9. Confrontation

142 27 7
                                    

Warning: Chapter ini mungkin mengandung adegan dan bahasa yang mungkin mengganggu dan tidak nyaman. 

.

Chapter 9: Confrontation

Enjoy!

Lee Changsub seperti kesetanan, ia memukul dan menendang sandsack di depannya dengan keras, mengabaikan perubahan warna kulit yang ada di sekujur kaki serta tangan yang kini mulai tampak sangat merah. Ia frustasi, rasa sakit yang dirasanya sejak hari ketika ibunya ditemukan pingsan masih belum hilang hingga detik ini. Seakan-akan ada hal buruk yang sedang terjadi, namun tidak diketahui olehnya.

Bahkan demi menghilangkan pikiran dan perasaan tidak mengenakkan itu, ia menerima hampir lebih dari sepuluh pesanan yang masuk ke 'Akademi L' dalam satu hari. Sebuah hal yang sangat jarang ia lakukan mengingat ketelitiannya dalam memilah misi. Changsub meladeni semua orang bertarung hingga hatinya merasa puas. Tetapi seperti hari ini, berapa banyak pun ia bertarung, 'kesenangan' itu gagal berlangsung lama.

"Ada apa denganku?" tanya Changsub ketika akhirnya ia jatuh mendudukan diri di atas ring latihan, "aku tidak bisa seperti ini terus."

Tepat saat pikirannya bercabang, salah seorang anak buahnya datang tergopoh-gopoh dan membawakan telepon genggamnya yang terus berdering, "Ya, dengan Lee Changsub di sini," ucapnya setelah menerima benda persegi itu di tangan.

"Changsub-ah.." suara pria yang cukup asing menyapa indera pendengarannya. 

Changsub mengernyitkan dahi, "Siapa ini?"

"Ini aku, Eunkwang."

Jawaban itu jelas mengejutkan bagi Changsub. Emosinya bangkit secara tiba-tiba dan tanpa ia sadari nada bicaranya menjadi sangat dingin dan penuh penekanan, "Mau apa menelepon?"

Jeda cukup panjang mengisi kecanggungan diantara kedua kakak beradik itu. Butuh waktu lama bagi Eunkwang untuk membalas pertanyaan Changsub. Ia hampir saja memutar bola mata bosan karenanya.

 "Ah, ehm, apa kabar, Sub-ah?"

Changsub merasa muak dengan basa-basi yang dilontarkan oleh kakaknya dengan nada sok ramah itu. Belum saja ia mencari perhitungan karena masalah ibu mereka tempo hari, Eunkwang malah memutuskan untuk meneleponnya dan menanyakan hal tidak penting seperti itu, yang benar saja, pikirnya. "Jika tidak ada sesuatu yang penting, aku akan tutup teleponnya," ucap Changsub alih-alih menjawab sang kakak.

"Tunggu, ada yang ingin aku bicarakan." 

Changsub sudah menjauhkan telepon itu dari telinga ketika Eunkwang berbicara agak keras dari ujung sambungan dan hanya dibalas dengan gumaman tak jelas dari Changsub. Baiklah, mari kita dengarkan apa yang si sialan ini ingin ucapkan.

"Aku sudah bertemu dengan ibu beberapa hari yang lalu. Saat itu.."

"Aku sudah tahu. Sudah jangan banyak basa-basi, langsung ke intinya saja," sahut Changsub tidak sabar.

.

.

Eunkwang terkejut dengan jawaban yang dilontarkan Changsub, "Kau, tahu?"

"Ya. Dan untuk kau ketahui, jika kau kemari hanya untuk mengusik ibu, maka jangan kemari sama sekali."

Hati Eunkwang seperti tersayat kecil, Changsub-nya berubah, tidak ada lagi nada manja yang keluar dari bibirnya seperti ketika mereka masih berusia lima tahun dulu, tapi kini justru nada dingin disertai kosakata kasar yang terdengar dari sana, "Bukankah waktu itu kau ada di Seoul?" tanyanya tanpa bisa menahan rasa penasaran yang ia rasakan.

FATE [M] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang