Tiga belas

7.6K 806 69
                                    

"Makasih ya Al..." Ucap Kimi saat mereka sudah tiba di apartemen.

"Untuk?"

"Ehm..." Kimi memutar bola matanya. Mencoba mencari kalimat yang tepat.

"Buat gaun, flatshoes, nemenin aku ke resepsi, juga buat makan malam." Kata Kimi.

Aldi tersenyum tapi hanya sedikit, tipis sekali senyumnya. Aldi maju mendekati Kimi lalu memeluknya membuat Kimi terkejut. Oke, mereka memang sudah berciuman beberapa kali tapi ini kali pertama ia berpelukan intim dengan Aldi. Waktu sakit nggak dihitung Kimi, soalnya kemaren dia lagi galau, beda sama sekarang, dia sadar.

Jantung Kimi berdebar-debar kencang. Awalnya ia canggung tapi lama-kelamaan ia mulai mengangkat kedua tangannya memeluk Aldi erat. Tanpa diketahui Kimi senyum Aldi semakin mengembang.

Aldi melepas pelukannya lalu mengecup kening Kimi penuh perasaan, kemudian menunduk mencium perut Kimi. "Istirahatlah. Selamat malam, Kimindra." Kata Aldi mengusap kepala Kimi lembut di akhir kalimatnya.

Jantung Kimi serasa siap meledak. Aldi tampak tenang, tapi sikapnya mampu membuat Kimi klepek-klepek seperti saat ini.

Astaga Kimi... Mau jadi pelakor kamu??? Sadar Kimi, sadar... Ingat kontrak, Kimi! Dia suami orang. Dia memiliki istri yang mencintainya. Dia juga sangat mencintai istrinya itu. Kamu...?Perasaan yang dimilikinya buat kamu paling juga hanya kasihan... ucap Kimi dalam hati.

Kimi tak bisa menyembunyikan wajah sedihnya seketika. Pemikirannya membuat ia sedih sendiri. Dia merasa sikap Aldi terlalu manis, dan dia tidak mengerti kenapa Aldi melakukannya.

Dengan sigap Aldi menahan lengan Kimi saat Kimi akan memasuki kamarnya.

"Kamu kenapa?" Pria itu bertanya cemas.

Kimi menggelengkan kepala namun air mata mengkhianatinya. Melihat air mata jatuh menetes di pipi Kimi, Aldi jadi gelisah.

"Kimi?"

"I'm Oke. Aku cuma lagi sensitif aja mungkin karena kamu peluk tadi." Ucap Kimi menghapus air matanya. Dia berbohong. Yang ia rasakan adalah ia bingung dengan sikap Aldi yang membuatnya... Membuatnya jatuh cinta.

Ya... Kimi yakin sekarang, dia sudah jatuh cinta pada Aldi, pada suami orang. Dia merasa buruk, apalagi jika membayangkan jika Aldi mungkin bersikap manis hanya karena kasihan dan anak dalam kandungannya. Bukankah dari awal, Aldi memintanya jangan salah paham.

Tapi kenapa harus ada ciuman sialan juga pelukan hangat yang membuatnya semakin mendamba Aldi?

Dan sialnya lagi, makin mengingat itu makin air matanya menetes.

"Kimi kamu menangis. Aku nggak suka lihat perempuan menangis. Kimi, what's wrong? Anything else? Please tell me..." Aldi menangkup wajah Kimi sambil mengusap air mata di pipinya.

Aldi teringat ucapannya mungkin akan sering membuat Kimi menangis. Apa benar karena dirinya?

"Apa karena aku?"

Kimi hanya menggeleng tanpa suara. Ia merasa salah, ia merasa bersalah... Dan ia malu... Malu karena telah jatuh cinta pada suami orang.

Saat yang bersamaan, NYONYA Respati menelepon suaminya.

Aldi menatap layar ponselnya dan Kimi melihat jelas nama si penelepon.

MY LOVELY WIFE

Kimi merasakan sakit luar biasa di ulu hati dan dadanya.

Lihat Kimi, pemilik hatinya menelepon. ucap Kimi dalam hati lalu segera masuk ke kamar dan menguncinya.

Aldi ingin menahan Kimi tapi Salma bisa marah jika ia tak menjawab telepon.

BABY MILIONER (Tersedia EBOOK Juga PDF)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang