14

16.5K 722 84
                                    

===========================================================================

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

===========================================================================

DI BAWAH INI ADALAH VERSI REVISI "THE BOSSES FOR ME"

DIPUBLIKASIKAN PADA:

29 FEBRUARI 2024

===========================================================================

Aku bergegas, terlambat lima belas menit dari janjiku. Aku gugup padahal yang akan kutemui adalah Brant. Adik lelakiku yang tak perlu kutakuti. Semenjak masalah hutangnya muncul dan aku sibuk dengan persiapanku untuk menjadi pelacur, bisa dikatakan aku tidak lagi melihat Brant. Lebih tepatnya kami berdua menghindari satu sama lain. Ini pertama kalinya aku bertemu lagi dengan adikku. Aku menghembuskan napas lelah, dadaku masih penuh oleh perasaan muak namun masih memedulikannya.

Laju mobil berhenti, Jhon bergegas turun dan membukakan pintu untukku. Tanpa menoleh padanya aku melangkah buru-buru menuju tujuanku.

Aku menelan saliva, Brant terlihat memilih bangku di dekat jendela. Di keramaian cafe ini adikku terlihat tampan dengan corduroy jacket itu. My handsome boy has grown up. Aku tidak bisa menahan senyumku.

"Perlu kudaftarkan kau ke sebuah agensi model?" tanyaku berusaha terlihat normal. Tidak peduli sedingin apa sikapnya selama ini, Brant adalah adikku. Aku berusaha bersikap seakan tidak terjadi hal buruk menimpa kami.

Brant mendongak, ia tersenyum tipis melihat kehadiranku. Aku memilih duduk di depannya karena tahu ia tidak akan nyaman berdekatan denganku. Semenjak kehilangan orang tua kami, adikku agak alergi menerima sentuhan kasih sayang. Trauma itu memukul batinnya terlalu keras. Walau begitu aku tetap optimis, tidak peduli sebenci atau sekesal apa pun aku terhadapnya, hati kecilku yakin sosoknya yang menyenangkan, lucu dan hangat itu tidak sepenuhnya hilang.

Brant tetap diam, tidak menyahuti gurauanku. Ia cenderung menundukkan kepala dan sesekali melihat sekitar tanpa menatapku. Sementara aku terduduk menikmati pemandangan adikku yang bisa dikatakan membaik. Luka-luka menyeramkan di wajahnya sudah pudar dan hanya meninggalkan beberapa bekas kecil. Pakaian adikku tidak lusuh seperti biasanya. Rambutnya terpotong rapi. Pakaiannya terlihat simple namun kutahu yang ia kenakan dari merk ternama. Dengan hadirnya easy money dalam hidup kami, penampilan Brant tidak lagi terlihat menyedihkan. Aku tersenyum, Alan dan Britt menepati janji mereka. Mengurus adikku selama aku sibuk mempersiapkan diri untuk ketiga bos itu.

"Alan bilang kau sudah tidak lagi bekerja di Dex Club." Brant membuka suara, ia dengan hati-hati melihat ke arahku. Dasar adikku! Ia terlalu lama bersikap dingin hingga tidak tahu cara basa-basi dalam percakapan. Setidaknya aku berharap ia menanyakan kabarku, yang kebetulan terakhir kali kami bertemu, mentalku babak belur karena ulahnya.

"Begitulah," jawabku sekenanya.

"Dan Alan bilang kau telah bekerja di tempat baru." Brant memainkan cangkir minumannya dengan sendok kecil. Ia terlihat tidak nyaman dan canggung berhadapan denganku. Jujur saja, aku merasakan hal sama namun aku tetap harus menjalin komunikasi dengannya.

"Aku tidak bisa bertahan pada gaji di Dex Club. Apalagi ada hutang yang harus dibayarkan." Aku kembali menyinggung permasalahan utama di antara kami.

"Sudah kukatakan, kau bisa pergi sejauh mungkin. Kau tidak perlu terlibat soal hutangku."

"Dan membiarkan hal buruk menimpa adikku? Bukan begitu caranya, Brant. Tepat saat orang tua kita tiada, akulah pengganti mereka. Aku telah berjanji pada mereka untuk menjagamu."

Pegangan Brant pada sendok itu mengetat. Ia memejamkan mata dan nampak berperang dengan dirinya sendiri. "Aku harap aku telah tiada, bergabung bersama ayah dan ibu. Dengan begitu aku tidak terlalu merepotkanmu."

Tepat ketika kata-kata itu terlontar darinya, bulu kudukku merinding. Tubuhku meremang dan rasa takut tiba-tiba menyambangiku. Aku tidak pernah mendengar perkataan putus asa itu sebelumnya. Tidak pernah bahkan di keadaan terpuruk kami yang ditinggalkan orang tua dan terlunta-lunta tanpa harta. Ini pertama kalinya. Nada suara tanpa harap itu membuatku berpikir soal skenario buruk. Aku tidak ingin Brant mengakhiri hidupnya. Tidak!

"Buat apa pergi daripenagih hutang itu, jika aku ............................................................................... ................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................

*****

BACA SELENGKAPNYA DI:

LINK TERSEDIA DI BIO PROFIL PENULIS

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

LINK TERSEDIA DI BIO PROFIL PENULIS.

==========================================================================

VERSI WATTPAD PERNAH DIPUBLIKASIKAN PADA:

*INA.V.LEON.MSTR.PST.2020.04.05.*

Written and published by: @xVLeonx

01.08 p.m.

==========================================================================

THE BOSSES FOR ME (TheBossesSeries#1)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang