13. The Wedding (?)

70 6 0
                                    

"Kalau menurutku sih tidak perlu, tapi mengingat namamu sudah diganti... sebaiknya kalian lakukan saja," Sacchō terlihat berpikir keras.

"Tapi bagaimana dengan Masaki?" Dazai terlihat khawatir.

"Tenang saja, walau kalian terpisah dalam waktu yang lama... pernikahan kalian tetap terjaga, Masaki bukan anak yang terlahir di luar pernikahan, dia tetap anak yang lahir karena pernikahan, kalian juga tidak perlu melakukan upacara pernikahan. Kurasa Atsuko sudah mengerti hal ini, karena itulah dia tetap tenang sampai sekarang," Michiko menjelaskan panjang lebar.

Saat ini Dazai sedang ada di ruangan Sacchō bersama Michiko dan Ranpo.
"Sudah kukatakan kalau kau bodoh, Dazai...," Ranpo melipat tangannya di depan.

"Aku kan tidak tau apa yang kau maksud waktu itu, Ranpo-san...," Dazai mengusap tengkuknya.

"Sudahlah, itu artinya hal yang kita khawatirkan selama ini bukanlah hal yang harus dikhawatirkan," Sacchō mengusap pelipisnya.

"Sōka... arigatō Sacchō...," Dazai berdiri dan membungkukkan badannya lalu meninggalkan ruangan itu.

"Dia benar-benar pindah ke Port Mafia ya...?" Michiko menyandarkan kepalanya di bahu Ranpo.

"Ya begitulah, lagipula aku tahu kalau Mori-sensei akan memilih antara Dazai atau Yosano," Sacchō menyesap tehnya.

"Oh iya, Michiko... kapan kau akan melahirkan cucuku?"

Michiko tersentak, "I–itu... beberapa hari lagi, Sacchō..."

"Baguslah...."

[SKIP]
Dazai dan Atsuko tidak melakukan upacara pernikahan lagi, tapi Mori Ōgai membuat pesta yang tidak terlalu heboh tapi terlihat elegan di markas Port Mafia, tamu yang diundang juga hanya seputar Port Mafia, Tantei-sha dan pihak Divisi.

"Selamat atas pernikahanmu Dazai-kun," Ango menjabat tangan Dazai.

"Terima kasih, kutunggu undangan darimu Ango."

"Aku belum ada calon...."

"Heee... padahal kau cukup dekat dengan Tsujimura-san," Dazai mengeluarkan senyum jahilnya pada Ango.

"Di–dia hanya bawahanku.."

"Hmm, bawahan rasa pacar ya~~"

"Urusai Dazai...," Ango meninggalkan Dazai dan mulai mengambil makanan.

"Hei, Dazai... jangan coba-coba kau sakiti Atsuko lagi," Chūya muncul di belakang Dazai.

"Tenang saja... ohh iya Chibikko, kau kapan menikahi adikku?"

"Tcih, memangnya kau mau kami nikah muda apa?"

"Kau? Muda? Hahahaha, kau ini sudah tua Chūya, sudah ratusan tahun...."

"Tcih... kalau aku sudah tua kenapa? Adikmu itu masih dua puluh tahun tahu...."

"Hee, lalu memangnya kenapa?"

"Kau ini bodoh ya?"

"Terima kasih Chūya...."

"Haa??!!"

"Terima kasih sudah mau menjaga adikku dan mencintainya setulus hatimu."

"Mmm...."

"Ne, Chūya, kapan-kapan mau minum denganku?"

"Kau bodoh ya? Kau sudah membuatku di-blacklist di setiap bar dekat sini."

"Tapi Bar Lupin tidak, lagipula aku tahu kalau kau sesekali ke sana untuk minum."

"Ya... di sana cukup enak, aku mengerti kenapa kau suka sekali ke sana."

"Mm, sayangnya kau itu kalau sudah mabuk menyusahkan, karena itulah aku tak ingin kau minum kalau tidak di markas atau di apartemenmu."

"Hah... kau ini sama saja dengan Ane-san...."

"Tentu saja, mau bagaimanapun kau ini sahabatku...."

Chūya menatap jijik Dazai, "Tcih, kau ini menjijikkan Dazai."

"Hee, aku tau kalau kau juga menganggapku seperti itu. Yuko dan Atsuko benar, kau ini tsundere...."

"Urusai Bakazai... urusai...," Chūya yang malas meladeni Dazai meninggalkannya untuk mencicipi wine yang tersaji dengan indah di meja hidang.

"Kau menggoda mereka lagi ya...," Atsuko yang kali ini memakai gaun menepuk pelan pundak Dazai.

"Mereka itu tsundere sekali...."

"Mm, dan kau ini kudere kan....?"

"Mm...," Dazai memeluk Atsuko dari samping.

"Jangan banyak berakting Osamu...."

"Oh iya, anak kita dimana?"

"D isana...." Atsuko menunjuk Mori dan Fukuzawa yang terlihat ingin merebut Masaki dari gendongan Atsushi.

"Apa Atsushi tak apa-apa?"

"Tentu saja, Atsushi itu sangat bisa diandalkan lho~~" Dazai mengecup pipi istrinya itu.

[SKIP]
Malamnya Dazai dan Atsuko berdiri di balkon kamar mereka setelah menidurkan Masaki (BTW Dazai dan Atsuko tinggal di rumahnya Mori karena Mori ga mau pisah dari Atsuko dan Masaki). Dazai memeluk Atsuko dari belakang.

"Atsuko-chan... kau tahu kenapa aku menyukaimu?"

"Mm, kenapa?"

"Karena kau ini kepiting~"

"Hah..? Kenapa begitu?"

"Ya, kau lahir tanggal 20 Juli, menurut perbintangan kau ini berzodiak Cancer. Seorang Cancer itu tegas dan bijaksana, memiliki jiwa kepemimpinan, sangat cocok dijadikan pemimpin. Seorang Cancer juga sangat mirip dengan simbolnya, kepiting. Seorang Cancer itu memiliki kepribadian yang sangat unik. Seorang Cancer itu kuat dan bisa dijadikan pelindung, tapi walau mereka kuat dan keras sebenarnya di dalamnya mereka sangat lemah dan lembut. Seorang Cancer selalu mengatakan mereka tak butuh siapapun dan tak butuh bantuan siapapun, tapi sebenarnya ketika mereka mengatakan hal seperti itu, mereka sangat membutuhkan orang lain, bisa dikatakan.... seorang Cancer itu tsundere. Seorang Cancer mengatakan hal seperti itu karena mereka tak mudah percaya dengan orang lain, mereka hanya percaya pada orang-orang yang memang akan selalu berada disisi mereka...."

Atsuko tersenyum mendengar hal itu, "arigatō, Dazai Osamu..."

"Mm..? Seharusnya akulah yang berterimakasih padamu, terima kasih karena sudah mau di sisiku walau aku sudah pernah menyakitimu.
Aishiteru yo, Atsuko-chan~~"

"Aishiteru mo, Osamu-kun...."

To be Continued

07 Februari 2020

Levanter (Dazai Osamu x OC) [Crossover]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang