garis lurus yang sejajar, sampai kapanpun, nggak akan pernah bersinggungan lagi." Ucap Kimi.

"Tapi aku mencintai kamu. Sudah hampir dua bulan aku coba mencari kesibukan melupakan kamu, aku turuti mau Mama untuk kencan dengan gadis lain, tapi semua tampak sama, hanya kamu yang bisa membuatku rindu sampai meradang kesakitan menahannya... Aku sudah pikirkan, mari kita tunggu sampai semua urusanmu dan Keluarga Respati selesai. Kimi, just love you." Ucap Hendra lirih menggenggam jemari Kimi.

Kimi yang tengah berada di bawah tangga darurat, tempat ia selalu istirahat setelah selesai menolong tindakan emergency di IGD. Dia memang kadang suka ke tempat itu karena jarang di lalui orang jadi terasa seperti tempat persembunyian. Dan Hendra tahu tempat itu. Yah, Hendra selalu tahu segalanya tentang dia.

Tapi itu dulu, sekarang Kimi tak bisa lagi bagai buku terbuka yang bisa dibaca kapanpun oleh Hendra. Sekarang buku itu tertutup bahkan bergembok. Bukan berarti dengan mudah ia melupakan Hendra, hanya saja ia tahu, Hendra sama dengan sesuatu yang tak terjangkau lagi.

Kimi menggeleng.

"Sekarang semua berbeda. Kamu tahu Hen... Sebentar lagi disini akan ada bayi. Atau mungkin sekarang dia sudah ada. Apa kamu bisa menerima ku lagi? Aku menyewakan rahimku, membiarkan sperma pria lain di dalam rahimku... Itu kejam, aku menyakiti kamu."

"Kimi Stop it..."

"Apa kamu menerimaku? Mama kamu apa masih mau menerima menantu bekas Respati?" Kimi terus mengeluarkan pernyataan sementara Hendra berusaha meminta Kimi berhenti.

"Kimi!!!" Bentak Hendra.

Kimi menatap Hendra dengan mata berkaca-kaca.

"Aku mencintai kamu sampai di titik aku siap menerima kondisi terburuk kamu saat ini. Bahkan mungkin, jika kamu benar-benar ditiduri Jusuf pun aku masih akan menerima ka--"

BABY MILIONER (Tersedia EBOOK Juga PDF)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang