3.racun

975 144 0
                                    

Happy Reading








"aku ga di tawarin masuk nih by?" ucap jay yang masih setia di atas motornya sedangkan jieun sudah turun di bantu jay

"seterah lo sih kalo mau mampir atau kagak" jay tersenyum lebar, lalu memarkirkan motor besarnya di halaman rumah jieun yang cukup besar.

"oh yaa itu luka lo, gua sembuhin dulu ya" jieun menatap miris luka jay yang sudah berwarna ungu.

"aku bisa obatin di rumah ko" jay duduk di sofa ruang tamu, sedangkan jieun berkacak pinggang.

"gua obatin! kalo ga mau, gua ga bakal ngomong lagi sama lo selamanya!!" tekan jieun sambil menatap jay serius.

pria itu langsung terlonjak kaget dan mau tak mau ia harus menuruti perintah gadis itu "yaudah iyaa sayang, aku suka deh kamu khawatir gini sama aku" jay tersenyum kecil.

"apaan sih lo! gua ambil kotak p3k dulu sama es batu, lo tunggu sini jangan kemana mana!" jay hanya menurut saja, jieun meninggalkannya ke dapur sedangkan jay sedang bermain phonsel.

Jieun berjalan ke ruang tamu sambil membawa kotak p3k dan tak lupa es batu "jay" jay menenggok kearah gadis itu, lalu ia tersenyum kecil.

"sini sini duduk" ajaknya kepada jieun agar duduk di sampingnya.

Jieun duduk di samping jay sambil meletakan kotak p3k sedangkan es batunya ia bungkus menggunakan kain lalu mendekatkannya kepada luka jay "diem!!" ucapnya sambil telaten mengobati luka jay dan sesekali juga pria itu meringgis kesakitan.

"udah selesai" ucap jieun, ia langsung merapihkan obat obat yang berserakan.

"mau gua buatin minum apa?" tanya jieun sambil menatap jay "woe anak setan!!" teriaknya, jay langsung terlonjak kaget ia menggaruk tengkuk lehernya.

"apa aja deh yang penting kamu yang bikin, racunpun akan aku minum kalo kamu yang buat" jay tersenyum.

"sinting lo" jieun beranjak dari tempatnya dan langsung pergi ke dapur membuatkan jay minuman.

"kamu tinggal disini sendiri ji?" tanya jay yang sedang meminum teh yang di buat oleh jieun barusan.

"sama mamah gua sih, cuman dia lagi sibuk" ucapnya sambil memandang kosong ke depan.

"ohh... buat drama akhir bulan, kalo kamu ga mau aku jadi pemeran utamanya juga gpp kok" jay yang
sedang menatap jieun intens.

"ya gua ga masalah sih, cuman lo jangan ambil kesempatan dalam kesempitan" jieun mengepalkan tangannya ke depan muka jay.

"iyaa yaa atuh sayang kalem" jay menurunkan lengan jieun di depan mukanya.




"Sayang mamah pula-ng" wanita paruh bayah yang masih sangat cantik itu datang menghampiri jieum dan jay yang sedang duduk di sofa.

Jieun berdiri menyambut bundanya "bunda".

"anak bunda udah besar ya, ini siapa ko ga di kasih tau ke bunda" ucap bunda taeyeon sambil mengelus pelan bahu jay.

pria itu hanya tersenyum kecil "jay tante, doain aja aku jadi mantu tante" jieun memukul pelan lengan jay.

"aminn, jangan manggil tante doang bunda aja oke" jay hanya menganggukan kepalanya dan tersenyum manis.

"ganteng banget sih, coba aja kalo bukan pacarnya jieun pasti udah bunda ajak nikah kamu jay"  ucap bunda taeyeon sementara jieun dan jay memblakan matanya lebar.

∆∆∆

"ada jieun ga?" tanya pria berwajah seperti malaikat itu.

Jieun langsung menghampiri sunoo si ketua osis yang sangat pintar, ah tidak juga sih jay lebih pintar dari suno, suno pria secerah matahari yang selalu menebarkan senyumnya dimana mana dan penggemarnya banyak.

"apa sunoo?" tanya jieun.

"disuruh latihan drama sama pak donghae" menghembuskan nafasnya kecil jieun mengangguk.

"tunggu dulu ya bentar"

"udah ayok" sunoo dan jieun sepanjang perjalanan pasti saja ribut ntah apa yang mereka berdua bicarakan, seakan akan dunia hanya milik mereka_yang laen ngontrak_-

"udah sampe, lo masuk aja ji gua mau ke ruangan pa yoongi dulu"

Jieun membentuk huruf o di jarinya dan pria itu langsung pergi meninggalkan jieun sendirian.

"permisi" ucap jieun sambil mengembulkan kepalanya di balik pintu semua orang yang berada di ruangan itu langsung menatapnya lalu tersenyum.

"eh jieun ya?" tanya pria jangkung berkacamata yang menurut jieun sangat tampan, jieun menganggukan kepalanya.

"yaudah masuk ayok" pria itu menggiring jieun untuk masuk kedalam.

Jieun menoleh kesekeliling sampai ia menemukan jay yang sedang tiduran di depan kipas sambil memainkan jari jarinya.

"jay" niat hati ingin memanggil jay namun urung saat pria berkacamata tadi memanggilnya, dengan gerakan cepat jieun menghampiri pria itu.

"ini skip naskah buat lo, hafalin ya" pria itu tersenyum kearah jieun. sambil membenarkan kacamatanya yang sedikit melorot.

"oyah pasti lo belum tau gua ya, kenalin jake, ketua panitia" jake mengulurkan tangannya di hadapan jieun lalu di balas olehnya uluran tangan jake.

"gua hafalin ini dulu ya" ucap jieun, jake hanya menganggukan kepalanya lalu tersenyum.

Jieun mencari tempat duduk di sana, mungkin memang kebetulan atau sengaja bangku di samping jay masih kosong, pria itu sedang duduk sambil membaca skirp naskah mungkin?

Jiein menghampiri pria itu lalu duduk di sampingnya tanpa permisi, jay menenggok kearah jieun lalu tersenyum jahil.

"eh jieunnya jay" ucapnya tersenyum sambil tersenyum manis.

"apa sih bacot" jieun melakukan rolling eyes.

"baca naskah ya by?" jay melirik sedikit kearah kertas yang di pegang oleh jieun.

"menurut lo?" membuang nafas gusar jieun memilih menghafal naskah saja dari pada berurusan dengan jay park, pria tidak waras dan sayangnya pria itu tampan.

ehh... apakah jieun baru saja memuji pria di sampingnya ini, jika tidak syukurlah.

"Jieun" panggil jay.

"apa sih l-AYAM ANJING.." teriak jieun saat tiba tiba jay sudah ada tepat di depan wajahnya, nyaris saja jieun akan mencium pria itu.

jay memegang lengan jieun, karna gadis itu hampir saja terjungkang ke belakang.

"ini ada adegan kisnya ji" jieun membulatkan matanya penuh dan menurut jay itu sangat gemas, di cubit pelan pipi jieun sampai gadis itu merintih kesakitan lalu memukul jay kuat kuat.

"gemes banget sih, jadi pengen langsung nyium kamu" ucap jay mesum.

"JAY SIALAN!!"

bersambung

Tukang Rusuh||JayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang