"Kumohon jangan pergi." Minhee menggenggam erat blazzer hitam Yunseong yang sudah banyak tercetak bercak darah akibat ulahnya.
"Aku tidak akan pergi." Yunseong mengusak rambut putih Minhee dengan jari-jarinya. Ia sebenarnya tidak tahu apa yang harus dirinya lakukan saat ini hanya menunggu yang lain menemukan mereka, karena di ia panik maka itu akan memperburuk Minhee dengan keadaanya sekarang ini.
"Astaga." Teriakan nyaring Byungchan saat menemukan mereka menyadarkan Yunseong dari keterpakuannya pada bulu mata panjang Minhee dan bibir ranum serigala itu.
Byungvhan menepuk pipi Minhee beberapa kali, meraba lehernya untuk memeriksa denyut nadi bocah itu. Lalu dengan sekali hentakan ia merobek kemeja seragam Minhee yag sudah banyak berlumuran darahnya sendiri.
Seungwoo memperhatikan Yunseong yang tidak bergerak sama sekali dari posisinya, bergerakannya terlihat sangat tenang dalam keadaan seperti ini anak itu masih bisa mengusap lelehan keringat di pelipis Minhee saat Seungwoo tahu seberapa kerasnya ia menahan dirinya terlihat dari cara Yunseong tak berkedip sesaat menatap kulit putih minhee yang terpampang di bawahnya.
Lekum Yunseong beberapa kali bergerak cepat seakan menelan salivanya sendiri dengan kasar.
Ia sendiri sebenarnya cukup sulit untuk menahan diri, aroma darah Minhee sangatlah manis dan bau itu seakan memenuhi area tempat mereka saat ini.
"Hy....Hyung."
"Bertahanlah." Byungchan merogoh kantungnya meraih botol kaca kecil berwarna biru gelap. Kedua tangan Byungchan bergetar mendengar rintihan demi rintihan Minhee, beberapa organnya sepertinya dirusak oleh iblis itu.
Ia meneterkan tiga tetes cairan biru pekat itu pada pusar Minhee.
"AAARRGGHHH...MMMHHhh."
"Kenapa kau menutup mulutnya?" Kedua vampire itu enatap panis segala yang terjadi di depan mata mereka.
"Jika ia membuka mulutnya ia akan kehilangan lebih banyak darah." Byungchan mulai menanngis melihat keadaan adiknya yang seperti ini, berkali-kali ia membisikkan kata 'kumohon Minhee bertahanlah' saat tubuh anak serigala itu menggelinjang hebat, kesakitan karena organnya yang hancur dipaksa kembali tummbuh dengan cepat. Genggaman tangan Minhee pada blazzer Yunseong tidak mengendur.
Yunseong mendongak, ia sudah tidak tahan lagi. Lalu dengan segera Seungwoo mendekat, mengabaikan aroma darah Minhee yang menguat berkali-kali lipat dari sebelumnya.
"Lihat aku!" Sang putra mahkota mencengkram erat bahu kiri Yunseong 'Kau juga harus tetap bertahan'
Mata Vampire muda itu menayala merah terang, hampir menyerupai darah rusa segar.
Dalam keadaan seperti ini darah Minhee bukan hanya akan tercium sangat manis dan mengundang, tapi juga akan menguar hingga beratus-ratus meter jauhnya.
'Bau ini?!' Yuvin menoleh ke sebelahnya mendapati Yohan terlihat baru saja mengendus aroma yang sama. Mata Vampire itu berkilat. 'Tidak'
Sebelum Yohan sempat melangkah Yuvin mengubah tubuhnya menjadi serigala dan melimpat ke tubuh Yohan dan menimpanya.
Saat seekor werewolf berubah menjadi wujud serigalanya maka aroma feromonnya akan menguar empat kali lipat dari saat berwujud manusia.
Yuvin menggeram keras berharap geraman itu bisa mengembalikan kesadaran Yohan yang tadi seakan siap mencari dimana letak bau itu.
Yohan awalnya meronta dan mencoba menyingkirkan telapak serigala Yuvin, namun serigala itu dengan mudah dapat menghantam Yohan kemmbali ketanah dan berhasil mengembalikan Vampire muda itu ke dunia nyata.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Academy || Pdx
Fanfiction[Fantasy] [AU] [Mistery] [Romance-comedy] Generasi baru menentukan takdir baru BXB Produece x 101 Alternative Universe