Hospital

4.1K 283 25
                                    

Warning!
Hati-hati membaca chingu, author sengaja gak buat jeda di setiap perubahan situasi.

.

.

.

"Pasien kekurangan banyak darah!"

"Siapkan ruang operasi!"

Sebuah brangkar di dorong tiga orang perawat masuk dari lobi menuju ruang gawat darurat disambut oleh seorang dokter. Mereka bekerja sama membawa seorang pasien muda yang sudah tidak sadarkan diri menuju ruang operasi.

"Periksa denyut jantungnya!"

"30bpm. Denyut nadi melemah."

Kondisi mulai mengkhawatirkan, Yoongi tidak dapat bernafas karena tembakan di dadanya. Nafas pendek yang sama sekali tidak dapat menggerakkan dadanya, menyulitkan dokter untuk melakukan operasi hanya dengan memasang masker oksigen di wajahnya. Terlalu beresiko.

"Ventilator!,"perintah sang dokter.

Seorang perawat mengangkat sedikit leher Yoongi. Membiarkan puncak kepala Yoongi menempel pada ranjang. Dokter bergerak cepat membuka mulut Yoongi, memasukkan sedikit demi sedikit sebuah selang ke dalam tenggorokannya. Hingga ia mencapai titik dimana Yoongi dapat bernafas dengan bantuan selang.

Selagi dokter sibuk dengan ventilator, perawat lain memasang oxymeter di jari telunjuk Yoongi. Menggunting pakaian Yoongi, dan menempelkan banyak kabel penghubung ke monitor. Memasang selang infus, mengalirkan cairan infus dan darah. Menyuntikkan anestesi pada Yoongi, meski pasiennya tidak sadar tapi pihak rumah sakit tetap memastikan pasiennya tidak terbangun saat operasi sedang berjalan.

Sebuah lubang kecil di dada yoongi terpampang, hasil karya Woo Bin. Tubuh Yoongi ditutupi dengan kain hijau gelap dengan rongga tepat di dadanya. Sebuah lampu menyala diatas tubuh Yoongi, semua perawat dan dokter siap melakukan operasi.

Dibantu seorang asisten dokter, operasi di mulai. Sebuah pisau bedah menyayat perlahan luka tembak di dada Yoongi. Membuat sebuah lubang menganga lebar untuk mempermudah menemukan dimana letak peluru yang bersarang di dadanya. Darah segar membasahi tangan sang dokter, si asisten memberikan sebuah alat kecil untuk menyorot dimana letak peluru. Dokter menatap layar monitor kecil dan mengamatinya dengan baik.

Begitu menemukan dimana letak benda yang di cari, dokter seperti tanpa hati menekan sisi daging yang mengganggu. Melakukannya dengan sangat hati-hati supaya tidak terjadi kesalahan. Dokter menatap serius benda yang berada hampir menempel pada jantung Yoongi yang berdetak lambat.

"Pinset."Sang dokter menadahkan tangannya dan sebuah pinset dengan cepat ada di tangannya.

Menit-menit yang menegangkan saat dokter itu berusaha mengeluarkan peluru dari sarangnya. Ia melakukannya dengan perlahan dan hati-hati supaya pelurunya dapat keluar dengan baik. Pinset itu masuk sempurna, sang dokter melongok kedalam. Pelurunya berhasil terjepit, dokter bergerak menarik keluar peluru. Seorang perawat sudah standby dengan sebuah wadah kecil berisi alkohol disampingnya.

Klontang!

Peluru itu berpindah tempat ke wadah stainless yang dipegang perawat. Sang dokter bergerak menjahit jaringan yang rusak dengan benang khusus. Suara daging yang terdengar menjijikkan tapi tidak bagi mereka yang di dalam ruangan itu sesekali terdengar. Darah yang dikeluarkan saat operasi tidak sedikit. Hingga jahitan terakhir bagian luar dilakukan oleh asisten dokter.

"Operasi selesai. Periksa kondisi pasien."suara teredam dari balik masker sang dokter terdengar.

"Denyut jantung 50bpm, tekanan darah 70/40."mendengar apa yang di sampaikan perawat, sang dokter melirik monitor yang terus menunjukkan kondisi pasiennya.

Siblings ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang