Gadis berwajah cantik nan imut itu segera membereskan peralatan tulisnya setelah Park Ssaem— guru Bahasa Inggris meninggalkan kelas. Melirik sekilas bangku Wonjun yang kosong.
Ya, pemuda itu tidak masuk sekolah dan itu sudah seminggu lamanya. Setelah barang-barangnya telah masuk kedalam tas, Hyaerin menggendong tas nya. Pergi meninggalkan kelas, kali ini dia harus kembali ke rumah sakit. Menjenguk pemuda yang suka ber-egyeo dan mungkin mengunjungi Minami.
Membutuhkan waktu sekitar satu jam dari sekolah menuju rumah sakit. Berjalan melalui loby rumah sakit, segera menuju lift yang hampir tertutup. Untung saja kecepatan berjalannya bisa dibilang cepat, jadi pintu lift itu kembali terbuka. Dan gadis itu dapat melihat ada seseorang yang ia kenal di dalam lift itu.
Sebelum memasuki lift, orang itu tersenyum kepada Hyaerin dan gadis itu pun membalas senyumannya.
"Kau akan ke lantai berapa Hyaerin-ssi?" tanya pria berjas putih.
"Lantai lima." Dia menganguk lalu menekan lantai lima.
Hening, didalam lift hanya ada sekitar lima orang dan itu termasuk Hyaerin beserta pria berjas putih itu.
Ting...
Pintu terbuka pada lantai tiga, karena kebetulan tidak ada yang turun di lantai dua. Dan sepertinya tiga orang lain itu keluar dari lift. Hingga tersisa mereka berdua didalam lift.
Lantai empat telah terlewat, dan suasana didalam lift masih hening.
"Eum... jika boleh tau, kau akan menjenguk siapa dilantai lima?" tanya pria itu dengan sedikit ragu— berniat memecah keheningan.
"Ah, aku akan menjenguk teman ku." jawab Hyaerin dan pria itu hanya mengangguk tanda mengerti.
Tidak lama setelah itu pintu lift terbuka, menandakan mereka telah sampai dilantai lima. Mereka berdua terdiam sejenak, menatap satu sama lain.
"Ladies first." Hyaerin terkekeh kecil.
"Ouh, terimakasih." Dia pun melangkah keluar dari lift terlebih dahulu lalu diikuti pria itu dari belakang.
Mereka berdua berjalan beriringan, namun tak ada percakapan yang tercipta. Hingga Hyaerin mulai bertanya ketika dia hampir sampai dikamar rawat sahabatnya.
"Minhee-ssi, apa kau akan memeriksa pasien?"
"Ya, aku harus memeriksa keadaan pasien yang baru saja menjalani operasi usus buntu." Gadis berseragam sekolah itu menghentikan langkahnya sejenak ditengah koridor, menatap Minhee sekilas.
"Apa nama pasiennya Wonjun, Lee Wonjun?" Minhee berpikir sejenak, mengingat kembali pasien yang ditanganinya. Lalu dia mengangguk pelan saat sudah mengingat nama pasiennya.
"Ya, dia Lee Wonjun, pemuda yang menggemaskan." Mendengar kata menggemaskan dari mulut Minhee, gadis Park itu menatap horror pria berjas putih.
"Wae? Kenapa kau menatap ku seperti itu?" menggeleng pelan, Hyaerin melanjutkan kembali langkahnya.
"Tidak, hanya saja rasanya sedikit aneh saat Minhee-ssi mengatakan Wonjun menggemaskan. Yang ada, dia itu sangat menyebalkan." Mencebik pelan dan itu membuat Minhee tertawa. Sungguh, ekspresi gadis itu sangat menggemaskan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Because You
FanfictionKarena rahasia terbesar ku adalah kesalahan terbesar ku. Dan perlu kau tau, kau adalah salah satu rasa bersalah yang selama ini aku rasakan. Tapi percayalah, kau adalah hal paling indah yang pernah ku miliki selama aku menghirup udara ini. ~Kang Min...