12. Hukuman

608 95 1
                                    

Happy Reading




"Udah mateng?" tanya jay sambil menatap jieun dengan berbinar.

"Belum masih lima belas menit lagi"

"Tapi aku laper" jay memerucutkan bibirnya, jieun menatap jay terkejut. Apa apaan ini? Kenapa jay jadi sangat lucu, eh nggak lucu kok!! Jieun.

"Mau makan apa? Jieun masakin" tawar jieun.

"Apapun asalakan kamu yang masak, aku bakal makan" jay tersenyum penuh ke arah jieun.

"Apa sih? Gombal mulu" jieun meninggalkan jay ke dapur.

"Ini ga gombal, ini tuh beneran" jay mengedipkan matanya ke jieun.









Jay duduk sambil bermain phonselnya, push rank dia gaes. Ga lama jieun datang bawa kari ayam, kenapa bawa kari? Karna cuman ada itu di lemari esnya.

"Jay makan dulu" titah jieun sambil menaruh mangkuk di depan jay.

Jay menutup phonselnya dan mengantunginya, walaupun lagi push rank jieun tetep nomor satu.

"Wahhhh.." mata jay berbinar saat melihat makanan di depannya "kamu tau aja kalo aku suka kari" jay menenggak sambil menatap jieun yang sedang berdiri di depannya.

"Dih.. Jieun mah ga tau kalo jay suka sama kari" kata gadis itu kemudian kembali duduk "di makan.. Kalo ga di makan jieun tumpahin ke muka jay" ancam jieun membuat jay terkekeh geli.

"Iyaa iyaa ini mau di makan" jay mulai makan dengan tenang.

"Kamu ga makan ji?" tanya jay.

"Udah tadi" jieun kembali ke dapur dan kembali lagi sambil membawa cookis buatannya.

"Yey dah jadi" jay.

"Ini nanti di bawa ya" kata jieun sambil memberikan paper bag berisi cookis buatannya.

"Siap ji" jay melakukan gerakan hormat.






∆∆∆






Pagi itu jieun bangun sedikit telat tidak sedikit tapi sangat telat, tapi jieun mendeskripsikan bahwa itu sedikit telat. Ia berlari di koridor sekolah, bel sudah berbunyi lima menit yang lalu saat jieun sampai di sekolah.

"Aduhhh.. Kenapa kelas gua jauh banget sih!!" gerutunya sambil terus berlari.

"LEE JIEUN!!"

Jieun berhenti di tempat, ia sudah hapal suara itu. Membalikan badannya ia meneguk ludahnya sendiri, lalu menunduk.

"Kamu telat lima menit lee jieun" ucap pak donghae tegas, jieun menarik napasnya pelan lalu mengangguk.

"Berdiri di tengah lapangan sampe jam istirahat" titah pak donghae kemudian meninggalkan jieun.

Jieun meringgis, meratapi nasibnya yang sangat sial di pagi hari. Dengan langkah gontai ia berjalan ke arah lapangan, lalu berdiri sambil hormat.









Jay lagi main game sama niki, ntah kapan mereka jadi deket tapi mereka sekarang akrab banget, buktinya jay udah berani getok kepalanya niki.

"Gua denger denger lo lagi deket sama jieun ya jay?" jungwon yang ikut bermain dengan jay mulai membuka obrolan.

"Ya, kenapa emang?" jay menatap jungwon.

Tukang Rusuh||JayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang