PROLOG

15.8K 829 30
                                    

Aku publish Ulang ya...

Cerita ini udah END di wattpad satu tahun yang lalu ya sayang... tapi akan aku UP lagi setiap hari sampai END, nggak sampai EXTRAPART dong... hehehe...

Buat ngerefresh aja mana tahu ada  pembaca baru kan ya, soalnya Novel on Going belum kelar...

--

--


"Anda gila! Atas dasar apa anda pikir saya bersedia melakukannya?" Wajah Kimindra Rahayu merah menahan amarah. Bahunya bergerak naik-turun dengan cepat menandakan nafasnya yang memburu cepat.

"Semua pilihan tentu pada anda. Saya bukan tipe orang pemaksa. Jika anda mau Papa anda dapat perawatan medis yang terbaik, saudara lelaki anda tidak DIPENJARA, mama anda hidup layak dan utang keluarga anda LUNAS, anda hanya perlu menandatangani kontrak kesepakatan kita."

Kimi mengetatkan rahang dan mengepal kedua tangannya kuat di atas pangkuannya, menahan diri tidak mengeluarkan jurus karate untuk menghajar sang lawan bicara.

Dia bukannya anak durhaka, tetapi pengorbanan ini memang membutuhkan seluruh dirinya dan itu berat. Dia benar-benar harus mengorbankan segalanya. Tapi ini menyangkut Papanya, Mamanya juga abangnya, Kimi memang punya pilihan lain.

"Tapi aku masih perawan... Gimana bisa aku hamil terus tiba-tiba punya bayi tanpa status. Dan kenapa harus saya?" Kata Kimi hendak menangis. Perasaannya sungguh campur aduk.

"Saya tidak akan mengusik keperawanan kamu. Bukan itu yang saya butuhkan dari kamu. Tentang kamu hamil, kita akan menikah. Menikah siri tentunya karena saya sudah punya istri sah, jadi kamu tidak akan tiba-tiba punya bayi tanpa status. Dan kenapa harus kamu, karena situasi kamu menguntungkan saya, dan saya tidak ingin memiliki keturunan dari perempuan sembarangan, saya ingin memiliki keturunan dari perempuan yang berpendidikan, pintar, dan juga cantik. Dan kebetulan kamu tidak punya pilihan selain menuruti mau saya." Pria itu mengubah cara bicaranya lebih bersahabat namun aura intimidasi tetap saja membuat percakapan ini menegangkan.

Perusahaan Papanya dinyatakan Pailit oleh pengadilan, Papanya kena serangan jantung dan stroke, bahkan saat ini koma, Mamanya stress menunggui di rumah sakit, sementara abangnya selama ini bekerja di Perusahaan Papa dan diminta bertanggungjawab atas semua utang karena memang dialah penyebab semua kekacauan ini.

Sebenarnya sisa aset selain Perusahaan yang bangkrut masih ada beberapa, tetapi semua sudah disita untuk melunasi utang dan memberi santunan PHK dan masih saja ada utang yang tersisa. 15Miliar Rupiah.

Astaga... Dulu, uang segitu tidak terlalu banyak di mata keluarga mereka. Abangnya yang lulusan universitas luar negeri bahkan menghabiskan lebih banyak dari nominal tersebut selama masa pendidikannya.

Tapi sekarang, angka nol dibelakang angka 15 tampak terlalu banyak.

Impian mengambil gelar dokter spesialis pun tampaknya hanya akan jadi mimpi.

Air mata Kimi menetes, dia tidak punya pilihan. Lelaki ini benar. Tidak ada pilihan selain... Kimi mengambil pena di meja dihadapannya lalu menandatangani surat perjanjian yang sudah ia baca sebelumnya dan akhirnya ia tanda tangani.

Surat perjanjian Pinjam Rahim dan memberikan keturunan yang sehat bagi keluarga Pria dihadapannya saat ini, M.Yusuf Aldiansyah.

---

"Kimi... Kamu jangan gila. Kita bisa cari jalan keluar bukan seperti ini, Kimi, abang mohon ke kamu..." Pinta Kandra pada adik perempuan satu-satunya.

Kimi memakai kemeja putih polos dengan bawahan blue jeans sementara kepalanya ditutupi kerudung putih karena ia sebentar lagi akan melakukan akad nikah. Satu jam setelah tanda tangan kontrak, Aldi menelepon penghulu dan keluarganya agar datang ke masjid dekat kantor pria itu.

Wajah cantik Kimi tampak lusuh.

"Kimi?!" Bentak Kandra saat adiknya tetap tidak merespon.

"Apa jalan keluarnya bang, apa? Kita udah enggak punya apa-apa lagi, bang. Nggak ada, termasuk harga diri." Ucap Kimi.

Kandra mengusap rambutnya frustasi. Semua salahnya... Jika saja ia tidak tergoda melakukan investasi yang berujung pada kasus penipuan dan menyebabkan hilangnya kepercayaan investor yang berujung Perusahaan sang Papa pailit.

"Abang akan tanggung jawab Kimi. Demi Allah ini salah abang jangan sampai kamu yang berkorban. Kamu cantik, kamu dokter yang pintar, pekerjaan kamu juga bagus. Kamu bisa dapat beasiswa buat ambil spesialis. Kamu dan Hendra punya masa depan." Kata Kandra membuat nyeri sayatan panjang dan dalam di hati Kimi.

Hendra... Astaga... Kimi sampai lupa pada tunangannya tersebut.

"Bang... Kimi belum bilang Hendra." Ucap Kimi panik.

"Makanya Kimi, belum terlambat. Batalkan pernikahan ini, juga perjanjian kalau kamu akan hamil dan memberikan anakmu kepada Jusuf." Bujuk Kandra berlutut di kaki adiknya.

Kimi menggelengkan kepalanya keras. "Aku nggak bisa mundur karena sudah tanda tangan kontrak bang. Lagipula kalau aku mundur kamu bakal dipenjara. Gimana sama kak Nita yang lagi hamil? Gimana sama Fiko anak kalian yang baru dua tahun. Terus Mama, dan Papa??? Ini yang terbaik bang. Utang Papa di luar sana akan mereka lunasi dan sisa yang 15 miliar dianggap lunas, mereka juga janji akan tetap kasih Papa pengobatan terbaik. Abang, bisa kerja di perusahaan cabang mereka walau cuma sebagai manajer. Dan Kimi cuma perlu jalani program inseminasi atau bayi tabung dan melahirkan anak mereka. Secara sesar. Jadi enggak akan ada masalah."

"Kimindra Rahayu..." Suara Aldi mengagetkan percakapan keduanya.

Kimi dan Kandra menoleh ke asal suara.

"Semua sudah berkumpul. Minta abangmu jadi wali untuk menikahkan kamu." Kata pria itu tenang dan dingin.

Lalu Kimi pun menarik tangan Kandra untuk mengikuti lelaki itu.

Di antara Penghulu dan beberapa orang yang disiapkan jadi saksi, ada sepasang suami istri paruh baya yang di duga Kimi adalah orang tua Aldi. Lalu ada seorang perempuan muda, cantik, sangat cantik bahkan, duduk di dekat orang tua tersebut.

Jantung Kimi berdebar cepat. Wajahnya sudah pasti merah padam. Entah kenapa Kimi yakin jika perempuan itu adalah istri sah Aldi.

Kimi nggak pernah membayangkan hal gila seperti ini.
Dinikahi siri oleh orang asing dan tujuannya hanya untuk meminjamkan rahimnya. Dia sudah gila. Masa depannya sungguh sudah hancur. Setelah ini entah akan jadi seperti apa dunianya?

Kehidupan nyaman selama 27 tahun hidupnya, seketika berubah seratus delapan puluh derajat.

"SAH!!!" seru saksi.

---

Yuk yg kmren blm vote dn comen silahkan di Vote ya...

Btw cerita ini sudah End dan ada versi EBOOK di google play book dan PDF di Penulis (WA.082276166101)

BABY MILIONER (Tersedia EBOOK Juga PDF)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang