PART 8

15K 997 28
                                    

Nabila mengerjapkan matanya sebelum melihat dengan jelas pemandangan kamarnya. Dengan malas Nabila hanya menatap semua isi kamarnya, dari lemari, sofa, bahkan gantungan kuncinya yang berbentuk Panda.


"Hmmm." Dengan malas Nabila kembali merebahkan tubuhnya dan memeluk gulingnya erat. Hari minggu memang adalah hari malas Nasional bagi seluruh rakyat yang malas tentunya.


Menggulingkan badannya ke kiri dan ke kanan sebelum merentangkan tangannya dengan malas. Nabila melirik HP-nya yang berada di nakas samping tempat tidurnya.

Setelah di lihat beberapa detik, akhirnya Nabila mengambilnya dan mengecek isinya.


20 panggilan tak terjawab
5 pesan
15 notif WA

Nabila mengerutkan alisnya saat melihat nama Fatih yang mendominasi semua notifikasi di HP-nya. Terserah dengan Fatih, Nabila lebih memilih menghubungi Samuel saat melihat panggilan tidak terjawab dari laki-laki tersebut.


"Ada apa?" Tanya Nabila langsung sambil turun dari kasur dan berjalan menuju kamar mandi.


"..."


"Siap boss, inces mandi dulu hehehe." Jawab Nabila di akhiri tawa geli akan sikapnya yang alay.












  Nabila yang sudah siap keluar dengan Samuel pun sekarang telah berdiri di depan gerbang kosan nya menunggu Samuel menjemputnya.


"Ayok, keburu sore entar." Ucap  Samuel membuat Nabila langsung menaiki motor Samuel dan mereka pun jalan tanpa sadar ada sosok yang menatap tajam mereka berdua.



"Sam memang kamu mau beli apa?" Tanya Nabila sedikit berteriak. Sedang Samuel yang sedang fokus menyetir pun seketika memikirkan pertanyaan Nabila.


"Hemmm ... kalung, cincin atau apa yah?" Ucap Samuel ragu. Andai saja dia tidak kebingungan mana mau dia pergi dengan Nabila apa lagi di hari minggu, di mana Samuel yakin 100% Nabila pasti kesiangan hampir kesorean bangunnya.


"Kreatifan dikit sih." Kesal Nabila saat mendengar jawaban Samuel. Ini ulang tahun sahabatnya dan Samuel membelikan hal-hal yang sudah pernah iya kasih sebelumnya, sungguh Samuel dan muka kakunya adalah hal yang tak habis pikir oleh Nabila, bagai mana sahabatnya bisa menyukai muka datar ini.



"Terus ap ... aaaaaa." Samuel pun terkejut saat tiba-tiba ada mobil yang mengklaksonnya kencang dan seketika itu juga motornya di hadang oleh mobil mewah tersebut.


Nabila yang masih kaget menormalkan detak jantungnya yang seketika itu juga bekerja dua kali lipat, belum lagi dahinya yang mencium helm Samuel.


"Kira-kira dong, bawa anak orang ini, bukan kambing." Dumel Nabila sambil mengelus dahinya tidak peduli mobil di depannya. Mungkin orang baru belajar mobil, pikir Nabila.



Tidak dengan Samuel yang langsung tertegum saat melihat laki-laki yang keluar dari mobil tersebut, yang tak lain dan bukan adalah bos-Nya sendiri.



"Pak Fatih." Ucap Samuel kaget sambil turun dari motornya. Mendengar Nama Fatih, Nabila langsung mengfokuskan pandangannya ke depan.

Mampus pikir Nabila. Dengan enggan Nabila turun dari motor dan berdiri di samping Samuel dan di depan Fatih yang sepertinya sudah siap baku hantam dengan Samuel.


Fatih menatap tajam Nabila, apa lagi wanita itu tidak memakai helm membuat Fatih semakin menatapnya tajam.


" mau jalan sendiri atau aku gendong." Fatih masih menatap tajam Nabila, sedang Samuel memandang keduanya dengan penasaran, jangan bilang gosip di kantor adalah kenyataan.

"Aku mau pergi dengan Fatih." Jawab Nabila sambil mengangkat dagunya berusaha menekan rasa takut di hatinya.


"Baiklah." Jawab Fatih sebelum mengangkat Nabila seperti karung beras dan memasukkannya ke dalam mobil.


"Apa-apaan sih kamu." Teriak Nabila kesal saat Fatih telah duduk di bangku pengemudi.


"Kamu yang apa-apaan. Sudah telepon aku tidak di angkat, malah jalan dengan cowok lain." Ucap Fatih dengan nada tinggi membuat Nabila takut tapi juga marah.


"Memang kamu siapa, ngelarang aku."


" aku pacar kamu." Bentak Fatih. Membuat Nabila langsung memalingkan mukanya.


"Jangan harap." Ucap Nabila membuat Fatih mencengkeram setir mobil kencang sebelum menjalankannya dengan kecepatan di atas rata-rata.


"Turunin kecepatannya Fatih." Perintah Nabila tapi tidak di hiraukan Fatih.

Nabila hanya mampu merapalkan sumpah serapahnya saat Fatih bukannya menurunkan kecepatan malah semakin menambahnya.

Dalam hati Nabila hanya bisa berharap, jika dia masih bisa merasakan hari esok dan seterusnya, ingatkan dia juga belum menikah.


"Fatih." Teriak Nabila saat Fatih dengan santainya menyalip truk tronton besar.


"Diam dan tunggu saja hukumanmu saat kita sampai di apartemen aku." Ucap Fatih membuat Nabila pucat seketika. Berakhir sudah semua. Sepertinya  dia harus membuat surat wasiat atau pun pesan sebelum kematian sekarang juga.

Mantan (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang