Geri sedang melakukan peregangan dihalaman depan rumahnya. Ia berniat untuk lari pagi hari ini.
Ini suatu fenomena langka bagi seorang Geri putra Nugraha. Cowok itu jarang bangun pagi dihari minggu
Pantang bangun sebelum diguyur.
Namun sekarang Geri sudah bersiap dengan celana trainning selututnya juga kaos putih dan handuk kecil dilehernya. Oh, jangan lupakan dengan earphone putih dikedua telinganya
Saat membuka pintu, Geri melihat Dimas sedang menyiram tanaman milik Dewi
“Dalam rangka apa kamu lari pagi?” Heran Dimas
“Meningkatkan iman dan takwa.” Jawab Geri asal
”Mau ke taman kota yah bang? Nitip bubur yah kalo ada.” Ujar Dimas
“Bunda kan buat sarapan banyak. Makan dirumah aja udah, hemat. Abang mau ke rumah Gea daaaah” Geri berlari kecil menyusuri jalanan komplek menuju rumah Gea.
Gea pasti masih tidur, begitulah sekiranya fikiran Geri
Namun dugaannya salah. Gea baru saja keluar dengan mata sayunya. Sudah lengkap seperti setelan Geri, hanya saja kaos yang Gea kenakan berwarna hitam
Geri berjalan mengendap dibelakang Gea, berniat mengagetkan cewek itu
“Dorr!” Geri menarik leher Gea dan menggesekkan kepalan tangannya diatas kepala cewek itu
“Kaget” respon Gea datar dan mulai melangkah
Geri misuh-misuh ditempatnya melihat respon Gea, Geri kan jadi tengsin.
“Manda, tunggu.” Geri menyusul Gea, lalu berlari disebelahnya
“Lo kurang tidur yah?” Tanya Geri saat melihat Gea memiliki mata panda
Gea tak menjawab, ia terus berlari dan meninggalkan Geri
Geri berdecak dan menarik tangan Gea, berhasil. Geri berhasil menghentikan langkahnya. Lalu tangan Geri terulur untuk menyentuh kening Gea, panas. Geri memperhatikan dengan seksama wajah Gea yang tampak sayu dihadapannya
“Lo sakit?” Geri menangkup kedua pipi Gea.
Hangat.
Gea bahkan sempat memejankan matanya sejenak saat merasakan hangatnya sentuhan Geri pada kulit wajahnya
“Lepas Ger, gue mau lari pagi. Dengan kaya gininya lo, itu bakalan buat gue semakin sakit.”
Mengelus punggung tangan Geri selama dua detik lalu menurunkannya perlahan
Lalu tanpa aba-aba Geri memeluk Gea, menyandarkan kepala gadisnyanya pada dada laki-laki itu. Geri menghirup aroma shampo Gea, Vanilla.
Sepertinya Gea sudah keramas.
Gea melepaskan pelukannya dan menatap Geri dalam.
“Udah sehat belom? Lo kan kalo sakit cuma gue peluk, sakitnya bakalam langsung ilang.” tangan Geri mengelus lembut pipi Gea
“Kali ini sakitnya gak bakalan ilang sekalipun lo peluk gue.”
“Terus gue harus gimana supaya lo sehat lagi?”
“Gak usah gimana-gimana, kaya Geri yang biasanya aja” jawab Gea lemas
“Lo kalo sakit istirahat aja Manda. Jangan maksain buat lari.”
“Oh, gitu ya? Kalo gitu silahkan lari, biar gue diem disini.” Gea mempersilahkan Geri berlari
Geri mundur dua langkah lalu menepi, mengisyaratkan Gea untuk lari lebih dulu.
KAMU SEDANG MEMBACA
[Bukan] Couple Goals [SUDAH TERBIT]
Novela Juvenil"Nah kalo misalnya kita lagi jalan, dan kita ketemu tai, lo mau bagi dua gak sama gue?" tanya Geri "Pertanyaan bodoh macam apa itu Ger?" "Udah jawab aja. Gue serius, layak atau nggaknya lo sebagai manusia ditentukan dari gimana cara lo jawab pertan...