2. Lee Wonjun

36 9 0
                                    


Cahaya hangat matahari menerpa lembut wajah imut seorang gadis yang tengah terlelap diatas bangku dengan buku yang berserakan diatasnya.

Gadis itu sangat lelap dalam tidurnya, sampai tak merasakan kehadiran seseorang yang entah sejak kapan sudah duduk disampingnya.

Dia menatap lekat gadis itu. Senyumnya terulas membuatnya terlihat semakin menawan. Dia mengusap lembut surai hitam gadis itu.

"Kau bergadang lagi ya malam ini?" gumamnya pelan, tak ingin membangunkan gadis yang terlihat mulai nyaman dengan usapannya.

Dia melirik jam yang melingkar di pergelangan tanganya. Lima menit lagi kelas pasti akan segera ramai, dia harus segera membangunkan gadis itu.

"Hey bunny, bangun..." dia mengguncang pelan tubuh gadis itu― mencoba membangunkannya.

"Hmm... lima menit lagi eomma." Gadis itu mengigau, menggeserkan kepalanya yang berada diatas lipatan kedua lengannya― mencari posisi nyaman.

Dia hanya terkekeh pelan melihat tingkah gadis jangkung itu. Menggeleng pelan kemudian kembali mengguncang pelan tubuh itu.

"Hey bangun lah, jika kau tak kunjung bangun aku tak segan-segan untuk menciummu." Ucapnya dengan diikuti senyuman jahilnya.

Dia sedikit membungkukan badannya, mendekatkan wajahnya― mengikis jarak diantara mereka. Senyuman jail masih melekat di bibirnya.

Jarak wajah mereka kini tinggal lima sentimeter lagi. Dia dapat melihat jelas betapa cantiknya gadis yang tengah tertidur ini.

Bulu mata lentik, hidung yang mancung, kedua pipi yang sedikit berisi. Oh dan jangan lupakan bibir plum yang terlihat manis itu.

Jarak wajahnya tinggal sedikit lagi.

Fiuhh...



Gadis itu dapat merasakan hembusan angin beraroma mint segar, yang membuatnya segera membuka kedua matanya.

Dan pemandangan pertama yang ia lihat adalah wajah seorang pemuda dihiasi senyuman bodoh yang berjarak kurang lebih dua sentimeter dari wajahnya.

Karena terkejut dengan jarak mereka yang terlalu dekat, tangan gadis itu mendorong wajah pemuda itu. Yang membuat si pemuda oleng dari duduknya dan berakhir terjatuh dari kursi dengan bokong mendarat keras keatas lantai dingin.



Brukk...



Keributan yang mereka berdua buat menjadi pusat perhatian beberapa orang yang baru saja masuk kedalam kelas. Namun para penghuni kelas acuh pada mereka berdua dan melanjutkan aktivitas mereka.

"Aahh... bokongku." Ringis pemuda itu.

Gadis itu berdiri dari duduknya, menghampiri pemuda yang terduduk diatas lantai akibat ulahnya sendiri.

"Kau ini ya, selalu saja membuatku terkejut Lee Won." Dia mengulurkan tangannya dan uluran tangannya langsung disambut oleh pemuda itu.

"Apa bokongmu baik-baik saja?" tanya nya seraya membantu pemuda itu bangkit.

Berdecak pelan, memutar bola mata malas. Pemuda itu mendesah pelan sebelum menjawab.

"Huh, kau pikir saja sendiri bagaimana." Dia bangkit dengan bantuan gadis itu. Menepuk pelan bokongnya― membersihkan debu yang menempel pada celananya menggunakan tangannya yang bebas.

"Aaah... kau harus bertanggung jawab atas bokong ku Park Hyaerin." Gadis itu tertawa keras mendengar keluhan sahabatnya itu.

Hyaerin berjalan menuju bangkunya dan duduk di samping pemuda bernama Lee Wonjun yang merupakan teman sebangkunya itu.

Because YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang