9. He and Her Brother

55 6 0
                                    

Sudah 4 tahun Dazai meninggalkan Port Mafia, suasana Tantei-sha masih bersuasana 'Pengantin Baru', tentu saja karena Edogawa Ranpo baru saja menikah dengan Yamamoto Michiko, mengubah nama Michiko menjadi Edogawa Michiko.

"Pengantin barunya cuma dua orang tapi suasananya memenuhi ruangan ini," Yosano menyindir sepasang pengantin baru itu.

"E–eh? Memangnya iya, ya?" wajah Michiko mulai merona.

"Kalau mau bermesraan, keluar sana," Kunikida memperbaiki letak kacamatanya.

"Kami kan tidak bermesraan seperti Tanizaki bersaudara itu," Ranpo masih melanjutkan memakan donatnya.

"Buuuuu, kalian para 'jones' hanya iri pada mereka, Michi-san dan Ranpo-san kan hanya duduk berdua saja, apa salahnya?" Dazai mulai memanas-manasi.

"Memang Dazai-san tidak iri ya? Dazai-san akhir-akhir ini terlihat tidak bersemangat," dengan polosnya Atsushi men-skakmat-kan Dazai.

"Memangnya kenapa denganku?" Dazai malah bertanya kembali.

"Atsushi-kun benar, kau terlihat tidak semangat, Dazai. Ada apa denganmu?" Yosano mulai memojokkan Dazai.

"Apa ada hubungannya dengan adikku?" Michi ikutan memojokkan Dazai.

"Hah? Tidak mungkin, lagipula aku malas berurusan dengan si Rubah itu," Dazai mulai tersinggung.

"Da–Dazai-san kata-katamu terlalu kejam..." Atsushi sedikit tersinggung kakaknya dipanggil rubah.

"Memangnya kenapa? Aku kan benar, dia itu licik, tidak berhati, sama seperti rubah."

"ONEE-CHAN SAMA SEKALI TIDAK SEPERTI ITU!!! DIA BERSIKAP DINGIN TAK BERHATI SEPERTI ITU KARENA DIA INGIN MELINDUNGI ORANG-ORANG YANG DISAYANGINYA!! DAN DAZAI-SAN TERMASUK ORANG YANG INGIN DILINDUNGI ONEE-CHAN!! BERHENTILAH MERENDAHKAN ONEE-CHAN," Atsushi keluar dari ruangan Tantei-sha dan membanting pintu Tantei-sha.

"Anda benar-benar parah Dazai-san," Kyōka menyesap coklat panasnya.

"Minta maaflah pada Atsushi, Dazai...," Kunikida melirik Dazai dari balik kacamatanya.

Dazai menghela napasnya dan keluar dari ruangan Tantei-sha, dia mulai berjalan sambil menebak di mana bocah harimau itu berada, sampai akhirnya dia mengingat tempat pertama Atsushi menemukannya yang mengapung di sungai.

Dazai sedikit berlari ke tempat itu dan benar saja, dia menemukan Atsushi yang melihati arus sungai dengan sendu, membuat Dazai mengingat hari di mana dia meninggalkan Atsuko di kamar apartemennya.

"Ne, Dazai-san, aku tau kalau Dazai-san membenci Onee-chan, tapi bisakah Dazai-san tidak menghinanya di depanku?" Atsushi menoleh ke belakang.

"Maaf," lirih Dazai.

"Dazai-san seharusnya meminta maaf pada Onee-chan. Rukh hitam miliki Onee-chan itu karena Dazai-san mengambil kesuciannya lalu meninggalkannya, itu benar-benar melawan arus takdir," Atsushi kembali menatap arus sungai.

Dazai mendekati Atsushi, "Darimana kau tahu hal itu, Atsushi-kun?"

"Onee-chan yang menceritakannya padaku karena aku selalu mendesaknya, lagipula Onee-chan hanya menceritakan sepenggal itu padaku."

"Dia menceritakan keburukanku?"

"Tidak, Onee-chan mengatakan kalau Dazai-san lah yang membuatnya merasa lebih hidup, bisa dikatakan saat dia tertekan dia memiliki Dazai-san, begitulah pandangannya kepada Dazai-san," Atsushi menekuk lututnya dan menenggelamkan kepalanya di lututnya.

Dazai menatap Atsushi, dadanya serasa remuk, sakit rasanya mendengar hal itu dari adik seseorang yang telah dihancurkannya, wanita yang selalu mengatakan hal baik dan selalu ada untuknya malah dibalasnya dengan menghancurkan harga dirinya.

"Maaf...," lirih Dazai.

Atsushi mengangkat kepalanya dan melihat arus sungai, "Sudah kukatakan, seharusnya Dazai-san mengatakan maaf pada Onee-chan."

"Aku tak berani menemuinya," Dazai membaringkan tubuhnya dan menatap langit biru, biru seperti mata wanita itu.

"Maka Dazai-san harus berani...," Atsushi ikut membaringkan tubuhnya.

"Berani ya...," gumam Dazai.

"Kalau Dazai-san mau, aku bisa membantu dan menemani Dazai-san menemui Onee-chan," Atsushi tersenyum lagi pada Dazai.

"Aaa, akan kupikirkan. Ne Atsushi-kun, kau sendiri bagaimana?"

"Haa, bagaimana apanya?"

"Kami semua sudah tau kok kalau kau menyukai Kyōka-chan. Jadi, apa kau benar-benar menyukainya?"

"Aaa, masalah itu ya.... Begitulah, lagipula dulu saat dikejar Hunting Dogs hanya Kyōka-chan lah yang bersamaku. Tapi aku hanya ingin menunggu Kyōka-chan dewasa, itu saja."

"Bagaimana kalau dia nyatanya menyukai Kenji-kun?"

"Ya kalau begitu, mungkin kuterima saja perasaan Mary, tak ada salahnya kan."

"Kalau saat itu dia tak menyukaimu lagi?"

"Ya tinggal cari wanita lain kan? Lagipula aku tak mau terlalu memikirkan hal itu, usiaku juga masih 19 tahun, masih terlalu cepat untukku memikirkan hal-hal seperti itu."

"Heee, kau semakin bijak ya setelah peperangan-peperangan yang kita lalui, mulai dari Guild, sampai Ibu dan Nii-san dari Michiko-san."

"Ya begitulah, Onee-chan yang melatihku untuk berpikir lebih dewasa."

"Hmm, dia memang wanita yang spesial ya..??"

"Dazai-san baru sadar?"

"Hahahaha, kau ini memang lucu Atsushi...," Dazai tertawa dengan kencang.

"Haaahhhh??"

Dazai berhenti tertawa, "Ya, aku baru sadar."

"Lalu kenapa Dazai-san takut menemuinya?"

"Karena... dia tidak bisa kunetralkan. Sama seperti Lovecraft, tapi bedanya kekuatan Lovecraft bukanlah kekuatan, tapi dia semacam monster. Atsuko-chan sangat unik, padahal aku bisa menetralkan kau dan Michiko-san, tapi dia tidak...."

"Dazai-san takut Onee-chan membunuh Dazai-san?"

"Bukan hanya itu saja, sekalipun aku tak dibunuhnya pastinya dia amat membenciku, melihat orang yang kucintai membenciku sangatlah sakit, Atsushi-kun."

"Itulah yang dialami Onee-chan saat Dazai-san meninggalkannya dengan tatapan penuh kebencian," Atsushi bergumam namun tetap bisa Dazai dengar.

To be Continued





A/N: Maaf kalau saya sudah dua minggu tak up karena banyaknya tugas sekolah.

Maaf juga kalau chapter ini agak absurd karena kondisi tubuh saya yang tidak memungkinkan.

Terima kasih sudah membaca, please vote and comment~~

20 Januari 2020

Levanter (Dazai Osamu x OC) [Crossover]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang