Unwell

3.9K 362 6
                                    

.

.

.

Hari berganti, pagi kembali menyapa daratan Seoul. Aktivitas yang sama kembali terulang. Taehyung dan Jungkook sudah duduk di mobil, kali ini mereka memang berangkat bersama. Taehyung yang kesiangan, sejak bangun tidur ia merasa tubuhnya tidak nyaman, mungkin karena pukulan yang didapatnya semalam.

Mobil mulus berwarna hitam berhenti tepat di depan gerbang sekolah internasional, kedua pintu belakangnya terbuka. Memunculkan wajah tampan yang tenang milik Taehyung, dan wajah tampan yang penuh keceriaan milik Jungkook. Keduanya berbalut pakaian seragam berwarna krem dan biru. Angin menghembus mereka saat Jungkook berjalan mendekati kakaknya, seolah menyambut kedatangan mereka. Taehyung menutup pintu setelah berterima kasih pada sang sopir. Baru mau melangkah, Jungkook tiba-tiba memeluk lengan kirinya.

"Wae?,"tatap Taehyung bingung.

"Tidak perlu bersikap sok keren di depanku."Jungkook mendongak sedikit saat ia bicara dengan Taehyung. Meski Jungkook cenderung tidak perduli tapi ia tidak memungkiri kalau kakaknya memang keren.

"Terima kasih untuk pengakuanmu."Taehyung melangkah menuju gerbang sekolah tanpa merasa risih pada Jungkook yang masih memeluk lengannya.

Menurutnya, ada baiknya juga apa yang lakukan Jungkook, ia sedang tidak ingin berhubungan dengan siapapun. Dan sesuai dugaannya, semua mata memandang mereka sejak saat mereka memasuki gerbang. Saat tiba di kelas Jungkook, adiknya itu melambai girang ke arah kakaknya. Sementara Taehyung hanya mengangguk dan mengusap kepala Jungkook lalu berjalan menuju kelasnya.

Pukul tujuh tiga puluh, kelas belum banyak di kunjungi para siswa, termasuk kelas Yoongi. Berada di tingkat tiga, membuatnya menjadi murid yang rajin. Apalagi dengan jabatan yang di pegangnya kali ini, ketua kelas sekaligus ketua grup taekwondo.

Yoongi sering berangkat lebih awal, datang paling pertama, bukan untuk mengulang pelajaran tapi untuk berlatih taekwondo sendiri. Ini sudah menjadi hobinya sejak ia menjadi anggota kelompok taekwondo. Pulang paling akhir karena harus banyak belajar, persiapan menuju universitas dan mengurus klub tentunya.

Yoongi keluar dari ruang latihan, sudah rapi dengan seragam sekolahnya. Ia berjalan menyusuri lorong kelas, sesekali menyeka keringat yang mengalir di pipinya.

Langkahnya terhenti saat ia mendengar bunyi seperti benda terjatuh dari lorong lain searah dengan ruang lift. ia menahan langkahnya sesaat, lalu melanjutkannya kembali dengan tidak membuat suara langkah kaki sedikitpun. Ia menyembulkan kepala sedikit untuk melihat apa yang membuat suara. Manusia atau hantu? Ahh, ia sedang malas bertemu dengan yang tak sama dengannya. Tapi rasa penasaran tetap membuatnya melihat kejadian aneh yang terjadi.

Hoseok memegang kerah baju Taehyung yang tersudut di dinding. Yoongi menebak suara yang di dengarnya tadi bisa jadi suara punggung Taehyung yang menabrak dinding.

"Apa tadi kau bilang? Menghormatimu? Cih! Jangan harap!,"ucap Hoseok sengit.

"Tapi sayangnya untuk mendapatkannya, kau harus melewatiku dulu."ucap Taehyung cuek.

'apa yang mereka bicarakan?,'batin Yoongi.

"Baiklah, kalau itu maumu. Aku akan membuatmu menyerah lebih dulu padaku."ancam Hoseok.

"Terserah padamu. Ku beri tahu kau, pukulanmu tidak berarti apa-apa untukku."tantang Taehyung.

"Neo!,"Hoseok mengangkat tinjunya tapi dengan cepat Yoongi berlari dan memegang tangannya. Sontak kedua anak muda yang sedang saling menantang itu menatapnya.

"Apa yang kau lakukan? Apa kau tidak tahu ini di sekolah?,"Yoongi balas menatap tajam Hoseok.

Tanpa mengatakan apapun, Hoseok menyentak tangannya dari genggaman Yoongi dan mendorong Taehyung kasar. Setelah itu ia pergi menghilang begitu saja dari pandangan kesal Yoongi.

Siblings ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang