Keringatnya mengalir sedikit lebih deras dari biasanya, tangannya bergetar.
Dia menatap genangan darah dihadapannya dengan ketakutan yang besar. Telinganya seketika menjadi tuli. Dia benar-benar tak bisa mendengar apa-apa. Dia juga merasa hanya ada dirinya sendirian di tempat ini.
Mundur beberapa langkah dari bangsal itu.
Matanya hanya terpaku pada sosok yang berbaring tak berdaya dihadapannya. Kali ini seluruh tubuhnya bergetar hebat, rasa panik mulai melandanya.
Pisau stailess yang ia pegang jatuh keatas lantai.
"Apa yang telah aku lakukan?" gumamnya.
Sekarang pendengarannya mulai berfungsi kembali. Dia dapat mendengar beberapa orang berteriak, mereka bergerak cepat. Mencoba menyelamatkan pansien yang berada diambang batas itu.
Dia hanya terdiam di tempatnya, memperhatikan beberapa orang saling berteriak. Dia juga sebenarnya ingin membantu mereka.
Namun dia sadar, dia lah yang membuat keadaan menjadi begini. Tangannya terlalu bergetar untuk kembali memegang alat bedah itu.
"Hey Kang, apa yang kau lakukan disana? Cepat kemari dan selesaikan masalah ini." Teriak rekan teamnya.
Perlahan dia menghampiri pasien yang terbaring tak berdaya diatas bangsal itu.
Tapi semuanya terlambat, saat tangannya kembali memegang alat bedah, telinganya mendengar bunyi 'biip' panjang dari monitor detak jangtung.
Dia merasa seluruh dunia runtuh, tubuhnya jatuh keatas lantai dengan lutut sebagai tumpuannya.
Pandangannya kosong, nafasnya tak teratur, tubuhnya bergetar sangat hebat.
'Aku benar-benar gagal.'
Dia menghilangkan satu nyawa dengan begitu mudahnya. Hanya karena kecerobohannya diatas meja operasi, nyawa seseorang yang berharga melayang begitu saja.
Ini adalah kesalahan fatal pertamanya, selama ini dia tak pernah melakukan sebuah kesalahan selama diatas meja operasi. Dan sepertinya ini adalah tamparan untuknya karena selalu merasa percaya diri atas kemampuannya.
"Hey Dokter Kang, berdirilah. Kita harus menemui keluarga pasien dan mengatakan pasien mengenai serangan jantung saat ditengah operasi sedang berlangsung." Ucap rekannya seraya menjulurkan tangannya― berniat membantu dia berdiri.
Dia menatap temannya, ia tak percaya dengan apa yang temannya katakan barusan.
Apa? Memanipulasi kematian? Jelas-jelas ini adalah kesalahannya!
"Apa yang kau bilang?" ucapnya sedikit meninggikan nada suaranya.
Temannya hanya mendesah pelan sebelum menjawab pertanyaan itu.
"Kau tau, jika kau mengatakan yang sebenarnya kau akan dituntut dan reputasi rumah sakit ini akan terancam. Buanglah dulu rasa kemanusiaanmu untuk saat ini."
Mulutnya sedikit terbuka di balik masker itu. Dia tak percaya, hanya karena mementingkan reputasi rumah sakit mereka tega memanipulasi kematian seseorang.
"Jika kau tak mau mengatakannya. Biarkan aku saja." Temannya berlalu begitu saja, membiarkan Dokter Kang itu termenung dalam tempatnya.
Tidak, dia akan mengatakan yang sebenarnya. Ia akan mengaku ini adalah kecerobohannya, dia akan bertanggung jawab. Iya, dia harus mengatakannya.
Segera dia bangkit dari posisinya, melangkah dengan mantap meninggalkan ruangan operasi itu. Namun saat ia akan meraih pintu geser itu, sebuah tangan menghentikan pergerakannya. Dan otomatis dia berbalik, menatap orang yang menghentikan pergerakannya.
"Simpan saja pengakuanmu Kang. Yang dikatakan Dokter Lee benar, ini semua demi kebaikan rumah sakit ini. Dan perlu kau tau, jika kau mengakui segalanya, karir mu sebagai dokter akan hancur begitu saja. Perjuangan mu sebagai dokter itu akan sia-sia."
Setelah mengatakan kalimatnya dokter anastesi itu pergi begitu saja meninggalkan Dokter Kang yang terpaku di tempatnya dengan tangan menahan pintu geser itu agar tetap terbuka.
Dia dilema setelah mendengar ucapan dokter anastesi itu.
Di satu sisi dia tak ingin membohongi keluarga pasien, namun disisi lain dia juga tak ingin impian menjadi seorang dokter hilang begitu saja. Dia harus merelakan masa remajanya untuk belajar agar menjadi seperti ini.
Dengan berat hati, dia melangkah meninggalkan ruangan itu. Melangkah menuju tempat keluarga pasien menunggu.
Dokter Kang menghentikan langkahnya ketika telinganya mendengar tangisan hebat seorang wanita dan teriakan seorang gadis yang memanggil Appanya.
Dengan langkah ragu dia mendekati mereka. Berhenti disamping Dokter Lee yang tengah berdiri memperhatikan mereka dengan prihatin.
Sekilas Dokter Lee menatapnya lalu berlalu begitu saja meninggalkan lorong itu.
Dengan perasaan bersalah, dokter itu mendekati sang gadis. Dia berjongkok karena sang gadis terduduk diatas lantai dingin lorong itu.
Tanpa ragu tangannya terulur mengusap lembut puncak kepala gadis itu. Membuat sang gadis mendongkangkan kepalanya, menatap Dokter Kang dengan mata sembab.
"Maaf. Aku tak bisa menyelamatkannya. Aku benar-benar minta maaf, semua ini kesalahanku." Gumam Dokter Kang pelan. Namun gadis itu dapat mendengar apa yang diucapkan dokter itu.
Setelah mengusap beberapa kali puncak kepala gadis itu, Dokter Kang berdiri lalu membungkuk dalam kepada sang ibu.
"Kami benar-benar minta maaf." Ucapnya dengan penuh rasa bersalah.
Tanpa menunggu respon keduanya, si Dokter Kang pergi meninggalkan mereka yang masih sedih dengan kepergian kepala keluarganya.
Sepanjang langkahnya menuju ruangan miliknya, hati dokter itu terasa sakit dan rasa bersalah yang besar juga melandanya.
Dia bangun dengan nafas yang terengah, kepalanya terasa pusing karena sekali sentakan dia bangun dari tidurnya.
Keringat mengalir deras dari pelipis, punggung dan telapak kaki dan tangannya.
Wajahnya terlihat pucat, tubuhnya bergetar hebat.
Mimpi itu lagi!
Akhir-akhir ini dia selalu memimpikan hal yang sama. Namun kali ini mimpinya semakin jelas dan detail. Seakan dia kembali lagi ke masa itu.
Kejadian tiga tahun lalu menjadi mimpi buruknya. Dia ingin melupakan kejadian itu. Tapi, dia pikir mungkin ini adalah balasan dari Tuhan untuknya karena kecerobohannya pada saat itu.
"Aaah... apa yang harus aku lakukan agar terbebas dari rasa bersalah ini?" lirihnya, menatap kosong kedepan.
Dia melamun― melamunkan kesalahan terbesar yang pernah ia lakukan dalam hidupnya.
Maapkeun kalo banyak typo yang bertebaran yaaa gengsss
Jangan lupa pencet bintang yang ada di pojokan yaaa, kaga akan lama kok :'v
Jangan lupa buat comment juga)))
@ChanReaction0606
Kalo pengen liat cerita aslinya, liat aja di akun yang di atas yaaaa
Tertanda
*Rin
Jodohnya para oppa oppa')
Kota Antah Berantah, 26 Januari 2020

KAMU SEDANG MEMBACA
Because You
Fiksi PenggemarKarena rahasia terbesar ku adalah kesalahan terbesar ku. Dan perlu kau tau, kau adalah salah satu rasa bersalah yang selama ini aku rasakan. Tapi percayalah, kau adalah hal paling indah yang pernah ku miliki selama aku menghirup udara ini. ~Kang Min...