"Gue pulang yah. Lo, ati-ati dirumah. Salam sama Mama" Geri hendak pamit, namun gadis dihadapannya menahan lengannya
Geri menoleh lalu tersenyum riang "Bilang maaf ke mama pulangnya kemaleman"
"Besok-besok, jangan ajak aku. Aku mau kita berdua aja, jangan ajak siapapun"
Geri terkekeh "Tenang aja, nanti gue gak bakalan ajak Gea. Kita jalan berdua aja, gitukan mau lo?"
Caca mengangguk senang "Yaudah, kaka hati-hati dijalan yah. Kalo udah sampe rumah kabarin aku"
***
"Aku pilih timur aja yaah, soalnya perasaanku gak bisa ku utarakan"
"Awali pagimu dengan sarapan, kemarin aku awali dengan senyum gebetan jam 9 pagi udah kena magh"
"Makan kue basah harus dihandukin dulu gak sih?"
"Mie sedap karinya nendang, eh pas gue tendang balik, mienya tumpah dongg"
"Kemaren gue pulang liat bendera kuning depan rumah, pas masuk gak taunya bokap gue nyalon golkar"
"Apa bener kalo The Nun mati ketemu Ba jadi Iqlab?"
Ucapan tak berfaedah dari Geri, Bamd dan Bagas harus terpotong oleh suara bel sialan tersebut
Seorang guru berjanggut masuk kelas dengan kaca mata yang berada dipangkal hidungnya
"Bagas, pimpin doa bersama" titah guru bernama Bunyamin tersebut
"Semuanya bersiap, tundukkan kepala. Berdoa sesuai agama dan kepercayaan masing-masing. Berdoa dalam hati, dimulai"
"Bismillah-" Geri membaca doa dengan lantangnya, namun tak berselang lama,seseorang memotong ucapannya
"BACANYA DALAM HATI AJA WOYY! BUDEG LO!" teriak Bams
"Hati gue udah sepenuhnya buat Gea, gimana dong?" tanya Geri dengan wajah songongnya dan mendapat sorakan dari seluruh penghuni kelas
"Sudah! Sekarang keluarkan kertas juga pulpen. Kita ulangan harian" suruh Pak Bunyamin
"Lah pak! Kita gak belajar semalem"
"Siapa suruh?"
Geri mendengus, lagi-lagi ulangan dadakan. Kenapa sering banget ngadain ulangan dadakan gini sih? Gak tau apa kalo kek gini tuh bikin deg-degan?
Pak Bunyamin mengajukan beberapa pertanyaan dan sekarang tinggal Geri mengisinya. Dan lebih dari 10 menit cowok itu hanya memandangi tulisanya saja diatas kertas putih
Geri menoleh kearah meja guru, disana pak Bunyamin sedang mencatat sesuatu.
Aman
Rasanya terlalu hambar jika melulu tentang ulangan. Geri mengeluarkan ponselnya dan menelpon seseorang
~Goyang nasi padang pake sambal rendang ~Sama orang minang, yang ikut bergoyang ~Dijamin pasti tak mau pulang ~Maunya terus digoyang
Bagas, yang merasa ponselnya berdering panik bukan kepalang. Dalam hati ia mengumpati Bams yang seenak hatinya mengganti nada dering, dan siapapun yang menelponnya
"Siapa yang menyalakan musik?" tanya Pak Bunyamin garang
"Bagas pak! Katanya ulangan bakalan sepi kalo gak didangdutin" sahut Bams seraya menunjuk Bagas, lalu bertos ria dengan Geri
"Nggak!" Bagas menatap Bams dan Geri tajam "Nggak pak, saya gak ada ngomong gitu. Sumpah!" elak Bagas
Selagi Bams masih tertawa, menertawakan Bagas. Geri menyobek kertas dibukunya dan membentunya menjadi bola-bola lalu melemparkannya tepat dibawah kaki Bams
KAMU SEDANG MEMBACA
[Bukan] Couple Goals [SUDAH TERBIT]
Teen Fiction"Nah kalo misalnya kita lagi jalan, dan kita ketemu tai, lo mau bagi dua gak sama gue?" tanya Geri "Pertanyaan bodoh macam apa itu Ger?" "Udah jawab aja. Gue serius, layak atau nggaknya lo sebagai manusia ditentukan dari gimana cara lo jawab pertan...