Part 11

35 1 0
                                    

Lafa POV.

Aku sungguh merasa sangat bersalah telah menghancurkan persahabatan Rama. Bagaimana caranya agar mereka balikan lagi. Tapi tenang saja, Aku janji Ram, setelah misiku berhasil, Aku akan memperbaiki hubungan persahabatan kalian kembali. Aku janji!

Bruk!

"Aduh ..." bahuku uhh! Rasanya sakit sekali.

Kini dihadapanku seorang cewek terduduk di lantai yang sepertinya jatuh setelah menabrakku dengan keras.

Aku tidak tahu siapa cewek ini, karena ia menunduk, sebagian rambutnya menutupi wajah, sehingga aku tak dapat melihat dia siapa.

"Maaf, kamu tidak apa-apa?" ujarku sesopan mungkin. Aku tidak ingin menambah musuh lagi disini. Sudah cukup geng Bara dan odel yang memusuhiku, tidak lagi untuk saat ini!

"Jangan sok baik!" bentaknya secara tiba-tiba.

Refleks aku terjingkat kaget. Ada apa dengan cewek ini? Memangnya aku pernah berbuat kesalahan dengannya.

Apa ini!

Mataku terbelalak sempurna, ketika dia mendongakkan kepala.

"Angle?!"

Aku dapat melihat salah satu sudut bibirnya terangkat keatas, walaupun itu sangat tipis. Namun tatapan yang ia berikan, sudah jelas tergambar raut ketidaksukaan mendalam.

Tidak tahu apa aku pernah berbuat salah padanya. Mengapa dari dulu ia seperti sangat membenciku.

"Meet again Lafa ..." dia berkata sangat sinis.

"Angle, sini aku bantu!" Semanis mungkin aku harus berucap kepada Angle, tak lupa kuberikan senyuman hangat.

Semoga saja dengan ini, Angle perlahan bisa lebih bersahabat denganku.

"Jangan sok baik deh Lo!"

Sabar Lafa, ini memang sifatnya!

"Hufttt ..."

Kuhembuskan nafasku perlahan. Jernihkan pikiranmu ya Lafa! Jangan terbawa emosi, ok!

Dia tersenyum miring lagi?! Hei sekarang apalagi yang direncakannya?

Tangan kanan Angle merogoh saku rok yang ia pakai, mengeluarkan gadget, setelah itu menghubungi seseorang, entah siapa.

"Kak ... Hiks ... Hiks ..."

What the? Apa-apaan! Mengapa Angle berucap lirih seperti orang teraniaya! Dan juga dia pura-pura menangis?! Membingungkan!

"Ku mohon kesinilah Kak! Tolong aku ... Hiks ... Hiks ..."

Kepalaku semakin pusing mendengarkan percakapannya yang ambigu di telinga.

"Angle kamu kenapa? Apa yang membuatmu sed ..."

Plak!

Astaga! Sakit! Pasti sakit sekali.

Mengapa ia menampar pipinya sendiri? sangat keras, sekarang pipinya nampak memar merah.

"Kam ..."

"Angle!"

Lagi-lagi ucapanku terpotong!

Seseorang menghampiri kami, ah tidak! Lebih tepatnya menghampiri Angle, membantunya berdiri.

Seketika aku tertegun menyadari siapa orang tersebut.

Kak Rassya, senior serta orang yang gemar membullyku.

"Kak ... pipiku perih ... dia menamparku dengan sangat keras! Hiks ... Hiks ..."

L A F ATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang