3.1 Family

17 4 0
                                        

Terkadang saat aku menutup mata, aku tak bisa melihat. - Alvira Queen Syera.

Malam ini semua keluarga Era sedang melakukan kegiatan bakar-bakar yang diadakan oleh papa Era guna menepati janjinya pada sang anak yang sudah dipastikan menjadi siswi baru Smk favorit seplanet bumi.

Berbagai suguhan tontonan sedang diperagakan oleh dua anak yang sedang berebut sosis untuk dibakarnya.

Walaupun sudah memegang dua batang besar sosis semua itu tidak lah cukup bagi seorang Bagas. Dengan segenap kekuatan yang dia miliki, Bagas memulai agenda tarik-tarikannya dengan sang kakak yang juga tak mau mengalah.

Jadilah adegan tarik tambang yang terjadi antara dua saudara kandung tersebut. Di tengah pergulatan hebat yang terjadi antara anak-anaknya, Pak Fandi disibukan dengan merekam adegan tarik-tarikan yang terjadi pada anaknya.

"Pa bukannya dipisahin malah direkam" Ucap bu Finda heran dengan tingkah suaminya.

"Biarin aja ma. Lagi seru ini" Ucap pak Fandi.

"Dasar gak bapak gak anak sama aja. Sama-sama ngeselin" Gerutu bu Finda.

"Tapi sayang kan" Ucap pak Fandi menggoda.

"Dihh Pd" Ucap bu Finda dengan menirukan anak remain jaman sekarang.

Dari bangku pak Fandi bisa melihat bagaimana serunya pergulatan yang dilakukan anaknya. Tak hanya tenaga saja yang mereka keluarkan melainkan adu mulut menjadi penghias acara gulat tersebut.

"Balikin woyy!!" Teriak Era pada adiknya.

"Kakak yang lepasin!!" Ucap Bagas tak mai kalah.

"Adek laknat!!" Ucap Era tak kalah keras.

"Kalian berhenti gak" Ucap bu Finda sembari menjewer telinga kedua anaknya.

"Dia dulu ma" Adu Era pada mamanya.

"Kakak itu yang gak mau ngalah" Ucap Bagas dengan menunjukan muka memelas.

"Ini acara kan buat ngerayain keberhasilan kakak. Kenapa kamu yang ngabisin" Ucap Era always ngegas.

"Udah seharusnya kakak itu ngalah sama adik" Ucap Bagas tak kalah ngegas.

"STOPP!!!" Teriak bu Finda.

"Kalian ini udah gede bukannya tambah akur malah bikin kepala mama tambah pusing" Omel bu Finda sembari memijit kepalanya yang berdenyut nyeri.

Sadar akan kesalahannya, Era lebih memilih menundukan kepalanya guna menghindari tatapan mamanya yang seramnya ngalahin genderuwo.

"Kalian bisa diem gak. Kalo enggak mending mama buang ini sosisnya" Ucap bu Finda.

"Jangan maaa!!" Ucap Era dan Bagas kompak.

"Awas kalo berantem lagi" Ancam bu Finda pada kedua anaknya.

"Kamu sii" Ucap Era menyikut adiknya.

"Kakak lah. Salah siapa gak mau ngalah" Ucap Bagas.

"Kamu yang serakah" Ucap Era.

Ya perdebatan ini akan terus berlangsung jika diantara keduanya tidak ada yang mau mengalah. Mereka memang selalu bertengkar hanya karna masalah-masalah kecil tapi jangan salah kedua saudara ini sangat menyayangi satu sama lain.

☘☘☘☘

"Kamu kenapa?" Ucap bu Hamida pada anaknya.

"Ehh ibu masuk kok gak ketuk pintu dulu" Ucap Afiq menyadari kedatangan ibundanya secara tiba-tiba.

"Dari tadi ibu udah ketuk. Kamunya aja yang gak denger" Ucap bu Hamida.

"Yaaa maaaf lagi gak konsen" Ucap Afiq memberi alasan.

"Lagi gak konsen apa lagi mikirin seseorang" Ucap bu Hamida menggoda anaknya.

"Ibu sok tau" Ucap Afiq.

"Naluri ibu tuh gak pernah salah" Ucap bu Hamida.

"Apa sii" Ucap Afiq mulai malu.

"Kamu lagi kasmaran? Sama siapa? Kenalin lah ke ibu" Ucap bu Hamida.

"Ibu sok tau. Udahlah aku mau makan, laper" Ucap Afiq menghindari ibundanya.

"Dasar" Ucap bu Hamida sembari menggeleng-gelengkan kepalanya.

Seletah turun dari kamar Afiq berjalan menuju dapur yang terletak di bagian rumah paling ujung. Baru akan memasuki area dapur dia sudah mendengar suara cempreng khas adiknya yang masih duduk di bangku Sd kelas tiga tahun ini.

"Kakak" Ucap Ara cempreng.

"Apa?" Ucap Afiq sembari mengusap kepala adiknya.

"Aku punya tebak-tebakan" Ucap Ara.

"Emangnya apa?" Ucap Afiq gemas dengan tingkah adiknya.

"Air-air apa yang bisa ngantuk?" Ucap Ara.

"Emang ada ya air bisa ngantuk. Kok kakak gak pernah tau" Ucap Afiq bingung dengan pertanyaan adiknya.

"Ada lah. Kakak aja yang kudet" Ucap Ara.

"Emang apa" Ucap Afiq menyerah.

"Air panas. Soalnya kalo direbus dia menguap" Ucap Ara dengan kepolosan nya.

"Kamu ada-ada aja dek" Ucap bu Hamida pada anak perempuannya.

Afiq hanya menatap adiknya dengan hujatan yang ingin dia katakan namun dia urunkan. Dengan muka polos Ara menertawakan kebodohan kakaknya yang tak bisa menebak teka-tekinya itu.








Tbc

Jangan lupa vote, comment, and follow karna semua itu tidak berbayar. 🖤🖤🖤

After EffectTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang