2.2 Perjuangan

12 4 0
                                        

Hari ini merupakan hari terakhir kegiatan MPLS. Namun hari ini juga akan menjadi hari yang paling berat karna para peserta dituntut harus bisa mengumpulkan semua tanda tangan panitia Osis.

Seperti layaknya sekarang Era dan Riska sedang sibuk berebut untuk meminta tanda tangan. Bukan mereka lebih tepatnya hanya Riska yang sedari tadi sibuk mondar-mandir untuk mendapatkan tanda tangan dari para panitia.

Dan Era sekarang hanya lah selonjoran di bawah pohon nangka dengan buku yang di kibat-kibatkan agar menghasilkan angin yang dia harap bisa menghilangkan rasa gerahnya.

"Heh kamu bukannya minta tanda tangan palah duduk-duduk santai" Ucap Kakak Osis dengan pakaian yang dibuat ketat.

"Aku sakit kak" Ucap Era memberi alasan.

"Halah gak usah bohong kamu ya. Sakit kok mukanya seger gitu" Ucap Kakak Osis dengan nametag Hana.

"Yeee ini muka emang cendol dawet apa tak gintak gintang" Ucap Era dengan menggoyangkan kedua ibu jarinya.

"Kamu ya mau saya hukum!" Ucap Kak Hana yang sudah mulai naik pitam.

"Iya-iya. Dasar nenek sihir" Ucap Era pelan.

"Ngomong apa kamu" Ucap Kak Hana dengan mata melotot.

Era pun lari terbirit-birit kerna dia sudah membangunkan singa yang sedang tidur. Dengan kefokusannya berlari sampai-sampai dia tak melihat kalau di depannya ada tembok.

Brukkk..

Alhasil dahi kebanggaannya itu harus menjadi sasaran percobaan seberapa kokoh tembok sekolah barunya. Dengan tangan yang masih mengusap-usap dahinya yang sudah dipastikan akan benjol segede telor Era berusaha berdiri. Sampai uluran tangan ingin membantunya berdiri datang.

"Kamu gak papa?" Tanya Afiq yang melihat adik kelasnya tergeletak di lantai koridor.

"Enggakk papa kok kak. Cuma tembok doang ini, biasanya juga tiang listrik roboh kalo aku tabrak. Ini temboknya kokoh juga ya aku tabrak gak roboh" Ucap Era berusaha menghalau rasa malunya yang sudah memuncak ini.

"Ckkk kamu ini ada-ada aja. Beneran ini dahinya gak papa. Benjol gini lho" Ucap Afiq.

"Gak papa kok kak. Paling-paling cuma gegar otak" Ucap Era.

"Beneran apa. Yaudah mending kamu duduk dulu" Ucap Afiq dengan nada khawatir.

"Enggakk kak. Aku harus minta tanda tangan panitia dulu. Soalnya sebentar lagi udah mau dikumpul" Ucap Era.

"Kamu mending duduk aja. Biar kakak yang mintain tanda tangan" Ucap Afiq memberi solusi.

"Beneran kak. Yaudah makasih ya kak" Ucap Era kegirangan sembari memberikan buku beserta pulpennya.

"Iyaa sama-sama" Ucap Afiq tulus.

☘☘☘☘

Sekarang sudah memasuki jadwal ishoma yang artinya sudah memasuki pukul 12 siang. Para siswa/siswi sedang sibuk untuk menunaikan ibadah sholat dzuhurnya lain halnya dengan Era yang sibuk dengan handphone nya.

Dia begitu tertarik ketika muncul notifikasi tentang mantan pacarnya yang mengunggah foto baru dengan seorang perempuan bercaption my enemy. Oh my gosh! Demi chanyeol Exo ingin rasanya Era mencincang wanita di foto tersebut.

Perlu kalian ketahui ketika dia memutuskan mantannya itu. Dia pula yang menangis semalam suntuk untuk melampiaskan rasa bersalahnya.

"Busettt pake pegangan tangan segala. Mau nyebrang apa gimana" Ucap Era sembari mengezoom foto tersebut.

Saking fokusnya pada telfon genggamnya Era sampai tidak sadar bahwa ada orang yang sedang memperhatikannya dengan tatapan geli dan aneh. Mungkin.

"Kamu lagi apa" Ucap Afiq dari belakang.

"Ibu ku di rumah" Latah Era dengan kencangnya.

"Hahaha" Tawa Afiq.

"Ihh si kakak ngagetin aja. Untung gak aku tampol" Ucap Era mengusap-usap dadanya.

"Lagian serius banget. Liat apa'an emangnya" Ucap Afiq kepo pada isi handphone Era.

"Stalking mantan" Ucap Era keceplosan.

'Anjirrr keceplosan. Nih mulut kagak ada filternya apa ya' batin Era berteriak.

"Kalo masih sayang kenapa diputusin" Ucap Afiq meledek.

"Kakak mah kepo kayak pisang" Ucap Era.

"Yaudah ini tadi tanda tangan panitia Osisnya" Ucap Afiq sembari menyerahkan buku berwarna putih dengan tulisan Exo-L.

"Beneran apa kak. Wahh makasih banget kak" Ucap Era dengan mata berbinar.

"Iya sama-sama. Tapi ada syaratnya" Ucap Afiq.

"Apa emangnya? Jangan minta traktiran karna aku gak punya uang" Ucap Era.

"Bukan kamu tenang aja. Kakak cuma minta kapan-kapan pulang bareng sama kakak oke" Ucap Afiq.

"Pulang bareng. Enggak lah. Entar ngerepotin" Ucap Era.

"Gak terima penolakan" Ucap Afiq sembari berdiri dan melenggang pergi.

Era mulai memikirkan perkataan sang ketos tadi jika dicerna ada untungnya juga dia pulang dengan kakak kelasnya itu. Itung-itung hemat biaya dan uangnya bisa dia tabung untuk membeli paket internet agar dia bisa menonton oppa Sehun di YouTube.

Tbc

Jangan lupa vote, like, comment. 🖤🖤

After EffectTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang