Prolog

271 13 0
                                    

Cahaya matahari menerobos masuk melalui celah celah jendela yang tak tertutup gorden, mengusik istirahat nyenyak seorang gadis yang masih meringkuk di balik selimut tebalnya.

"Hoammm ..."

Gadis manis itu mulai membuka matanya secara perlahan, menyesuaikan dengan terangnya sinar sang mentari pagi.

"Kak Lafa ... , Kak Lafa ..." teriakan keras terdengar bising di depan sebuah pintu kamar bercat coklat itu.

Ya , gadis itu adalah Maylafaisha Cassiopeia Defara, kerap di sapa Lafa. Dia seorang anak dari pengusaha sukses di kota Jakarta, yang memiliki banyak sekali cabang perusahaan, Defara itulah nama Ayahnya, serta marga yang bersatu di akhir namanya, keluarga Lafa termasuk jajaran orang terkaya nomor 1 di Indonesia.

"Adek berisik amat sih, masuk aja kali dek, orang pintunya gak di kunci juga," sahut Lafa malas dengan muka bantalnya yang masih menampilkan rasa kantuk yang mendera.

Pintu perlahan terbuka, menampilkan sesosok anak laki laki berumur 13 tahun yang sedang menampilkan cengiran untuk sang Kakak.

"Hehe.. , emmm Kak, boleh pinjem i-pad nya gak?" tanya anak laki-laki yang berstatus adik kandung Lafa, si pemilik nama Jofarel Revans Defara, biasanya di sapa Farel, bertanya dengan ragu takut membuat Kakaknya marah.

"Yang warna apa?" tanya Lafa dengan santai sambil mengubah posisinya menjadi duduk di pinggiran ranjang.

"Eehhh ..."

Farel mengira Kakaknya ini akan marah karena ia pagi pagi sudah mengganggu dengan acara meminjam i-pad, ehh ternyata malah di balas santai oleh Lafa.

"Yang warna biru muda Kak, boleh?" pinta Farel seraya bertanya kepada Lafa.

"Hihihi.. tentu boleh dong Dek, i-pad Kakak, juga punya kamu jugalah, kita kan Saudara," kekeh Lafa terhadap tingkah adik kecil nya yang menurutnya sangat lucu ini sambil bergerak ke arah Farel dan mengacak rambut Adiknya itu dengan gemas.

Lafa pun berlalu ke arah meja belajarnya, membuka laci meja belajar tersebut yang berisi belasan i-pad bermacam macam warna dan tentu saja berkualitas terbaik. Tak ayal, kan sudah di sebutkan bahwa keluarga Lafa adalah pemilik perusahaan tersukses di daerah Jakarta. Oleh karena itulah keluarga Lafa termasuk deretan orang kaya yang hartanya mungkin sulit untuk di habiskan.

Setelah mengambil sebuah i-pad berwarna biru muda langsung ia serahkan i-pad tersebut kepada Farel.

"Aku pinjam dulu ya Kak?" ucap Farel halus.

"Iya" singkat jawaban dari Lafa.

Farel pun segera berlalu pergi dari kamar tersebut, namun di tengah ambang pintu tiba tiba ia berbalik kembali menghadap Lafa.

"Ada apa? Mau pinjem apalagi?" tanya Lafa kebingungan melihat Adiknya itu yang balik lagi menghadapnya, Lafa merasa ada sesuatu yang serius yang ingin di sampaikan Adiknya itu, terlihat dari raut wajah Farel yang menahan sebuah pertanyaan.

"Emmm ... Kak, i ...tu anu, anu ..." gagap Farel seperti seseorang yang kepergok mencuri.

"Apa sih Dek ..., ayo bicara yang jelas!" pinta Lafa yang sudah merasa kebingungan akan tingkah aneh Adiknya.

"Nanti Kakak tanya Bunda aja deh!" ucap Farel yang terdengar ambigu di telinga Lafa.

Farel pun segera benar benar meninggalkan kamar Lafa dengan tergesa gesa, membuat sang pemilik kamar heran serta bertanya tanya akan ucapan Farel tersebut.

"Ada apa sih sebenarnya?" gumam Lafa sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal itu.

Lafa tak ingin ambil pusing soal ini, ia segera mengambil handuk yang tergantung rapi di rak handuk, dan melangkah menuju kamar mandi yang memang berada di dalam kamarnya.

L A F ATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang