Epilogue

186 25 13
                                    

Changsub dan Eunkwang duduk bersila di atas pendopo rumah besar keluarga Seo. Mereka kembali ke rumah itu setelah lima tahun berlalu sejak sama-sama memulai rumah tangga bersama isteri masing-masing.

Uniknya, Eunkwang menikah terlebih dahulu pada bulan Januari dan Changsub menyusul empat bulan kemudian. Isteri mereka juga mengandung dalam waktu yang berdekatan.

Ada yang datang, ada juga yang pergi. Keduanya masih ingat bagaimana akhirnya ayah dan ibu meninggalkan mereka bersamaan. Ajaib dan romantis, mereka meninggal dalam posisi saling berpegangan tangan, terbaring di ranjang kamar tanpa suara. Hanya dengan senyum yang menghiasi wajah keduanya.

Eunkwang dan Changsub sedikit menyesali mengapa mereka pergi dengan cepat di saat keluarga Seo baru saja akan berbahagia, tetapi mungkin inilah yang sekali lagi kita namakan takdir.

.

Empat orang anak, tiga orang putra dan satu putri saling berkejaran di taman rumah yang luas itu.

Seo Eunhae dan Seo Eunjae, putra-putri kembar dari Eunkwang, dan Seo Changhyuk dan Seo Changjae, kedua putra kembar Changsub. Semuanya berusia lima tahun.

"Hyung, kau ingat ketika dulu kita berlarian dan bermain air seperti mereka?" ujar Changsub yang kini tampak bijak setelah memiliki keturunan.

"Hm, tentu saja aku ingat. Bagaimana kau dulu iseng mengisi pistol air untuk mengerjaiku saja masih kuingat. Kau sangat nakal dan cengeng waktu itu, Changsub-ah," balas Eunkwang santai.

"Namanya juga baru lima tahun, hyung."

"Ya, aku juga berusia lima tahun saat itu, tapi aku tidak separah dirimu. Bahkan kau takut hantu! Hahahaha."

Tawa Eunkwang terdengar sangat renyah, mengejek adiknya akan aib masa kecil memang selalu menyenangkan. Changsub mencibir kakaknya, "Sekarang hantu yang takut padaku, hyung."

"Ah, aku ingat. Kau masih suka turun ke lapangan, Sub?"

"Tidak, sejak menikah aku diomeli istri jika sering turun langsung berkelahi. Jadi, aku mengalah saja dan berhenti. 'Akademi L' sekarang benar-benar hanya fokus melatih calon bodyguard."

Eunkwang menganggukan kepala mengerti, "Sekarang adikku sudah menjadi suami yang menuruti kata istri rupanya. Bagus, bagus."

"Padahal kau sendiri juga takut istri 'kan, hyung. Sudah berapa set permainan kau sembunyikan dari kakak ipar?"

Mulut Changsub langsung dibekap oleh Eunkwang, "Jangan bicara sembarangan! Kalau kakak iparmu tahu, aku akan dibunuh, Sub-ah. Apakah kau tega?"

Changsub tak kuasa menahan senyuman dibalik tangan Eunkwang yang membekapnya.

Ia melepaskan bekapan itu dan menenangkan kakaknya, "Iya, iya. Aku tak akan bilang. Kalau aku bilang, nanti kita jadi tak bisa main bersama lagi, hehe."

.
.

"Ayah!"

"Papa!"

Eunhae, Eunjae, Changjae, dan Changhyuk menghampiri ayah dan papa mereka yang sedang bicara. Mereka datang dengan tubuh penuh lumpur dan basah.

"Astaga, anak-anak!" tegur Changsub. Dalam hati ia sudah berdoa, jangan sampai ibu mereka melihat kekotoran ini.

Eunkwang juga panik. Buru-buru ia mencari selang air untuk membersihkan lumpur yang menempel di tubuh putra-putri mereka. Ia dan Changsub bisa berakhir di sini kalau ibu anak-anak tahu!

Namun naas....

"Seo Eunkwang!"

"Seo Changsub!"

"Apa-apaan kalian? Menjaga anak saja tak bisa?"

Teriakan itu membuat Eunkwang dan Changsub menoleh patah-patah dengan keringat dingin mengaliri punggung masing-masing.

Oh, there they come. The queens of devil.

really the end.

-changsub's wifey-

FATE [M] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang