Author pov
"Beneran?" Tanya Doyoung untuk memastikan.
"Iya, bang." Jisung.
Saat ini, Jisung sedang mengobrol dengan Doyoung di halaman belakang rumahnya.
"Gila ya Winwin. Malah makin panjang entar masalahnya." Doyoung.
"Itu kalo gak berjalan lancar. Kalo berjalan lancar bakal cepet selesainya." Jisung.
"Lo setuju sama rencana Winwin?" Tanyanya.
"Iyalah, bang. Kan itu cara satu-satunya." Jisung.
"Kalo gitu, lo harus bener-bener ngejagain orang yang lo sayang." Doyoung.
"Maksudnya?" Jisung.
"Gue gak perlu nyebut namanya juga lo pasti bakal tahu. Ingetnya, kalo rencana itu gagal, dia pasti bakal sama nasibnya kayak Heejin." Jelas Doyoung.
"Btw, gue heran. Kenapa bang Winwin nyuruh gue ngasih tau ke lo yang notabenenya sepemikiran sama bang Jaehyun." Jisung.
"Jawabannya cuma satu. Penghianat." Doyoung.
"Penghianat?" Jisung.
"Setelah Winwin. Dan lo?" Doyoung.
Jisung hanya menjawabnya dengan senyuman.
Disaat yang sama, seseorang tidak sengaja mendengar obrolan Doyoung dan Jisung.
"Gue kira Jisung. Ternyata bang Doyoung." Katanya lalu pergi entah kemana.
----«»----
6.30 a.m.Kini Yura sedang sibuk dengan urusannya di ruang tengah.
Selama 2 jam ia mengotak-ngatik ponsel miliknya.
Sedang apa? Tentu sedang berkirim pesan dengan Hwang Hyunjin.
Ia tiba-tiba teringat Hyunjin semenjak Jisung menanyakan satu kalimat keramat di sekolah tadi.
Labil memang. Yura terlalu labil dengan perasaannya. Awalnya ia telah memutuskan bahwa ia menyayangi Hyunjin seperti kakaknya sendiri. Tapi, tiba-tiba Yura ragu karena perkataan Jisung.
Dasar Park Jisung, pikir Yura.
"Ah!" Yura teringat sesuatu.
Ia lupa bahwa ia akan mewakili kelasnya untuk pensi. Yang membuatnya merasa frustasi adalah, waktu ia latihan yang sangat sedikit. Ia segera menelfon Wonyoung.
Ya, Wonyoung. Tidak mungkin ia menelfon Yoojung. Ingat hubungan mereka merenggang?
"Ya?" Wonyoung.
"Ah, Wonyoung. Soal pensi itu gimana ya?" Yura.
"Entahlah. Gue juga gak paham. Emm gimana kalau lo yang atur?" Wonyoung.
"Bisa aja sih." Yura.
"Yaudah tolong atur ya... Gue lagi sibuk banget. Terus yang lain juga keliatannya masih banyak kerjaan." Wonyoung.
"Oke." Yura.
Tut
"Huh..." Yura membuang nafas berat.
KAMU SEDANG MEMBACA
MY BROTHER || NCT (SUDAH TERBIT)
Fanfiction[END/Book #1] "Benci banget gitu ya kalau gue hadir?"- Kim Yura «Penuh teori, pecahkan sendiri» (Beberapa part di hapus untuk kepentingan penerbitan. Sudah terbit di Pearl Publisher) => Cerita ini hanyalah cerita fiksi dan ditujukan untuk hiburan s...