Di Pantai

17 2 0
                                    

Tak seperti biasanya libur weekend kali ini aku bangun cukup pagi, aku terbangun dimana jam masih menunjukkan pukul 05.30 pagi dan langsung bergegas menuju kamar mandi. Sekilas aku melihat Mamah sedang memasak di dapur dan Bapak sedang bersantai diruang tamu dengan kopinya sedangkan Adikku masih terlelap tidur.

"Tumben kamu udah bangun pagi pagi gini mana hari libur lagi, mau kemana emang?" tanya Mamah dengan heran.

"Mau main sama Vio Mah." Teriakku dari kamar mandi.

"Pantesan aja, giliran ada maunya aja bangun pagi. Mau kemana sih kalian berdua?"

"Ihh kepo banget sih Mamah, kek ga pernah muda aja." Jawabku saat keluar kamar mandi.

"Ditanyain juga malah ngeledek lagi."

"Hahaha engga Mah, kita pengen ke Pantai. Yaudah ah mau siap siap dulu ntar kesiangan lagi." Lanjutku.

"Yaudah sana, sarapan dulu. Sekalian bawain sarapan ini atau bekal nanti disana sama Vio." Kata Mamah.

Aku menuju kamar dan berpakaian cukup simple namun tetap rapi karena kali ini kita berdua akan mengunjungi alam makanya aku cukup mengenakan gaya simple saja namun rapi. Sekitar jam 7 aku selesai semuanya dan siap untuk menjemput Violita dirumahnya namun saat aku pamit kepada orang tuaku.

"Mah, Pah aku main dulu yah. Assalamualaikum."

"Ntar dulu, sebentar" Kata Mamah dan tidak lama dia menyodorkan tempat bekal kepadaku.

"Ini apa Mah?" tanyaku

"Ya bekal lah buat kalian berdua disana. Kalau kamu gamau ya buat Vio aja. Lagian daripada kalian jajan disana mahal mahal mending ditabung buat nikah aja." Jelas Mamah.

"Hehe apaan sih Mah, Amin aja deh. Yaudah makasih Mah aku berangkat dulu. Assalamualaikum." Kataku sambil menerima bekal itu dan memasukkannya kedalam tasku.

Akupun pergi menuju kerumah Vio pagi itu, cuaca yang bersahabat saat itu karena terlihat cerah walau agak terasa terik. Dan setibanya aku dirumahnya aku melihat Ibunya sedang menjemur pakaian didepan rumahnya.

"Assalamualaikum Bu, Vio nya ada dirumah?" tanyaku.

"Walaikumsalam ehh ada Bagus, ada tuh masuk aja. Paling masih dandan dikamar."

Akupun masuk ke ruang tamu rumahnya, dan melihat Ayahnya sedang bersantai disana maka aku menghampirinya dan berbincang santai sambil menunggu Vio keluar dari kamarnya. Tak sampai 15 menit menunggu sang Violita pun keluar dengan gaya simple dengan hijab yang menjadi keanggunannya, dia menghampiriku dan Ayahnya dan dengan kesopanannya mencium tangannya. Aku yang hanya bisa terdiam dan terheran setelah dia keluar,memang dia tak pernah bosan membuatku terpesona dalam memandangnya tiap bertemu.

Melihat waktu sudah hampir siang, aku pamit dan ijin kepada orang tuanya "Pak, kita mau main ke pantai dulu yah?"

"Wah, mau pada ke pantai nih Bapak jadi ingat jaman pacaran dengan Ibumu Vi." Jawab Ayah Vio.

"Hehe iya dong. Kan kali aja kita kaya Bapak Ibu juga nantinya." Ledek Vio kembali.

"Pah, yaudah Vio berangkat dulu yah keburu siang juga nih." Tambah Vio.

"Ohh yaudah hati hati dijalan yah, selamat berlibur." Tambah Ayahnya.

Kita berdua pun berpamitan dan meninggalkan kediaman Vio, hari ini kita berdua akan berangkat dengan kereta karena cuaca yang terik ini tidak memungkinkan untuk pergi dengan motor. Memang tak terlalu jauh dari rumah Vio untuk menuju stasiun terdekat hanya butuh 50 menit untuk sampai disana. Sesampainya di stasiun kita pun segera memesan tiket pulang dan pergi dan masuk ke dalam stasiun dan menunggu kereta kita datang.

She's Violita (Completed)Where stories live. Discover now