.
.
.
Menunggu selama lima belas menit adalah waktu yang cukup lama. Tapi semua tetap mencoba tenang melihat keadaan Taehyung.
"Tuan, dokter Jung datang."Lee ahjumma bersama dokter Jung masuk ke kamar Taehyung. Begitu melihat dokter Jung, ketiga orang itu langsung menyingkir.
"Cepat periksa dia."ucap nyonya Jeon.
"Tolong kau lihat bagian perutnya, ada luka lebam disana, dia sangat kesakitan saat aku tidak sengaja menyentuhnya."jelas tuan Jeon.
"Aku mengerti. Tenanglah, aku akan memeriksanya."Dokter Jung menjawab sambil sibuk memeriksa kondisi Taehyung.
Sepuluh menit dokter Jung menangani Taehyung, sementara yang lain masih mengamatinya. Dokter Jung terlihat sangat serius dan menghela nafas sesekali. Ia membuat mereka berpikir yang tidak-tidak.
"Bagaimana kondisinya?,"tanya tuan Jeon langsung saat dokter Jung beranjak dari ranjang Taehyung.
"Sebaiknya dia di bawa ke rumah sakit."
"Kenapa?kau tidak bisa menanganinya?,"sambung nyonya Jeon.
"Dia harus mendapatkan perawatan intensif. Demamnya terlalu tinggi dan luka lebamnya harus ditangani sebelum sesak nafasnya semakin parah."
"Sesak nafas?,"tanya tuan Jeon tak percaya.
"Ya, aku yakin ia sudah merasa sesak nafas sejak ada memar disana. Apa dia tidak mengatakan apapun?"
"Tidak."Tuan Jeon menghela nafas panjang menatap Taehyung sendu.
"Baiklah. Aku menunggu keputusan mu. Aku akan siapkan ruangan jika kau.."
"Ya, kita bawa dia ke rumah sakit sekarang."potong tuan Jeon.
"Baik, aku siapkan ambulance."
"Tidak perlu, ambulance hanya akan membuatnya menunggu lebih lama. Kita bawa dia sekarang."tuan Jeon langsung bergerak mendudukkan Taehyung.
Semua bergerak membantu tuan Jeon menggendong Taehyung di punggungnya. Lee ahjumma berlari meminta sopir menyiapkan mobil. Dalam beberapa menit, mereka semua bergerak menuju ke rumah sakit.
-
-
Malam semakin larut, bulan pun berada di puncak pancarannya. Bulat dan bersinar sangat terang, seolah bangga menjadi raja malam. Waktu menunjukkan tengah malam, semua orang terlelap. Kecuali beberapa orang yang bekerja di malam hari. Suasana tenang dan damai tanpa keributan, termasuk di rumah sakit tempat Taehyung di rawat. Kamar nomor 3 VVIP room yang hanya di tempat Taehyung tentu saja cukup terang cahaya lampu tapi sangat sepi.
Kamar itu terasa hangat karena penghangat ruangan yang aktif sejak Taehyung dipindahkan kesana. Nampak tuan Jeon tidur di sofa yang ada di dalam kamar itu. Ia duduk bersandar, dengkuran halus terdengar, bukti tuan Jeon sudah terlelap. Raut wajah lelah terpencar tapi juga ada kewaspadaan untuk terus terjaga. Takut kalau-kalau anaknya yang sedang dirawat terbangun di tengah malam.
Taehyung, anak pertama tuan Jeon, yang di jaganya masih terbaring dan terlelap. Sebuah selang infus menempel di lengannya. Sejak dibawa ke rumah sakit, ia belum sadarkan diri meski dokter memprediksi itu hanya akan terjadi beberapa jam. Hingga waktu menunjukkan pukul dua dini hari, terpaan hawa dingin menyelusup masuk ke dalam ruang kamar itu.
Taehyung memberikan tanda-tanda sadar, dan benar saja, tidak lama kemudian matanya perlahan terbuka. Ia menatap kosong langit-langit kamar sesaat, pandangannya belum jelas. Ia menggerakkan kepalanya ke kanan, sangat pelan karena tubuhnya masih terasa sangat lemas. Keningnya sesekali berkerut menahan sakit.
KAMU SEDANG MEMBACA
Siblings ✔
Fiksi PenggemarLihatlah bagaimana Taehyung menemukan kebenaran tentang siapa Jungkook dan siapa Yoongi. Basic story : brothership || family || a bit bromance